Setelah sesi live TikTok yang penuh canda tawa, Sky dan Nani kembali ke set untuk melanjutkan syuting MV OST HSF. Suasana semakin sibuk dengan kru yang menyiapkan segala sesuatu untuk pengambilan gambar berikutnya. Meskipun keduanya berusaha terlihat profesional, perasaan yang tak terucap antara mereka semakin sulit untuk diabaikan.
Saat break kedua dimulai, keduanya memutuskan untuk pergi ke toilet bersama, meskipun pada awalnya mereka merasa sedikit canggung. Di belakang layar, mereka lebih sering terlihat bersama, tetapi kali ini mereka benar-benar berada di tempat yang lebih pribadi—dan itu sedikit membuat hati mereka berdebar-debar.
Begitu tiba di toilet, Sky membuka pintu untuk Nani terlebih dahulu, dan keduanya masuk. Tidak ada suara lain selain langkah kaki mereka yang bergema di ruang kecil itu. Mereka berdiri di depan cermin besar, merenung sejenak.
"Lo kenapa, Sky? Kayak ada yang mengganjal gitu," tanya Nani, melihat Sky yang agak tampak gelisah. Wajahnya yang biasa tenang terlihat sedikit lebih serius dari biasanya.
Sky menatap cermin, mencoba menyembunyikan rasa canggung yang mulai merayap di dalam dirinya. "Gue nggak tahu, Nani. Tadi pas live bareng lo... ada yang beda, ya. Rasanya kayak... kita udah bukan cuma temen biasa lagi."
Nani memutar tubuhnya sedikit, menatap Sky yang kini berdiri lebih dekat dengannya. Dia bisa merasakan ketegangan yang ada di udara—sesuatu yang sudah mereka rasakan selama ini, namun kini menjadi semakin nyata.
"Lo merasa gitu juga?" tanya Nani, suaranya lebih rendah, seperti mencoba menahan emosi yang tumbuh. "Gue juga nggak bisa bohong, Sky. Rasanya ada yang lebih dari sekadar teman, dan gue... gue nggak tahu apa yang harus gue lakuin."
Hening sejenak. Kedua pria itu saling menatap di cermin, namun tidak ada satu pun yang berbicara. Hanya ada suara napas yang lebih dalam, saling mempengaruhi satu sama lain. Sky merasakan denyut jantungnya yang makin cepat, dan tanpa sadar, jarak antara mereka semakin dekat. Hanya beberapa langkah lagi, mereka bisa saling merasakan kehangatan tubuh satu sama lain.
Nani perlahan mengangkat tangannya, menyentuh bahu Sky dengan lembut, seolah memberinya rasa nyaman tanpa kata-kata. Sky menatap tangan Nani di bahunya, merasakan ketegangan yang semakin kuat di antara mereka. Dengan sedikit kebingungan, Sky mengangkat tangannya dan menyentuh tangan Nani, menggenggamnya sebentar.
"Apa kita... harus ngomongin ini?" tanya Sky dengan suara pelan, lebih banyak untuk dirinya sendiri daripada untuk Nani. Dia merasa bingung, karena hubungan mereka sudah sangat dekat, tapi ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan. Sesuatu yang lebih sulit untuk diungkapkan.
Nani menatapnya dengan tatapan yang lebih dalam dari sebelumnya, seolah-olah dia mencari kepastian, meskipun dia sendiri masih ragu dengan apa yang sebenarnya dia inginkan. "Gue nggak tahu, Sky. Tapi... gue nggak mau kehilangan lo. Itu yang paling penting buat gue sekarang."
Mendengar itu, Sky merasa hatinya berdebar lebih cepat. Dia ingin mengatakan sesuatu yang lebih, sesuatu yang lebih dalam, tapi kata-kata terasa sulit keluar. Alih-alih berbicara lebih banyak, dia hanya mendekatkan wajahnya ke Nani, tubuh mereka hampir bersentuhan. Nani, yang melihat kedekatan itu, perlahan-lahan bergerak sedikit lebih dekat, memaksakan dirinya untuk tidak melawan perasaan yang sudah muncul.
Kemudian, tanpa kata-kata, Nani bergerak sedikit lebih maju, menyentuh bibir Sky dengan lembut. Ciuman itu tidak terburu-buru, namun penuh dengan perasaan yang mereka simpan begitu lama. Ciuman pertama mereka itu penuh dengan perasaan yang belum pernah diungkapkan sebelumnya—rasa bingung, rasa takut kehilangan, dan perasaan yang sudah berkembang jauh lebih dalam daripada yang mereka kira.
Begitu mereka menarik diri sedikit, Sky menatap Nani dengan mata yang sedikit terkejut, tetapi penuh dengan keinginan. "Nani, kita nggak... ini bakal bikin rumit semua," Sky berkata dengan suara bergetar, masih merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
"Lo nggak mau?" tanya Nani dengan nada yang lembut, meskipun di dalam hatinya ada ketegangan yang jelas. "Kalau lo nggak mau, gue juga nggak akan maksa, Sky. Tapi gue nggak bisa pura-pura nggak merasa apa-apa."
Sky menatap Nani, mencoba mencari jawabannya dalam mata pria itu. Meski masih bingung dan takut, ada sesuatu yang lebih besar yang membuatnya ingin lebih dekat dengan Nani. "Gue nggak tahu. Tapi... gue nggak bisa nggak merasakan itu juga."
Setelah beberapa detik yang penuh ketegangan, keduanya hanya bisa saling menatap, terjebak dalam dilema yang mereka buat sendiri. Mereka tahu bahwa perasaan mereka lebih dari sekadar teman, tapi apakah itu berarti mereka siap untuk menghadapinya?
Di luar sana, suara kru dan para pemain lain mulai terdengar, menandakan bahwa mereka harus kembali bekerja. Nani tersenyum tipis, menarik napas dalam-dalam. "Kita harus balik ke set. Tapi kita bicara lagi nanti, ya?"
Sky mengangguk pelan, meskipun perasaan yang terpendam di dalam dirinya semakin kuat. Mungkin ini bukan akhir dari kebingungannya, tapi setidaknya untuk saat ini, mereka bisa melanjutkan peran mereka di layar tanpa melupakan apa yang baru saja mereka rasakan.
TO BE CONTINUE~
KAMU SEDANG MEMBACA
Imina SkyNani | Behind the Scenes
FanfictionSebuah perjalanan hubungan antara dua aktor GMMTV, Sky dan Nani, yang awalnya hanya sahabat dan partner kerja dalam sebuah proyek, High School Frenemy. Bermula menjadi teman hingga sahabat hingga hubungan yang semakin dalam di balik layar, mereka me...