PART 12
Pagi ini embusan angin sangat kencang yang membuat Adrina memeluk dirinya sendiri, tetapi tiba-tiba saja ada sebuah jaket yang tersampir di punggungnya dan jaket itu juga yang memberikan kehangatan di tubuhnya.
"Dingin banget ya? Mau aku peluk apa gimana?" tanya Ken dengan suara cemas. Adrina tersenyum dan menggeleng.
"Gak usah, gih masuk ke kelas kamu. Aku juga mau masuk ke dalem," ucap Adrina kepada Ken yang membuat Ken mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah, kalau gitu aku kelas dulu ya." ucap Ken.
"Iya... " ucap Adrina kepada Ken lalu Ken pergi setelah pamit darinya.
"Widih, enak banget ya jadi lo Rin. Ada yang nganterin ke kampus, ke kelas, diperhatiin. Gue jadi iri nih." ucap Nadia dengan wajah manyun yang tiba-tiba sudah berada di sebelahnya.
Adrina tersenyum lebar--memperhatikan deret giginya yang putih, "makanya cepet jadian sama Evan," celetuk Adrina membuat Nadia diam. Nadia sejujurnya tidak mau membahas tentang Evan lagi di hidup ataupun hari-harinya.
"Jangan bahas dia dong Rin, gue eneg banget ngeliat cowok php kaya gitu. Sakit hati gue di phpin terus," ucap Nadia lesu. Ada sorot kekecewaan di matanya yang bisa Adrina tangkap tadi.
"Ya, lo nya sih yang terlalu ngejar-ngejar dia. Coba deh, lo jangan ngejar-ngejar dia. Mulai sekarang lo coba aja deh kaya gitu. Simpel aja, kalau dia nyari lo di saat lo ngejauh dari dia, itu artinya lo itu special di mata dia." ucap Adrina memberikan saran.
Nadia mengendik, "masalahnya gak semudah itu, Rin. Gue gak terlalu bisa ngejauh dari dia. Dia bilang dia sayang sama gue, tapi dia malah jogging kemarin sore sama Ira. Keterlaluan gak sih? Gue takut kalau dia nyari gue cuman sebagai pilihan di saat dia bosen aja. Gue gak mau kaya gitu, Rin." ucap Nadia lesu.
Adrina tersenyum. Kali ini senyumnya lembut, "itu artinya, si doi playboy. Sekarang gini deh, lo coba move on aja. Cowok di dunia banyak, Nad. Lo pasti bisa kok move on." ucap Adrina yakin.
Nadia menghembuskan udara dari mulutnya. "lo mah gampang banget ngomong kek telor ceplok. Nah di sini yang ngejalanin itu gue, yang ngerasain itu gue... dannn yang sakit hati juga gue," ucapnya.
Adrina menggeleng dengan patah-patah, "justru itu! Lo harus buktiin sama dia. Lo bisa move on. Lo gak stuck di dia terus apalagi sampe bilang dia php. Sekarang lo jangan kaya gitu lagi. Kalau lo bilang dia itu modelnya php, berarti sama aja lo yang ngarep sama dia padalah mungkin dianya gak nganggep lo." ucap Adrina lalu berjalan untuk masuk ke kelas bersama Nadia.
Nadia duduk di sebelah Adrina sambil menaruh tasnya, "bener juga sih lo Rin, lo emang sahabat gue yang top cer. Gak nyesel gue punya sahabat kaya lo," ucapnya membuat Adrina mencibir sementara Nadia hanya cengengesan menatap Adrina.
"Makasi buat saran lo, Rin. Gue usahain." ucap Nadia membuat Adrina mengangguk pelan dan tersenyum.
"Yang terbaik buat lo."
***
"Oi!"
"Oi Ken!" teriakan itu menghentikan langkah Ken yang sedang berjalan keluar kelas dengan tas yang ia pegang di pundak.
Ken melihat Dimas, Rey, Evan dan Mika yang langsung namplok terhadapnya, "Ken, jj yuk." ucap Mika cengiran tengalnya.
"Hah? Jj?" beo Ken.
"Aduhhh, segitu aja lo gak tau. Jalan-jalan Ken. Segono aja gak ngerti," ucap Mika sambil geleng-geleng kepala dan melipat tangannya di dada.
Evan terkekeh melihat Mika yang seperti anak kecil, "idih, lo kayak anak lima tahun aja." sindirnya membuat Mika menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENADRINA
Romance[Ceritanya di private. Kalau mau baca, follow dulu ya!] Dalam persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak ada yang murni. Seperti Ken dan Adrina. Ken sudah lebih dulu menyukai Adrina tapi Adrina tidak pernah tahu hal itu. Hingga keduanya harus m...