Part [14]

62.5K 4.4K 114
                                    

PART 14

"Weh, Ken... gue denger-denger nih, lo lagi deket sama Intan anak kelas sebelah ya? Ngaku lo!" desak Adilo sambil menatap Ken.

Ken mengendikkan bahunya acuh, "Gak juga, gue cuman ngajarin dia karate." ucapnya acuh.

Adilo memicingkan matanya, "yakin lo?" selidiknya. "Lo gak ada apa-apa gitu sama dia?" tanyanya lagi, "gue denger anak-anak pada ngomongin lo sama Intan kaya orang pacaran."

Ken menatapnya sebentar lalu menggeleng karena memang dia tidak ada hubungan apa-apa dengan Intan.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, lo!" ucap Ken karena Adilo tampak berpikir keras. Adilo nyengir ke hadapan Ken yang membuat Ken mendengus.

"Hai," sapaan merdu nan halus itu membuat Adilo dan Ken menoleh. Adrina tersenyum sangat manis yang membuat Ken lama memandangnya. Sejujurnya Ken kangen.

"Udah Rin? Ayo kita pulang." ucapan Adilo itu membuat kesadaran Ken pulih. Ken menampakkan wajah datar dan dingin yang membuat hati Adrina terusik.

"Gue pulang ya, Ken." pamit Adrina dengan senyum manis, tetapi Ken hanya bergumam saja yang membuat Adrina mati-matian untuk tidak bertanya ada apa dengannya. Adrina bahkan merasa dirinya merasa sakit saat diperlakukan seperti itu oleh Ken.

"Gue, duluan bro." ucap Adilo menepuk bahu Ken dua kali dan memeluk Adrina dengan satu tangan di pinggangnya--seakan mempertontonkan bahwa Adrina adalah miliknya.

Ken hanya diam mematung melihat kedua sejoli itu tengah tertawa riang sesekali Adilo mengacak rambut Adrina dengan gemas. Dia berdiri di sisi koridoor sekolahnya dalam diam dan dengan pikiran yang berkencambuk.

"Bisa gak sih gue nanti kaya gitu sama lo? Jujur, gue iri Rin." ucap Ken saat kedua sejoli itu sudah hilang di tikungan sekolah mereka.

***

"Rin, ayo." ucapan itu membuat Adrina yang tengah diam akhirnya sadar bahwa mobil Adilo membawanya ke sebuah tempat yang bahkan Adrina tidak pernah mendatanginya. Adrina menatap Adilo dengan kening berkerut-kerut.

"Kita ngapain ke sini? Bukannya ke acara ulang tahun temen kamu?" tanya Adrina membuat Adilo tersenyum dan merapikan rambut Adrina yang tergerai.

"Iya, acaranya di sini, Rin. Ayo masuk, kita udah telat." ucap Adilo membuat Adrina diam.

Dia menggeleng pelan, "aku... aku gak bisa ke tempat kaya gini, Dilo." ucap Adrina jujur.

Adilo tersenyum, "kan sama aku. Ayo, gak pa-pa." ucap Adilo meyakinkan Adrina sehingga Adrina tampak berpikir untuk menimang-nimang dan akhirnya mengangguk lalu turun dari mobil Adilo. Adilo mengajak Adrina masuk ke dalam club. Saat mendengar suara dentuman keras dari dalam, Adrina langsung merinding. Suara dentuman lagunya sangat keras dengan lampu yang remang-remang yang membuat Adrina takut.

"Dilo, aku takut." ucap Adrina seperti berbisik, tetapi Adilo tidak mendengarnya dan malah mengajak Adrina masuk ke dalam. Adrina berhenti melangkah yang membuat Adilo menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" tanya Adilo menatap Adrina.

Adrina menggeleng, "Gak," ucapnya. "Aku gak bisa ke sini Adilo. Aku... aku gak bisa." ucap Adrina hendak melepaskan tangan Adilo dari tangannya, tetapi Adilo malah menatapnya dengan tatapan kecewa yang membuat Adrina diam.

"Iyaudah, sebentar aja kok. Aku janji gak lama." ucap Adilo. Adrina mengerjapkan matanya dan tampak berpikir keras.

"Iyaudah, gak lama." ucap Adrina membuat Adilo tersenyum.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang