[Season 2] Chiang Mai 3

93 7 0
                                    



~

Malam semakin larut, dan meskipun udara di luar terasa sejuk, suasana di balkon hotel itu hangat dengan percakapan mereka yang ringan namun penuh makna. Sky dan Nani duduk di kursi yang ada di balkon, memandang langit yang dipenuhi bintang, dan sesekali mengobrol tentang kenangan manis di Chiang Mai.

Namun, suasana itu tiba-tiba terasa berbeda ketika Sky, yang selama ini terlihat tenang, tiba-tiba bergerak sedikit mendekat ke Nani. Mereka berbicara lebih santai tentang berbagai hal, tapi ada ketegangan yang terasa, sesuatu yang tak terucapkan, sesuatu yang menggantung di udara.

Setelah beberapa saat duduk di kursi, Sky yang sepertinya tidak bisa duduk diam lagi, tiba-tiba menarik Nani dengan lembut, membuat Nani terkejut.

"Eh, lo ngapain?" tanya Nani dengan suara sedikit tercekat, kaget dengan aksi mendadak Sky.

"Duduk sini," jawab Sky santai, menarik Nani untuk duduk di pangkuannya.

Mata Nani langsung melebar, rasa canggung langsung menyelimuti suasana. Mereka berdua berdiam sejenak, tubuh Nani yang besar dan tubuh Sky yang lebih tinggi seakan-akan berada dalam jarak yang sangat dekat, lebih dekat dari sebelumnya. Awalnya, mereka berdua hanya saling menatap, dan untuk pertama kalinya dalam beberapa waktu, rasa canggung meliputi mereka.

Nani merasa seperti terperangkap dalam keheningan itu. "Sky... ini agak... aneh, nggak sih?" tanya Nani pelan, wajahnya mulai memerah.

Sky hanya tertawa kecil, meskipun jelas dia sedikit gugup juga. "Iya, gue tau. Tapi kita kan selalu ngobrol bareng, jadi... kenapa nggak lanjut ngobrol di sini aja?"

Mereka berdua saling menatap sejenak, ada sedikit ketegangan, tapi juga rasa keakraban yang tak bisa disangkal.

Setelah beberapa detik yang canggung, Nani akhirnya menghela napas, mencoba menenangkan diri. "Oke, kalau gitu, kita ngobrol aja ya," katanya dengan suara lebih rileks, meskipun jantungnya berdegup kencang.

"Gue nggak bakal ganggu kok," kata Sky, meskipun dia sepertinya berusaha meyakinkan diri sendiri lebih dari Nani. Dia berusaha mencairkan suasana dengan bercanda sedikit, menyentuh bahu Nani dengan lembut, tapi dengan cara yang tidak biasa—dengan perhatian yang lebih dalam.

Nani memutuskan untuk melanjutkan percakapan mereka, meskipun atmosfer di sekitar mereka terasa semakin intens. "Lo pernah nggak sih ngerasa kayak... lo udah deket banget sama seseorang, tapi pada saat yang sama lo juga merasa... bingung, karena gak tau harus gimana?" tanya Nani, mencoba membuka percakapan tanpa membuat suasana semakin canggung.

Sky sedikit terkejut dengan pertanyaan itu, tapi dia berpikir sejenak. "Kayaknya gue ngerti apa yang lo rasain. Tapi, ya... kadang-kadang kita cuma perlu waktu buat ngerti perasaan sendiri," jawab Sky pelan.

Nani mengangguk, merasa sedikit lega karena Sky menjawab dengan hati-hati. "Iya, gue juga ngerasa gitu. Kadang... gue bingung antara... apa yang kita punya itu cuma persahabatan, atau... lebih dari itu," katanya pelan, matanya tidak bisa menatap Sky langsung.

Sky terdiam beberapa detik, menatap Nani dengan tatapan yang lebih dalam daripada biasanya. "Mungkin... kita emang lebih dari sekadar teman. Tapi kadang, susah banget kan, buat jelasinnya?" jawab Sky, suaranya kini lebih serius.

Suasana yang tadinya canggung mulai mencair, dan mereka terus berbicara tentang segala hal, tapi kali ini lebih dalam. Mereka berbicara tentang perasaan yang sudah lama tersimpan dan keinginan untuk saling mengerti tanpa terburu-buru.

Setiap kali Nani merasa sedikit canggung, Sky bisa merasakan ketegangan itu dan berusaha meringankan suasana dengan sentuhan ringan di lengan Nani. Meski perasaan mereka membebani percakapan, ada juga keinginan untuk menjaga hubungan ini tetap baik, apa pun yang mungkin terjadi.

Akhirnya, meskipun awalnya terasa canggung, percakapan mereka berjalan lebih lancar. Mereka berbicara lebih banyak tentang kehidupan masing-masing—tentang tantangan yang mereka hadapi, tentang impian mereka, dan tentang bagaimana semuanya seakan-akan menjadi lebih jelas saat mereka bersama.






TO BE CONTINUED~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang