Feeling

122 11 0
                                    

Sky duduk di ruangannya di GMMTV, menatap layar ponselnya. Sudah beberapa menit sejak Nani membalas pesannya tadi pagi, dan meskipun ia tahu bahwa pacar Nani adalah bagian dari hidupnya, ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul. Sky sudah biasa melihat Nani dekat dengan banyak orang, terutama dengan pacarnya, tapi entah kenapa pagi ini, hatinya terasa sedikit sesak.

"Lagi jalan bareng pacar, libur 1 hari.”

Itu kalimat yang membuat Sky terhenti sejenak, matanya terpaku pada layar ponsel. Meskipun Nani melanjutkan percakapan dengan singkat dan kemudian kembali fokus pada pacarnya, Sky tidak bisa mengelak dari perasaan yang tiba-tiba membanjiri dirinya.

Terkadang, Sky merasa cemas—mungkin sedikit lebih dari sekadar perasaan teman biasa. Mereka sudah berteman dekat selama dua tahun, namun sering kali Sky merasa seperti ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar persahabatan itu. Ketika mereka bersama, semuanya terasa mudah, seperti tidak ada yang bisa mengganggu mereka. Tapi saat Nani menjawab pesan dengan cepat dan kembali kepada pacarnya, Sky merasakan sedikit kekosongan.

Dia bukan tipe orang yang suka membiarkan perasaan menguasainya, apalagi soal hal seperti ini. Namun, kali ini, perasaan itu berbeda. Saat Nani mengatakan bahwa dia sedang bersama pacarnya, Sky menyadari bahwa dia merasa sedikit terpinggirkan. Meski mereka sering menghabiskan waktu bersama, ada kalanya perasaan ini muncul tanpa diundang.

Sky kembali membuka percakapan terakhir mereka di chat. “Kangen aja ngabarin. Semoga seru jalan-jalannya, ya!” tulisnya dengan harapan agar suasana tidak terlalu canggung. Namun, setelah mengirim pesan itu, Sky tahu bahwa Nani memang sudah ada dalam dunianya sendiri saat ini—dan dia harus menghormati itu.

Di sisi lain, Sky merasa aneh, berpikir tentang apakah Nani tahu tentang perasaan yang sebenarnya Sky miliki. Meskipun mereka sudah dua tahun bekerja bersama, Sky merasa ada semacam jarak yang sulit dijelaskan—sesuatu yang dia rasa tapi tidak bisa dia ungkapkan begitu saja. Dan di momen seperti ini, ketika Nani menghabiskan waktu dengan pacarnya, Sky merasa semakin bingung dengan apa yang harus dia lakukan dengan perasaannya sendiri.

"Ah, gue juga butuh waktu sendiri," gumam Sky pada dirinya sendiri, mencoba untuk tidak terlalu memikirkan Nani dan hubungan pribadinya. Tapi meskipun mencoba mengabaikan perasaan itu, Sky tahu bahwa dia merasa lebih dari sekadar teman terhadap Nani. Sky merasa tidak bisa menghindari kenyataan itu lagi.

Dia meraih ponselnya kembali, memutuskan untuk membuka Instagram, membuka story seperti biasa. Namun matanya kembali tertuju pada foto pemandangan di Taman, yang pasti Nani dan pacarnya berada disana dan baru saja diunggah beberapa jam yang lalu. Sky merasa perasaan aneh itu kembali muncul, kali ini lebih kuat.

Sky menatap foto itu sejenak, kemudian menyentuh layar ponselnya. Dia merasa terjebak di antara kenyataan bahwa dia harus mendukung Nani sebagai teman, tapi di sisi lain, perasaan yang lebih dalam dari sekadar persahabatan mulai tumbuh.

Namun, Sky tahu satu hal—meskipun perasaan itu ada, tidak ada yang bisa dia lakukan saat ini. Nani bahagia dengan pacarnya, dan Sky harus bisa menghormati itu.

"Ini cuma fase," Sky berkata dalam hati, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Gue cuma perlu waktu, mungkin nanti semuanya lebih jelas."

Setelah menatap foto itu lebih lama, Sky menarik napas panjang dan meletakkan ponselnya di meja. Saat ini, dia hanya ingin fokus pada pekerjaan dan rencana-rencana kedepannya. Namun, dalam hati, perasaan itu tetap ada—terselip di antara tawa mereka yang biasa dan momen-momen kecil yang tak terduga.

Sky tahu, meskipun mereka tidak pernah mengungkapkan perasaan itu secara langsung, kedekatan mereka sudah melampaui sekadar persahabatan. Namun, saat ini, ia hanya bisa menunggu, berharap bahwa suatu saat, Nani juga bisa merasakan hal yang sama—atau setidaknya memberi jawaban pasti untuk perasaan yang selama ini ia pendam.

Untuk saat ini, Sky memutuskan untuk menerima kenyataan dan fokus pada apa yang ada di depan mereka. Seiring waktu, mungkin segala sesuatunya akan lebih jelas.

TO BE CONTINUE~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang