Part [32] (END)

98.6K 4.8K 225
                                    

PART 32

Biarkan dunia berhenti berputar, biarkan matahari berhenti bersinar, biarkan orang-orang menyuruhku berhenti mencintaimu. Jika semua itu telah tercerai-berai, aku akan tahu dalam hatiku, satu-satunya mimpiku telah menjadi kenyataan, dalam hidup ini aku dicintai olehmu.By Bette Midler

Di kediaman keluarga Gustavo kini semuanya pada berkumpul. Ada Alden lalu juga Aldrin dan ada juga Adrina dan Ken.

Stevan dan Naomi saling pandang bahagia melihat anak-anak mereka yang kini sudah memiliki keluarga masing-masing. Rasanya benar-benar sangat bahagia melihat mereka.

"Ken, laper." ujar Adrina.

"Kamu laper lagi, Rin?" tanya Ken heran. Adrina baru saja habis makan tadi.

"Iya. Habisnya yang tadi kurang." ujar Adrina. Dia bersender di pundak Ken yang menyenderkan badannya di sofa. Alden dan Harmony tersenyum samar dari tempat duduknya--melihat Adrina yang manjanya minta ampun dengan Ken.

Kehamilan Adrina sudah mencapai 9 bulan. Seharusnya di bulan ini dia melahirkan namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda Adrina akan melahirkan.

Saat itu. Saat di mana pertama kali Ken mendengar detak jantung anaknya, hatinya langsung terketuk dengan perasaan bahagia yang membuncah di dada. Sedangkan Adrina, ia hanya bisa mengeluarkan air mata haru melihat Ken yang sangat bahagia hari itu. Anak mereka laki-laki dan sebentar lagi akan lahir.

Akan lahir ke dunia.

Adrina ingat saat itu, saat di mana dia ngidam minta di ambilkan kelapa muda dari pohonnya langsung. Ken dengan susah payah harus manjat tanpa baju di badannya dan disaksikan seluruh tetangga rumah mereka.

Saat itu Ken berhasil mengambil kelapa dari pohonnya yang tinggi tapi saat dia sudah turun, Adrina malah membuang kelapa itu dan menarik Ken agar pulang secepatnya.

Dia cemburu melihat Ken menjadi tatapan 'lapar' para gadis-gadis dan janda kembang dekat rumah mereka.

Dan Ken, hanya bisa pasrah. Meski malu bukan main dengan para tetangga dan dengan kedua kaki serta tangan memerah akibat memanjat tetapi apa pun akan ia lakukan untuk istrinya itu. Terlebih--Ken juga ingin memperjuangkan Adrina secara diam-diam. Walaupun mereka sudah melupakan kejadian itu. Kejadian saat mereka bertengkar hebat, namun Ken tetap akan membuat Adrina mencintainya.

Adrina memang selalu mencintainya.

Kemarahan Adrina memang mereda dan hilang padanya seiring berjalannya waktu namun Ken menjadikan itu sebagai pelajaran hidupnya. Pelajaran hidup adalah, bahwa pengalaman itu penting. Dan Ken belajar untuk mengembalikan kepercayaan seseorang. Kepercayaan Adrinanya.

"Yaudah, mau makan apa lagi?" tanya Ken dengan senyumannya.

"Apa ya? Nggak tau sih ... tapi aku laper banget Ken." ujar Adrina merengek dengan nada centil. Aldrin yang duduk di teras depan rumah Mama dan Papanya langsung menoleh saat suara centil Adrina terdengung di telinga. Naomi dan Stevan yang duduk di teras juga tersenyum melihatnya.

Ken yang duduk di sofa ruang tamu kini akhirnya menegakkan badannya dan mencondongkan badannya ke arah Adrina. Di terlinga Adrina ia berbisik, "Mumpung di rumah Mama sama Papa kamu, gimana kalau kita begal kulkasnya?" ujar Ken berbisik.

Alden mengerutkan keningnya melihat kedua pasangan yang ada di hadapannya sedang berbisik-bisik.

Adrina tersenyum jahil dan mengangguk pelan, "Kita bawa pulang ya, Ken." kali ini Adrina yang berbisik di telinga Ken.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang