Part [22]

69.1K 4.2K 142
                                    

PART 22


Adrina dan Ken duduk di satu sofa yang sama. Mereka terpojok dan seperti terdakwa yang sedang mengikuti sidangan. Naomi mengipas-ngipaskan kipas bulu yang dia bawa dari rumah sementara disebelahnya Stevan ampak menatap Ken. Meminta penjelasan.

Basto menatap anaknya dengan geleng-geleng kepala. Sementara Zeira tersenyum maklum karena Zeira lebih tau Ken. Karena dia ibunya. Jadi dia tau Ken sifatnya bagaimana. Dia tau Ken sangat sayang dengan Adrina jadi mereka sah-sah aja sih kalau melakukan hal tadi. Tidak ada yang salah. Yang tadi kan wajar karena mereka sepasang suami istri. Tapi tau tempat juga sih....

Nadia, Mika, Evan, Dimas, dan Rey duduk di sofa yang sangat panjang di rumah Ken. Tempatnya didekat dinding.

Sementara itu Aldrin dan Alden duduk di tempat yang sama.

"Niat mau kasi kejutan malah kita yang dapet kejutan." celetuk Alden membuat semuanya menatap dirinya.

Stevan mengangguk membenarkan, "Ken besok-besok ke kamar dulu jangan di mobil mainnya. Untung belom jadi." ucap Stevan membuat wajah Adrina memerah menahan malu lalu dia menatap Papanya dengan wajah menyebalkan yang membuat Stevan menaikan sebelah alisnya menatap anak bungsunya itu.

"Heleh, kaya Papa gak pernah aja. Dimana ya Ma? Dulu di kolam berenang, di meja makan, di dapur, dimana lagi ya Ma?" ucap Adrina dengan senyum penuh kemenangan yang membuat Stevan menatapnya dengan jengkel.

Naomi terkikik kecil, "Dimana-mana kayaknya." ucapnya malu membuat Stevan mencebikkan bibirnya menatap Naomi.

"Idih Pa, inget umur! Papa gak pantes gaya sok imut gitu." ucap Alden membuat semuanya tertawa. Bahkan Mika yang paling keras tertawa. Sementara Stevan mendesah malas. Dia malas kalau sudah dibully begini.

"Gimana Ken, hasilnya gimana? Pasti Papa menang 'kan?" ucap Stevan membuat Ken mengerutkan keningnya. Pasalnya dia tidak mengerti apa yang dikatakan Stevan kepadanya.

"Menang apa?" batin Ken bingung.

Basto melotot ke arah Stevan dan tatapannya menyiratkan; jangan dikasi tau bego!

Naomi dan Zeira yang melihat kontak-kontak mata itu tersenyum geli sementara Adrina dan Ken tidak tau apa yang orang tuanya bicarakan lewat tatapan mata.

"Oh ya Ken, masalah teror dirumah kamu gimana? Sudah tuntas?" tanya Basto membuat Ken menggeleng.

"Belum Pa, tapi secepatnya Ken akan nemuin orangnya." ucap Ken. Adrina memgerutkan keningnya tidak mengerti arah pembicaraan anak dan ayah itu.

"Ken, gimana kalau kamu dibantu Alden sama Aldrin aja. Papa rasa mereka bisa bantu." ucap Stevan.

"Gak usah Pa, Ken bisa sendiri ngatasinnya." ucap Ken.

"Ken gue bakalan bantu kok sama Aldrin, gak mungkin gue diem aja ngeliat teror itu." ucap Alden yang membuat Aldrin menegakkan tubuhnya da mengangguk. Wajahnya masih sangat datar.

"Gak usah bang, gue yakin bisa ngatasinnya sendiri." ucap Ken.

"Ken, sebaiknya kamu hati-hati jangan sampe lengah menjaga Adrina." ucap Aldrin dengan suara beratnya.

Ken mengangguk, "Iya. Pasti bang." ucap Ken mantap.

"Eh tunggu deh," Naomi mengintrupsi perkataan mereka sehingga mereka semua menatap Naomi, "Rin... kamu hamil ya?" tebak Naomi dengan naluri keibuannya karena dia melihat badan Adrina yang sedikit berisi dari sebelumnya.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang