[Season 2] Unfold

635 30 0
                                    



~

Pagi berikutnya, Sky dan Nani punya jadwal pemotretan untuk majalah yang akan menjadi bagian dari promosi series mereka. Lokasi pemotretan adalah sebuah studio besar di pusat kota Bangkok.

Nani datang lebih dulu. Dia duduk di ruang tunggu, memainkan ponselnya sambil menunggu Sky. Tak lama kemudian, Sky muncul, mengenakan jaket denim dengan gaya kasual yang membuatnya terlihat lebih muda dari usianya.

"Lo cepet banget hari ini," kata Sky sambil duduk di samping Nani.

"Gue emang gitu orangnya, beda sama lo," jawab Nani dengan senyum menggoda.

Sky hanya terkekeh, lalu mengeluarkan botol air dari tasnya. "Hari ini bakal panjang. Lo udah siap, kan?"

Nani mengangguk. "Selalu."



~

Sesi pemotretan dimulai dengan konsep casual summer vibes. Mereka diminta untuk berpose bersama dalam berbagai adegan, termasuk duduk bersebelahan sambil tertawa, saling menatap dengan ekspresi serius, hingga adegan bermain air di kolam mini yang disediakan studio.

Saat break, Sky duduk di salah satu kursi di pojok studio, mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Nani menghampiri sambil membawa dua kaleng soda dingin.

"Capek?" tanya Nani sambil menyerahkan satu kaleng kepada Sky.

"Lumayan," jawab Sky sambil membuka kalengnya. "Tapi ini fun, kok. Gue suka konsepnya."

Nani duduk di samping Sky. Mereka minum dalam diam selama beberapa saat, menikmati momen tenang di tengah kesibukan.



~

Sore harinya, mereka kembali ke gedung GMMTV untuk menghadiri meeting singkat dengan tim produksi. Dalam perjalanan ke ruang rapat, Nani tanpa sengaja menabrak bahu Sky, membuat kaleng soda yang masih dibawanya tumpah sedikit ke lantai.

"Eh, sorry, Sky!" kata Nani buru-buru.

Sky hanya tertawa kecil. "Santai aja. Gue nggak apa-apa."

Namun, Nani merasa bersalah. Dia mengeluarkan tisu dari sakunya dan mulai membersihkan lantai. Sky menatapnya dengan senyum hangat, lalu ikut membantu.

"Lo nggak perlu segitunya, Nan," kata Sky.

"Gue nggak enak, tahu," jawab Nani sambil terus membersihkan.

Sky menggeleng sambil tersenyum. "Lo emang orangnya kayak gitu, ya. Terlalu perhatian."

Nani berhenti sejenak, menatap Sky. "Apa itu masalah?"

Sky menggeleng lagi. "Nggak, justru itu bikin lo spesial."

Kata-kata itu membuat Nani terdiam. Ada sesuatu dalam nada suara Sky yang terdengar tulus, sesuatu yang membuat hatinya terasa hangat.



~

Malamnya, setelah semua jadwal selesai, mereka memutuskan untuk makan malam bersama di salah satu restoran favorit mereka.

"Lo inget nggak, kita pertama kali ke sini pas project pertama kita bareng?" tanya Sky sambil memutar-mutar sumpitnya.

Nani mengangguk. "Inget banget. Lo waktu itu nggak tahu mau pesan apa, jadi lo cuma ikutin gue."

Sky tertawa. "Dan ternyata gue suka banget makanannya."

Mereka mengobrol tentang berbagai hal, dari pekerjaan hingga hal-hal ringan seperti cuaca dan acara TV favorit mereka. Namun, di balik percakapan santai itu, ada rasa yang tidak terucapkan, sesuatu yang hanya bisa dirasakan tetapi sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.

Ketika mereka berpisah malam itu, Nani kembali ke apartemennya dengan perasaan campur aduk. Dia menatap gelang merah di pergelangan tangannya, mengingat momen di Chiang Mai ketika Sky membelikannya.

"Kenapa semuanya terasa semakin rumit?" pikirnya.

Namun, meski hatinya dipenuhi dengan pertanyaan, dia tahu satu hal pasti: Sky adalah bagian penting dalam hidupnya sekarang, dan apa pun yang terjadi, dia tidak ingin kehilangan itu.






TO BE CONTINUED~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang