Esok harinya, Sky dan Nani kembali berada di gedung GMMTV. Setelah istirahat singkat, mereka kembali bertemu di ruang meeting bersama tim mereka. Kedua aktor tersebut duduk berdampingan, terpisah hanya oleh meja panjang yang penuh dengan laptop dan catatan kegiatan. Meskipun keduanya cukup sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka tetap merasa nyaman satu sama lain, seperti biasa.
Hari ini, agenda mereka adalah pembahasan tentang jadwal dan kegiatan mendatang, yang mengharuskan mereka berada dalam satu ruang untuk menyamakan langkah dan mengatur waktu dengan tim. Selain itu, karena kebetulan mereka satu manajer, Phi Som, semuanya jadi lebih mudah diatur bersama.
Sky menyandarkan punggungnya di kursi, melihat ke arah Nani yang sedang serius mencatat beberapa hal di kertas. Nani tampak sangat fokus dengan pekerjaannya, wajahnya yang selalu terkesan cool dan tanpa ekspresi. Sky, di sisi lain, sering mencuri pandang ke arahnya, entah kenapa, rasa ingin tahu tentang apa yang sedang dipikirkan Nani semakin kuat. Tapi Sky juga tahu bahwa mereka harus tetap profesional, jadi dia menahan diri untuk tidak terlalu banyak bertanya.
"Jadi, Sky, lo bisa hadir untuk event yang diadakan minggu depan?" tanya manajer mereka, mengalihkan perhatian Sky dari pikirannya.
Sky mengangguk, "Iya, pasti. Cuma tinggal diatur waktunya aja," jawabnya sambil mencatat di ponselnya. Sesekali, matanya melirik ke arah Nani yang masih sibuk dengan catatannya.
"Tapi, Nani, lo bisa, kan?" tanya manajer mereka lagi, mengalihkan perhatian pada Nani.
Nani mengangguk tanpa menoleh, "Bisa, kayaknya. Nggak ada jadwal lain." Suaranya tenang, tanpa terlalu banyak bicara, seperti biasa. Sky tahu, meskipun Nani terlihat tenang, kadang ada banyak hal yang dia pikirkan di balik ekspresinya yang datar.
Setelah beberapa saat mendengarkan, Sky kembali merasa agak canggung. Tadi malam, perasaan yang muncul saat Nani menghabiskan waktu dengan pacarnya masih terngiang di kepalanya. Sky mencoba untuk mengalihkan perhatian dengan mencatat beberapa hal di laptop, tapi sepertinya Nani juga tidak terlalu peduli dengan apa yang ada di sekeliling mereka.
"Ngomong-ngomong, gue liat lo posting foto kemarin, Nani," Sky akhirnya membuka percakapan, suara rendah dan santai. Namun, dalam hatinya, ada perasaan tidak nyaman yang menggerogoti. Sky mencoba terdengar biasa saja, meski dalam hatinya dia ingin tahu lebih banyak tentang hubungan Nani.
Nani menoleh ke arah Sky, dan untuk sesaat, ekspresi wajahnya berubah sedikit, meskipun dia cepat-cepat menyembunyikannya. "Iya, cuma jalan-jalan sebentar. Libur kan, jadi manfaatin." Jawab Nani sambil tersenyum tipis, tapi dia langsung kembali fokus ke depan, seolah menghindari topik itu lebih jauh.
Sky mengangguk, tapi dalam hatinya ada sedikit kekosongan. Mungkin karena dia tahu hubungan antara Nani dan pacarnya sudah cukup serius, dan meskipun dia mencoba untuk bersikap normal, perasaan itu tetap sulit diabaikan.
"Emang lo nggak khawatir gitu, soal fans yang terus nebak-nebak?" Sky bertanya lagi, berusaha mencari tahu lebih banyak meskipun dia tahu ini bisa membuat Nani merasa tidak nyaman.
Nani hanya tertawa pelan, "Fans emang suka nebak-nebak, tapi ya udah lah, biarin aja. Gue nggak terlalu mikirin itu." Jawab Nani dengan santai, seakan hal tersebut sudah biasa baginya.
Sky merasa sedikit lega, meskipun dalam hatinya masih ada rasa penasaran yang belum sepenuhnya terjawab. Sementara itu, Nani tetap menjaga jarak antara dunia pribadi dan publiknya, tak ingin terlalu banyak berbagi.
~
Saat itu, manajer mereka melanjutkan diskusi tentang jadwal untuk minggu depan, tetapi Sky dan Nani tampak seperti berada dalam dunia mereka sendiri, meskipun saling duduk berdampingan.
Selesai rapat, mereka berdua berjalan keluar dari ruang meeting bersama. Suasana di sekitar mereka cukup santai, tetapi Sky tetap merasakan keheningan yang tiba-tiba muncul di antara mereka. Mereka sudah sering bertemu, tetapi hari ini, Sky merasa sedikit canggung.
"Lo ada waktu kosong nanti?" tanya Nani setelah beberapa langkah berjalan bersama, memecah keheningan.
Sky menoleh, sedikit terkejut. "Kenapa?"
"Ada beberapa hal yang gue mau omongin," jawab Nani dengan nada datar, tetapi Sky bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda dari cara Nani berbicara.
Tentu saja, Sky penasaran, tetapi dia juga tahu bahwa kadang Nani suka mendiamkan diri sebelum akhirnya mengungkapkan sesuatu yang penting.
"Yuk, makan siang dulu," Sky mengajak, berusaha membuat suasana lebih ringan. "Mungkin sambil ngomongin hal-hal penting yang lo mau omongin."
Nani mengangguk setuju. Mereka berdua kemudian berjalan menuju restoran di lantai bawah gedung GMMTV, meskipun ada perasaan aneh yang menggantung di udara antara mereka. Sky tidak bisa menahan rasa ingin tahunya, dan entah kenapa, dia merasa bahwa mungkin ada sesuatu yang sedang Nani pikirkan-sesuatu yang lebih dari sekadar urusan pekerjaan.
Namun, apapun yang akan dibahas nanti, Sky tahu bahwa ini adalah momen di mana mereka akan kembali berhadapan dengan perasaan yang selama ini mereka coba sembunyikan.
TO BE CONTINUE~
KAMU SEDANG MEMBACA
Imina SkyNani | Behind the Scenes
Fiksi PenggemarSebuah perjalanan hubungan antara dua aktor GMMTV, Sky dan Nani, yang awalnya hanya sahabat dan partner kerja dalam sebuah proyek, High School Frenemy. Bermula menjadi teman hingga sahabat hingga hubungan yang semakin dalam di balik layar, mereka me...