PART 26
"Semuanya kumpul!" titah Ken sehingga seluruh penjaga kini melingkari mereka. Adrina berada di belakang Ken benar-benar takut bukan main. Kakinya gemetar. Wajar dia takut, dia hampir di bunuh saat berada di rumah ini dan rumah sakit.
Sementara keempat temannya berada di sebelah Ken menghadapi Adilo dan wanita yang diam di sebelahnya.
"Jadi apa yang mau lo omongin?" ucap Ken terkesan menantang Adilo di hadapannya.
Adilo menatap Ken. Ken bukan seperti sahabatnya saat SMP dulu. Ken sekarang benar-benar berkuasa. Ia juga terkepung di sini dan tidak bisa melakukan apa-apa selain jujur dan berserah.
Adilo menarik nafas dalam-dalam, "Mungkin setelah ini lo bisa jeblosin kita ke penjara." ucapnya, "Peneroran rumah lo kita dalangnya." ucap Adilo.
"Gue udah tau." ucap Ken membuat semuanya melotot kaget ke Ken, "Karang tolong bawain buktinya ke sini." ucap Ken terhadap Karang yang berdiri di sekitarnya.
"Baik Tuan," ucap Karang lalu secepat kilat ia masuk ke dalam dan mengambil bukti lalu dia balik kembali dan memberikan bukti itu kepada Ken.
"Lo inget ini," ucap Ken menyerahkan kalung itu ke Adilo dan Adilo mengambilnya,"Gue kan yang beliin itu dulu buat hadiah ulang tahun lo pas kita masih SMP." ucapnya datar membuat Adilo kaget dan mengangguk lesu.
Ken masih mengingatnya. Dia pikir Ken lupa. Adilo ingat dulu Ken memberikannya kalung sebagai hadiahnya. Saat itu Ken dan Adilo sedang jalan kaki pulang dan tak sengaja melihat penjual mainan. Karena Ken uangnya gak cukup dulu buat beli hadiah, maka Ken membelikannya kalung yang harganya murah.
"Kenapa dari dulu lo gak suka Adrina hidup bahagia? Kenapa lo tega dulu bawa Adrina ke club malam dan hampir di bagi-bagi sama temen-temen lo di sana. Apa lo gak punya otak sampe naruhin harga diri Adrina kaya gitu?" tanya Ken dingin tepat menusuk jantung Adilo.
"Gue dulu... gue juga gak tau gue kenapa dulu. Awalnya gue cuman pingin bales dendam karena dari dulu gue di tolak terus sama Adrina dan lo, lo dengan gampang banget bisa jadi temen deketnya dia." ucap Adilo.
Ken manggut-manggut samar mendengarnya.
"Dan lo, gue tau lo Andin kan? Gue udah tau semuanya. Gue tau lo pindah ke depan rumah gue supaya bisa ngerusak hubungan rumah tangga gue sama Adrina." ucapnya lagi membuat perempuan bermata hijau itu menatapnya. Dia membuka cadarnya dan semuanya kaget kecuali Ken yang menatapnya datar.
Tak ada ekspresi sama sekali di wajahnya.
"Maafin gue Ken, dari dulu gue suka banget sama lo. 10 tahun gue suka sama lo dan lo gak pernah noleh ke gue. Lo selalu aja mentingin Adrina. Sementara gue terus ada di samping lo. Gue ada buat lo, tapi lo gak pernah nganggep gue ada." ucapnya merunduk takut.
"Oke, jadi itu alasannya. Gue minta maaf gak pernah tau tentang perasaan lo, tapi satu yang harus lo tau, itu karena gue cinta sama Adrina." ucap Ken.
"Gue minta maaf Ken sama saudara gue udah ngelakuin hal keji kaya gitu. Kita gak bakalan ganggu lo lagi. Lo juga boleh masukin kita berdua ke penjara kalau itu yang lo mau." ucap Adilo pasrah.
Ken mendekatinya dan menepuk pundaknya pelan, "Lo sahabat gue, meskipun lo udah berlaku jahat, lo tetep sahabat gue, lo gue bebasin sama Andin tapi lo harus tepatin janji lo buat menjauh dan jangan ganggu kita lagi." ucapnya.
"KEN!" seru keempat temannya tidak terima.
"Ken, kenapa lo ngelepasin mereka?! Gimana kalau mereka bales dendam sama lo?!" ucap Evan yang sebenarnya tersulut emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENADRINA
Romance[Ceritanya di private. Kalau mau baca, follow dulu ya!] Dalam persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak ada yang murni. Seperti Ken dan Adrina. Ken sudah lebih dulu menyukai Adrina tapi Adrina tidak pernah tahu hal itu. Hingga keduanya harus m...