Part [2]

106K 6.1K 70
                                    

PART 2


"Rinaaaa!" panggilan itu membuat Adrina yang sedang menonton televisi dengan wajah kusut jadi menoleh. Mamanya dengan heboh datang dengan dress-dress cantik di tangannya membuat Adrina menghela napas. Kali ini Mamanya pasti akan memaksa Adrina untuk ikut ke acara-acara yang membuat kaki Adrina pegal semalaman.

Bukannya tidak mau. Dia masih punya banyak tugas yang belum ia selesaikan. Beruntung kedua kakaknya pintar.

Apalagi kakak lekakinya si Aldrin-yang sangat jenius dalam hitung-menghitung dan selalu mendapat gelar juara saat zaman ia sekolah. Jadi Adrina bisa dengan mudah meminta bantuan dan dalam beberapa menit daja tugasnya pun pasti sudah selesai. Terkadang hidup itu seperti lelucon yang baru saja dimulai.

"Ada apa si Mamskiku yang cantik?" tanya Adrina malas sambil memusatkan pikirannya ke televisi lagi. Dia benar-benar sangat bete dan mood-nya sedang turun.

"Mamski-Mamski. Kamu kebanyakan nonton sinetron tuh. Liat sini dulu dong." ucap Mamanya. Adrina menoleh dengan malas melihat Mamanya yang tersenyum jahil sambil menaik turunkan kedua alisnya menatap Adrina dengan banyak dress di tangannya.

"Kamu mau yang mana? Pokoknya kamu harus ikut!" ucap Mamanya tak terbantahkan.

"Dih Mama. Males ah."

"Rina."

"Nggak ah Ma mending Rina tidur di rumah."

"Kamu tuh tidur aja. Emangnya nggak bosen apa tidur?"

"Enggak."

"Ayo dong Rina. Ikut ya?"

"Males ah Ma. Palingan juga nanti Adrina pulang duluan lagi. Kan sama aja boong."

"Tapi walaupun gitu kan biar kamu keliatan aja. Nongol dikit."

"Males ah Ma. Mama sama yang lain aja."

"Rina, kali ini aja deh."

"Ma-"

"Jangan nolak ya?"

"Siapa tau kamu dapet jodoh gitu...."

"Ma."

"Ayo dong."

Adrina mendesah bete, "Iya-iya, Rina ikut," ucap perempuan itu pada akhirnya. "tapi jangan pakai dress begitu napa Ma. Ngejreng semua itu warnanya. Emangnya mau kondangan?" sungut Adrina.

Naomi berdecak lidah, "sayang, ini itu acara penting. Kamu masa mau pake daster ke acara perusahaan Papa yang ada di Bandung, sih? Ah, kamu gak asik." ucap Mamanya.

"Kenapa gak sekalian pake kostum badut aja Ma? Biar jadi trend terbaru gitu?" ucap Adrina sebal. Naomi menggeleng pelan dan menaruh dress-dress itu di pangkuan Adrina.

"Enggak. Pokoknya kamu harus pilih salah satu dari ini. Okesip, Mama pergi dulu." ucap Mamanya lalu pergi keluar rumah. Adrina tau kemana Mamanya pergi. Kemana lagi kalau buka ke kantor Papanya dan makan siang bersama. Ala anak-anak abege begitu. Hah, orangtua Adrina memang begitu. Adrina sampe geli melihat kemesraan keduanya yang sangat over dosis di matanya. Ngedate, jalan-jalan nonton pun biasa mereka lakukan.

"Woi!" teriakan itu membuat Adrina menghela nafas panjang. "Aelah, Neng... kok kusut gitu wajahnya? Abis kena damprat sendal ya?" tanya Ken lalu duduk di sofa sebelah Adrina.

Adrina mendesah lelah, "Ken, lo diem kenapa sih. Gue lagi badmood tau." ujar Adrina membuat Ken mengernyitkan dahinya.

"Lo sakit? Apa PMS? apa galau gara-gara tugas?" tanya Ken to the point. Adrina menoleh dan menggeleng. Ken memang sudah biasa menghadapi Adrina yang badmood atau galau karena memikirkan sesuatu.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang