Sky

1K 51 1
                                    

Seminggu berlalu setelah makan siang bersama, malam itu, suasana di luar cukup tenang saat Sky dan Nani melangkah keluar dari gedung GMMTV setelah selesai dengan kegiatan mereka. Langit yang gelap membentang tanpa bintang, dan angin malam yang sejuk menyambut mereka. Nani, yang memang tidak membawa mobil, akhirnya memilih untuk nebeng Sky pulang. Meskipun begitu, keduanya hanya sedikit berbicara di dalam mobil, sebagian besar waktu dihabiskan dalam keheningan, masing-masing dengan pikirannya sendiri.

Sky menyalakan lagu yang tenang, suara musik melengkapi kesunyian yang ada di dalam mobil. Sesekali dia melirik Nani yang duduk di kursi penumpang samping, wajahnya tak bisa dibaca seperti biasa, tetapi Sky bisa merasakan ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang tidak bisa dia ungkapkan, tapi mengganggu perasaannya sejak tadi.

"Jadi... lo enjoy kerja bareng gue?" tanya Sky akhirnya, mencoba membuka percakapan meski suasana agak canggung.

Nani menoleh dan mengangguk pelan. "Iya, kok. Seneng sih, walaupun kadang lo bikin gue bingung juga."

Sky tersenyum sedikit, merasa lega karena Nani tidak menghindar dari pertanyaan itu. "Gue juga seneng. Gue suka kerja bareng lo."

Suasana itu terasa cukup nyaman, namun ada sesuatu yang menggantung di udara. Mungkin karena perasaan mereka yang semakin rumit, mungkin karena perasaan yang mereka coba sembunyikan selama ini.

Saat mobil meluncur melalui jalanan sepi, Sky berusaha fokus pada jalan. Namun, saat lampu merah menyala, mobil berhenti, dan ada keheningan lagi di antara mereka.

Tanpa disangka, Sky merasakan ada sesuatu yang berbeda dalam jarak di antara mereka. Nani yang biasanya tenang, kini duduk lebih dekat, seolah tak ingin ada ruang di antara mereka. Mata mereka bertemu sesaat, dan ada ketegangan yang aneh namun familiar. (anggep aja lampu merah 5 menit ygy)

"Nani..." Sky mulai berbicara, namun kata-kata itu terhenti begitu saja. Sebuah dorongan tak terduga datang, dan tanpa bisa dihentikan, Sky mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah Nani. Perasaan yang sudah lama tertahan tiba-tiba meledak, dan dalam sekejap, bibir mereka bertemu dalam sebuah ciuman yang lembut namun penuh perasaan.

Itu adalah ciuman keempat mereka, namun kali ini terasa berbeda. Tidak ada yang terburu-buru, tidak ada keraguan. Hanya mereka berdua, di dalam mobil yang terhenti, dengan dunia luar yang seolah menghilang.

Ciuman itu berlangsung beberapa detik, tetapi cukup untuk menggetarkan keduanya. Saat mereka menarik diri, Nani menatap Sky dengan mata yang penuh perasaan, namun tetap tersembunyi di balik ekspresi dinginnya.

Sky, di sisi lain, merasa dunia berhenti sejenak. Perasaan yang dia coba sembunyikan selama ini kini semakin sulit untuk ditangani. "Nani..." kata Sky pelan, suaranya sedikit goyah.

Nani hanya mengangguk, seolah mengerti tanpa perlu banyak kata. "Lo nggak usah bilang apa-apa," jawab Nani dengan nada yang lebih lembut daripada biasanya, seolah mengerti betapa rumitnya situasi mereka.

Sky hanya mengangguk, dan mereka duduk diam di dalam mobil, menikmati keheningan yang tiba-tiba terasa lebih nyaman dari sebelumnya. Meskipun mereka tak mengatakan apapun, keduanya tahu bahwa ciuman itu telah mengubah sesuatu-sesuatu yang tidak bisa mereka kembali ke sebelumnya.

Mobil melanjutkan perjalanan menuju apartemen nani, dan meskipun perasaan mereka berdua terasa begitu berat, ada rasa yang saling mengikat mereka. Saat itu, mereka tahu bahwa ada banyak hal yang belum terungkap-tentang perasaan, tentang hubungan, dan tentang apa yang akan datang setelah ini.

Malam itu, seperti malam-malam sebelumnya, berakhir dengan sebuah pertanyaan yang menggantung: Apa yang sebenarnya mereka inginkan dari hubungan ini?

TO BE CONTINUE~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang