[Season 2] The Truth

1K 46 1
                                    



~

Cahaya matahari masuk melalui celah gorden. Nani duduk di meja makan dengan secangkir kopi di tangannya, matanya menatap ke luar jendela. Gelang merah itu masih melingkar di pergelangan tangannya, mengingatkannya pada semua momen yang telah dia lalui bersama Sky.

Kemarin malam, setelah percakapan mereka di parkiran, Nani tidak bisa berhenti memikirkan Sky. Setiap kata, setiap tatapan, dan setiap senyum yang Sky berikan terus terulang dalam pikirannya.

Dia tahu. Jawabannya sudah jelas.



~

Pesan untuk Sky

Nani mengambil ponselnya, mengetik pesan untuk Sky.

Nani: "Lo sibuk hari ini?"

Tak lama kemudian, balasan datang.

Sky: "Gue selalu ada waktu buat lo, Nan. Ada apa?"

Nani tersenyum kecil membaca balasan itu.

Nani: "Datang ke apartemen gue sore ini. Ada yang mau gue omongin."

Sky: "Oke. Jam berapa?"

Nani: "Jam lima."

Sky: "Siap. Gue akan ada di sana."



~

Sky tiba tepat waktu, mengenakan kaos hitam sederhana dan jeans. Nani membuka pintu dan membiarkannya masuk.

"Lo masak sesuatu?" tanya Sky, mencium aroma masakan dari dapur.

Nani mengangguk. "Gue cuma bikin sesuatu yang simpel. Lo suka sup tom yum, kan?"

Sky tersenyum lebar. "Banget. Lo inget aja."

Mereka makan malam bersama, membicarakan hal-hal ringan seperti biasanya. Tapi Nani tahu, ada hal yang lebih besar yang harus dia sampaikan.



~

Setelah makan, mereka pindah ke sofa di ruang tamu. Nani menatap Sky dengan serius, menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara.

"Sky, gue mau ngomong sesuatu," kata Nani, suaranya pelan tapi tegas.

Sky duduk tegak, menatap Nani dengan perhatian penuh. "Apa pun itu, gue di sini buat lo."

Nani menunduk sejenak, memainkan gelang merah di pergelangan tangannya. "Gue udah mikir banyak sejak perjalanan kita ke Chiang Mai. Gue sadar, selama ini gue takut. Takut kalau kita nggak bisa jadi apa-apa selain partner kerja atau sahabat. Takut kalau gue bakal nyakitin lo. Tapi gue juga sadar, gue nggak mau kehilangan lo."

Sky tidak mengatakan apa-apa, membiarkan Nani melanjutkan.

"Lo adalah orang yang bikin hidup gue lebih baik, Sky. Lo sabar banget sama gue, dan lo selalu ada buat gue, bahkan saat gue nggak yakin sama perasaan gue sendiri." Nani berhenti sejenak, matanya bertemu dengan mata Sky. "Jadi, kalau lo masih mau nunggu... gue nggak mau bikin lo nunggu lebih lama lagi. Jawaban gue adalah iya. Iya, gue mau kita coba."

Mata Sky melebar sedikit, tapi kemudian senyum hangat muncul di wajahnya. Dia menggenggam tangan Nani, jemarinya menyentuh gelang merah itu.

"Gue udah tau jawabannya, Nan. Tapi dengar lo ngomong langsung bikin gue lebih yakin," kata Sky pelan. "Gue nggak peduli kalau ini butuh waktu. Selama lo ada di sisi gue, gue nggak akan ke mana-mana."

Nani tersenyum, matanya berkaca-kaca. "Thanks, Sky. Lo selalu bikin semuanya terasa lebih mudah."

Sky mendekat, menatap Nani dalam-dalam sebelum bertanya, "Boleh gue cium lo sekarang?"

Nani mengangguk pelan, dan Sky mendekat, menyentuh bibir Nani dengan lembut. Tidak ada keraguan, hanya rasa nyaman dan keyakinan bahwa mereka akhirnya memulai sesuatu yang baru bersama.



~

Mereka menghabiskan malam dengan obrolan ringan di sofa, berbicara tentang masa depan dan bagaimana mereka akan menghadapi semuanya bersama. Sky tidak pulang sampai larut, dan saat dia akhirnya pergi, Nani berdiri di depan pintu, merasa lebih tenang dan bahagia daripada sebelumnya.

Dia tahu, ini adalah langkah awal dari sesuatu yang indah. Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Nani tidak lagi merasa takut.






TO BE CONTINUED~






beberapa chapter lagi bakal end cerita ini, kemungkinan besar akan tetep lanjut tapi beda cerita. gw juga bakal buat cerita one shoot deh berdasarkan momen mereka di rl, kaya pas hadirin event, interview, photoshoot, dsb.


gw juga orangnya cepet bosen guyss, dan suka tiba2 ga mood, takutnya bakal ga kelar kalo bikin banyak chapter, jd better next ceritanya bakal singkat aja, dibuat 1-3 chapter terus ganti cerita lain. menurut kalian gimana?

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang