Stay 1

1K 51 0
                                    

Mobil melaju pelan, menelusuri jalanan yang semakin sepi di malam yang mendalam. Sky melirik ke arah Nani yang duduk di sampingnya, tampak tenang meskipun ada ketegangan yang masih menggantung di antara mereka. Ciuman keempat mereka itu, yang terjadi begitu mendalam dan tidak terduga, masih terngiang di kepala mereka berdua.

Sesampainya di depan apartemen Nani, Sky berhenti. Nani menghela napas pelan, menatap pintu mobil sejenak sebelum akhirnya menoleh ke arah Sky.

"Makasi udah nganterin," kata Nani, suaranya lebih ringan dari sebelumnya, namun masih ada ketegangan yang tersisa.

Sky hanya mengangguk, merasa canggung, namun dia tetap berusaha tersenyum. "Nggak masalah. Gue bisa nganter lo sampe depan pintu."

Nani menatapnya dengan mata yang agak ragu, seolah ada sesuatu yang ingin dia katakan. "Lo mau mampir sebentar?" tanyanya, suaranya sedikit lebih rendah, lebih dalam, seperti mengundang namun tanpa memaksa.

Sky terkejut dengan tawaran itu. Sudah lama mereka berdua berinteraksi, tetapi ini adalah pertama kalinya Nani mengundangnya untuk masuk ke tempat pribadinya. Ada rasa canggung namun juga keinginan yang tak bisa diungkapkan, berbaur menjadi satu.

"Serius?" Sky bertanya, mencoba memastikan, meski sudah tahu jawabannya. Namun, ada keraguan kecil yang menghantui pikirannya.

Nani mengangguk pelan, "Iya. Cuma sebentar aja. Gak lama kok."

Sky merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Dia tahu, ini bukan hanya sekadar mampir untuk ngobrol ringan. Ada sesuatu yang lebih dalam dari itu, sebuah pertanyaan yang tak terucap di antara mereka. Akhirnya, Sky mengangguk, memberikan persetujuan tanpa kata-kata lagi.

Mereka turun dari mobil, dan berjalan menuju pintu apartemen Nani. Begitu sampai di depan pintu, Nani membuka kunci dan mengundang Sky masuk dengan senyuman tipis yang masih terkesan misterius.

"Welcome to my place," ujar Nani, suara yang agak datar namun tetap menyiratkan sesuatu yang berbeda. Nani mengarahkannya ke ruang tamu kecil yang nyaman, dengan sofa besar yang terletak di tengah ruang. Sky duduk di sana, mencoba merasa rileks meskipun ada banyak hal yang mengambang dalam pikirannya.

Nani membuka lemari kecil, menawarkan minuman ringan. "Lo mau apa?" tanyanya sambil melihat ke arah Sky. "Teh? Air? Atau lo lebih suka sesuatu yang lebih kuat?"

Sky tertawa kecil, sedikit terkejut dengan tawaran itu. "Teh aja, kayaknya."

Nani mengangguk dan beranjak menuju dapur kecil. Sky memandang sekeliling apartemen Nani, melihat suasana yang lebih hangat dan pribadi dibandingkan dengan lingkungan kerjanya yang sering kali ramai dan profesional.

Tak lama kemudian, Nani kembali dengan dua cangkir teh. Mereka duduk berhadapan di sofa. Ada keheningan yang nyaman, tetapi keduanya tahu, perasaan yang belum diungkapkan masih ada di antara mereka.

"Sky," Nani memulai, memecah keheningan dengan suara yang lebih serius. "Tentang apa yang terjadi tadi..."

Sky menatapnya dengan hati berdebar. "Iya?" jawabnya, hampir berbisik.

"Gur nggak tahu kenapa, tapi... gue nggak mau ini jadi canggung di antara kita," kata Nani, matanya mengarah pada cangkir tehnya, namun nada suaranya penuh makna.

Sky terdiam sejenak, menatap Nani. Ada ketegangan, ada keraguan, tapi juga keinginan untuk mengungkapkan perasaan yang lebih dari sekadar pertemanan.

"Nani, gue juga nggak tahu gimana harus ngomongnya..." Sky menghela napas. "Tapi... itu ciuman tadi, gak cuma karena kita lagi syuting, kan? Itu, lebih dari itu."

Nani menatap Sky dengan tatapan yang dalam, seperti mencari kepastian. "Iya," jawabnya perlahan, akhirnya mengakui tanpa perlu banyak kata.

Di saat itu, udara di antara mereka terasa lebih berat, lebih penuh dengan perasaan yang tak bisa dipendam lebih lama. Mereka tahu bahwa malam ini adalah titik balik dalam hubungan mereka. Bukan hanya tentang ciuman atau sentuhan, tetapi tentang perasaan yang lebih dalam, yang sudah lama mereka coba sembunyikan.

Sky dan Nani saling menatap, mata mereka penuh dengan kebingungannya masing-masing. Dan di dalam keheningan itu, mereka tahu, ini bukanlah akhir dari cerita mereka, tetapi mungkin baru saja dimulai.

TO BE CONTINUE~

Imina SkyNani | Behind the ScenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang