[Season 2] Treats 1

76 5 0
                                    

Rutinitas Nani dan Sky kembali berjalan seperti biasa. Jadwal mereka penuh dengan pemotretan, promosi series, hingga latihan untuk event tahunan GMMTV. Namun, di sela-sela kesibukan itu, ada sesuatu yang berubah. Tidak ada yang mengucapkan kata-kata spesifik, tetapi hubungan mereka terasa lebih intens, lebih... pribadi.



~

Malam Hari di Apartemen Nani

Setelah seharian bekerja, Nani memutuskan untuk mengambil waktu sendiri. Dia duduk di ruang tamu dengan secangkir teh hijau, mencoba merelaksasi pikiran. Tapi, seperti sudah menjadi kebiasaan, ponselnya bergetar.

Sky: "Lagi ngapain?"
Nani: "Santai aja di rumah. Lo?"
Sky: "Baru balik. Gue lapar, boleh ke tempat lo?"

Nani tersenyum kecil, tahu bahwa Sky tidak benar-benar butuh alasan untuk datang.

Nani: "Dateng aja. Tapi gue nggak masak apa-apa."
Sky: "Nggak apa-apa, gue bawain makanan."



~

Tak lama kemudian, Sky muncul di depan pintu apartemen Nani dengan kantong plastik berisi makanan dari restoran favorit mereka. Mereka duduk di lantai ruang tamu, makan bersama sambil menonton film lama yang diputar di TV.

"Gue nggak pernah ngerti kenapa lo suka film lama kayak gini," komentar Sky sambil menyendok nasi.

"Karena film lama punya cerita yang dalam, beda sama film modern yang kadang cuma modal efek," jawab Nani santai.

Sky mengangguk kecil, meski matanya lebih banyak tertuju pada Nani daripada layar.

"Nani," panggil Sky tiba-tiba, nadanya lebih serius.

"Hmm?"

Sky meletakkan sendoknya, menatap Nani dengan intens. "Lo tahu kan kalau gue selalu ada buat lo? Apapun yang lo butuhin, kapanpun."

Nani berhenti makan, merasa jantungnya berdebar sedikit lebih cepat. "Gue tahu, Sky. Lo selalu begitu sejak awal."

"Dan gue bakal terus begitu," lanjut Sky, suaranya pelan tapi tegas. "Gue nggak mau lo ngerasa sendiri, meskipun kadang gue tahu lo masih bingung soal kita."

Nani menunduk, memainkan sendok di tangannya. Dia tahu Sky benar. Dia memang butuh waktu, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Sky selalu ada untuknya, tidak peduli seberapa sibuk atau lelahnya mereka.

"Sky," kata Nani akhirnya, menatapnya. "Gue nggak mau janji apa-apa sekarang. Tapi gue juga nggak mau kehilangan lo."

Sky tersenyum kecil, mengangguk pelan. "Gue ngerti, Nan. Gue di sini buat lo, apapun keputusannya nanti."



~

Setelah beres-beres, mereka kembali duduk di sofa. Obrolan mereka ringan, sesekali tertawa, tapi ada kehangatan yang sulit dijelaskan.

Sky tiba-tiba memandang ke luar jendela. "Bangkok selalu ramai, ya. Kadang gue kangen suasana Chiang Mai, tempat lo."

"Lo bisa kapan aja ke sana. Gue selalu terbuka buat ngajak lo balik ke kampung gue," jawab Nani sambil tersenyum.

"Gue bakal senang banget kalau bisa balik ke sana, tapi cuma kalau lo yang ngajak," balas Sky, matanya berkilat nakal.

Nani tertawa kecil, tapi di dalam hatinya, dia tahu Sky serius.



~

Ketika Sky akhirnya bersiap untuk pulang, Nani mengantarnya sampai pintu.

"Lo hati-hati, ya," kata Nani, seperti biasa.

Sky mengangguk, tapi sebelum pergi, dia menepuk pelan kepala Nani. "Lo juga. Jangan terlalu mikirin banyak hal, oke?"

Nani hanya mengangguk, menutup pintu setelah Sky pergi. Tapi ketika dia kembali ke ruang tamu, pandangannya jatuh pada kotak kecil yang tertinggal di meja.

Itu gelang merah yang Sky beli di Chiang Mai.

Di bawahnya ada catatan kecil: "Supaya lo selalu inget kalau gue ada buat lo."

Nani menghela napas, matanya sedikit berkaca-kaca. Dia memegang gelang itu erat-erat, merasa bahwa mungkin, perlahan, dia mulai menemukan jawabannya.






TO BE CONTINUED~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang