PART 19
"Woy!" Adrina tersentak saat dia tengah memakan makanannya lalu matanya menatap Nadia yang tengah nyengir lebar ke arahnya. Nadia duduk di depan Adrina yang tengah makan dengan lahapnya.
"Astaga Rin, lo kaya kagak makan bertahun-tahun aja deh. Kok gak kayak biasanya aja sih lo?" tanya Nadia terlihat heran. Adrina mengendikan kedua bahunya nampak acuh. Mereka berdua kini ada di kantin kampus dan Adrina masih makan mie ayam dengan lahapnya sampai-sampai dia sudah makan 3 mangkuk.
"Bang, 1 lagi!" teriak Adrina membuat Nadia melongo dengan tatapan horor di depannya.
"Siap pake z!" ucap abang-abang penjual mie ayam di kampusnya dengan semangat.
"Gak pake lama bang!" teriak Adrina, "Oh ya, sayurnya banyakin dong bang saya kan udah nambah terus!" teriak Adrina lagi.
"Oke takiye!" ucap abang-abang penjual mie ayamnya. Setelah lima menit kemudian mie ayam Adrina sudah jadi dan di antar ke meja kantin sementara Nadia asik menatap keanehan sahabatnya itu.
"Rin, gue mau tanya deh, obat penghilang sakit kaki apaan ya? Kakak gue ngeluh sakit melulu, tapi sakitnya di kaki" ucap Nadia.
"Diapet." ucap Adrina ngawur.
Nadia menoyor kepala Adrina sehingga Adrina meringis pelan yang membuat dia mengelusnya kepalanya dengan rasa sakit.
"Heh! Diapet buat sakit perut bego! Wah sakit lo Rin. Masa diapet buat obat sakit kaki. Sontoloyo." ucap Nadia kesal. Dia bersandar di kursi kantin sambil bersidekep.
"Aduh sakit nih jidat gue. Udahlah lo jangan ganggu acara makan gue deh, gue lagi fokus nih." ucap Adrina dengan mulut penuh mie ayam.
"Fokus, jidat lo noh." ucap Nadia kesal.
"Yee, kenapa sama jidat gue? Lo iri gak punya jidat kaya gue?" ucap Adrina sombong membuat Nadia mendengkus kesal.
"Serah apa kata lo dah. Yang jelas gue gak peduli." ucap Nadia, "Eh-eh bukannya itu Ken ya?" ucap Nadia menatap ke luar kantin.
Adrina menoleh ke arah pandang Nadia dan menemukan Ken sedang asik menggobol dengan seorang gadis. Adrina mengernyitkan dahinya melihat gadis yang di ajak Ken berbicara. Rasa-rasanya dia tidak pernah melihatnya, atau mungkin Adrina tidak sadar mereka satu kampus. Secara Ken dan Adrina beda jurusan.
Tapi justru ini aneh. Dari cara keduanya menggobrol mereka tampak akrab yang membuat seluruh pikiran negatif Adrina seliweran.
Adrina melongo saat gadis itu mengecup pipi Ken dengan wajah malu-malu. Napas Adrina tercekat. Dia tanpa pikir panjang langsung menuju ke sana dengan mengambil tasnya sementara Nadia yang melihat kejadian itu juga mengikutinya dari belakang.
"Kontrol emosi lo Rin. Kontrol." ucap Nadia di belakang tetapi terlambat. Adrina sudah sangat murka dan sebentar lagi akan menyeruduk Ken, jadi Nadia diam saja--mengunci mulutnya rapat-rapat.
Mendingan gue kagak ikut campur dah daripada ntar yang ada gue kena imbas juga, Batin Nadia.
"Eh, ada Adrina." ucap gadis itu sok kenal yang membuat Adrina mengernyit tidak suka sementara Ken diam menengang seperti patung di tempat.
"Habis kamu Ken." batin Ken nelangsa.
"Maaf, kita kenal?" ucap Adrina. Nadanya menyiratkan ketidaksukaan, sementara gadis itu nampak memasang senyum paksa.
"Masa gak kenal sama aku sih, Rin? Kita sempet temenan dulu. Kamu gak inget?" ucapnya, "Pas smp." ucap gadis itu. Adrina diam dengan wajah datarnya sambil melirik Ken yang diam di sebelahnya. Ken nampak bergidik melihat tatapan Adrina yang keliwat tajam menatap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENADRINA
Romance[Ceritanya di private. Kalau mau baca, follow dulu ya!] Dalam persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak ada yang murni. Seperti Ken dan Adrina. Ken sudah lebih dulu menyukai Adrina tapi Adrina tidak pernah tahu hal itu. Hingga keduanya harus m...