Part [17]

64.5K 4.3K 116
                                    

PART 17

"Gara-gara lo nih Adrina jadi pingsan." ucap Evan menyalahkan Dimas yang tengah menatap Adrina yang masih setia dengan alam bawah sadarnya.

"Ya Dim, masa suara serigala lagi kaya gitu lo pake nada dering di hp lo." ucap Mika kepada Dimas. Dimas meringis karena terus di salahkan.

"Udah-udah. Lebih baik kalian jangan berantem dulu. Kasian Adrina. Dia butuh istirahat." ucap Nadia menengahi. Ken mengusap wajahnya frustrasi. Adrina belum bangun-bangun juga padahal dia sudah pingsan 3 jam lamanya. Ken yang tengah duduk di sebelahnya mengusap wajah Adrina yang berpeluh dengan tangannya.

"Ken, Adrina dia magh." ucap Rey membuat Ken menatapnya yang tengah berdiri di sebelahnya. Semua teman-temannya menatap Rey dengan pandangan bingung.

"Darimana lo tau?" celetuk Mika.

"Gue 'kan hebat. Calon dokter. Hehe." ucap Rey cengengesan yang membuat semuanya menatap dia dengan wajah datar.

"Lo keluar deh. Gue males berdebat." ucap Ken.

"Iye-iye dah." ucapnya lalu keluar, "Yuk bro sis, kita keluar. Kita habiskan makanan di kulkasnya Ken sama Adrina mumpung gartis." ucap Rey membuat semua temannya mengangguk senang kecuali Ken yang menatapnya tajam.

"Lo nyentuh kulkas gue, lo bakalan gue usir ntar," ucap Ken membuat Rey nyengir. Ken menatapnya datar.

"Yaelah Ken, lo pelit amat sih. Amal dikit kek." ucap Mika.

"Lo diem Mika Tambayong. Gue gak ngomong sama lo." ucap Ken serius membuat Mik mencibir.

"Iye-iye tapi jangan sebut gue Mika Tambayong dong. Gue berasa kaya cewek nih!" protes Mika tidak terima karena dirinya di panggil Mika Tambayong.

"Songong banget lo Ken. Gue ingetin lo yang ini. Ntar kalau gue udah jadi orang kaya yang tajir mampus sampe bisa beli benua Amerika, gue pastiin lo bakalan melayang." ucap Rey.

"Lagak lo Rey-Rey." ucap Evan mencibir.

"Hustt, udah-udah kita keluar aja dulu, kamu juga Rey ngimpi kok ketinggian." ucap Nadia.

"Iya, lagak lo kaya bisa aja beli benua Amerika aja." ucap Evan.

Ken menghela napas kasar. "Keluar gih lo semua, gue males banget denger ocehan lo-lo pada." ucap Ken. Nadia mengajak semuanya keluar dengan kode matanya dan tinggal lah Ken dan Adrina yang masih pingsan. Nafasnya teratur, tetapi kening Adrina terus saja mengeluarkan keringat.

"Ken," lirihan Adrina.

"Rin, bangun... kamu kenapa sayang?" ucap Ken dengan nada cemas. Adrina mengernyitkan dahinya tetapi matanya masih terpejam. Sedetik kemudian Adrina merasakan silau akibat cahaya lampu yang langsung menusuk kedua matanya.

"Adrina, kamu udah sadar? Dimana yang sakit? Kamu magh tau. Kamu udah makan belum tadi pagi? Apa jangan-jangan belum ya atau kam---"

Adrina menutup mulut Ken dengan sebelah tangannya sehingga Ken berhenti mengoceh, "Haus Ken." ucap Adrina dengan suara lemah kepada Ken. Ken mengambil alih tangan Adrina yang ada di mulutnya lalu menggenggamnya erat seakan tidak ingin melepas. Dia mengambil air putih yang ada di atas nakas dan memberikannya kepada Adrina.

"Bantuin," ucap Adrina manja kepada Ken yang membuat Ken tersenyum kecil karenanya. Dia membantu Adrina untuk bangun sampai terduduk dan bersandar di dadanya.

"Nih, udah." ucap Adrina sambil memberikan Ken air di dalam gelas yang suda habis karena ia minum. Ken mengambilnya dan menaruhnya di atas nakas kembali.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang