Meeting

168 14 0
                                    

Setelah seminggu syuting, dan penuh dengan rintangan—baik dari dalam maupun luar set—akhirnya tiba saat yang sangat dinantikan: penayangan final trailer series mereka. Sky dan Nani, yang sudah menjadi lebih dari sekadar rekan kerja dalam beberapa waktu terakhir, duduk berdampingan di ruang khusus di gedung GMMTV. Kedua pria itu merasa gugup dan cemas, meskipun mereka berusaha untuk tidak memperlihatkan perasaan mereka yang sebenarnya.

Ruang itu gelap, hanya ada layar besar yang memancarkan cahaya, sementara kru GMMTV lainnya, termasuk beberapa pengarah acara dan produser, juga berada di dalam ruangan, menunggu dengan penuh antisipasi. Atmosfer tegang bisa terasa di seluruh ruangan. Sky dan Nani saling melirik sesekali, masing-masing dengan ekspresi cemas yang sulit disembunyikan. Walaupun mereka berdua terlihat tenang di luar, kenyataannya mereka berdua merasa gugup.

"Apa menurut lo trailer ini bakal bagus?" Sky bertanya pelan pada Nani, suara sedikit bergetar meski dia berusaha untuk tetap profesional.

Nani menatap layar tanpa berkata-kata, sedikit mengangkat bahu. "Mungkin. Gue juga nggak tahu. Tapi kita udah lewat banyak proses, kan? Pasti bagus." Walaupun kata-kata Nani terdengar datar, ada ketegangan yang bisa dirasakan. Mungkin bagi Nani, dia sudah terbiasa menjaga ekspresi wajahnya tetap tenang, tapi di dalam hatinya, dia pun merasakan kekhawatiran yang sama dengan Sky.

Sutradara memulai, memberikan beberapa komentar tentang trailer yang baru saja selesai diproduksi. Lalu, layar besar itu menyala, dan trailer dimulai.

Adegan-adegan pertama muncul dengan cepat—semua aksi cepat, dengan dramatisasi cerita mereka sebagai rival di kampus yang berujung menjadi sepasang kekasih. Musik yang menegangkan mengiringi trailer, membangun suasana yang sangat berbeda dari keseharian mereka di luar kamera. Layar menampilkan potongan-potongan adegan intens, termasuk adegan ciuman dan momen penuh ketegangan emosional antara karakter yang mereka perankan.

Sky menahan napas, matanya tetap terpaku pada layar, menonton adegan-adegan mereka berdua yang penuh dengan perasaan yang mereka bahkan belum sepenuhnya sadar mereka rasakan di dunia nyata. Momen ciuman mereka, yang sempat awkward dan tak terduga, kini terlihat begitu alami dan mendalam di layar—sesuatu yang mereka berdua belum sepenuhnya bisa terima.

Nani, yang biasanya sangat mengontrol ekspresi wajahnya, bahkan tak bisa menahan sedikit senyum kecil saat melihat bagian di mana karakternya berinteraksi dengan Sky—tapi ada juga kerutan di dahinya, seakan dia sedang memikirkan hal yang lebih dalam.

Saat trailer berakhir, suasana di ruangan menjadi sangat hening. Semua orang menunggu reaksi mereka berdua, terutama karena trailer ini adalah representasi pertama mereka sebagai pasangan di dunia nyata—meskipun mereka belum siap mengakuinya.

Phi Jo, sang sutradara, dengan senyum lebar di wajahnya, akhirnya membuka suara. "Bagaimana menurut kalian berdua?"

Sky melirik Nani, merasa sedikit canggung. "Itu... menarik Phi," jawabnya, mencoba menghindari terlalu banyak perhatian. Namun, suara Sky terdengar agak sedikit gemetar, seperti dia sedang berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Tapi... apa kita terlihat kayak itu?" Sky menambahkan, dengan nada bercanda, meskipun ada kekhawatiran terselubung di balik kata-katanya.

Nani mengangguk pelan. "Iya, kayaknya kita memang seperti itu, kan? Penuh drama dan segala macam," jawabnya, dengan wajah yang tetap terlihat datar. Tapi di matanya, ada kesan yang lebih dalam—mungkin dia juga mulai menyadari betapa eratnya hubungan mereka di luar set.

 Sky mendengus pelan. "Gue nggak bisa bilang kita nggak kelihatan cocok sih," kata Sky, meskipun dia merasa sedikit bingung dengan perasaannya sendiri.

Ketika trailer itu diumumkan akan tayang pada GMMTV 2025, ruangan itu dipenuhi tepuk tangan dari kru yang hadir. Semua orang tampak puas dengan hasilnya, tapi Sky dan Nani—meskipun terkesan—merasa ada perasaan yang lebih rumit sedang berkembang di antara mereka.

Setelah itu, Sky dan Nani saling melirik, seolah mencoba mencari tahu apakah mereka berdua merasakan hal yang sama.

"Jadi, siap untuk tampil di depan semua orang?" Sky bertanya dengan senyum tipis, mencoba membuat suasana sedikit lebih santai.

Nani hanya mengangguk tanpa berkata-kata, tapi senyum kecil di sudut bibirnya menunjukkan bahwa dia mungkin lebih siap dari yang dia kira. "Yah, kita udah kerja keras untuk ini. Semoga mereka suka."

Kedua pria itu kembali duduk berdampingan, namun ada sesuatu yang berubah antara mereka—mungkin, perasaan yang telah mereka pertahankan terlalu lama akhirnya mulai terlihat jelas. Mereka berdua, tanpa mengatakannya, tahu bahwa ini lebih dari sekadar kerja sama. Namun, mereka masih memilih untuk diam, berusaha untuk tidak mengakui apa yang mulai tumbuh di antara mereka.

Hari itu berakhir dengan tepuk tangan meriah, namun Sky dan Nani tak bisa menghilangkan perasaan yang baru saja mereka rasakan. Mereka tahu bahwa trailer itu hanyalah permulaan. Ada banyak hal yang akan datang, dan mungkin, ada perasaan yang lebih dalam lagi yang harus mereka hadapi—terutama ketika series mereka mulai tayang pada 2025.


TO BE CONTINUE~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang