Part [13]

64.1K 4.1K 68
                                    

PART 13

"Eh lo tau gak, sih? Ada cewek di gedung depan noh. Buih, cantik banget Kennn! Lo gak bakalan nyesel deh kenal sama dia. Gue jamin." ucap Adilo dengan nada intonasi yang berlebihan yang membuat Ken memutar bola matanya dengan bosan.

Sahabatnya itu selalu saja membicarakan para cewek sementara dirinya hanya menjadi pendengar setia. Jujur saja, Ken tidak tertarik dengan gadis-gadis yang dibicarakan oleh Adilo, karena nyatanya, hatinya sudah ada orang yang menempatinya, meski orang itu tidak sadar dan tidak akan pernah tau tentang perasannya.

"Serah lo aja. Gue males," ucap Ken lalu menyenderkan punggungnya di kursi kantin. Kantin sekarang sedang ramai-ramainya karena bel istirahat baru saja dikumandangkan yang membuat semua anak kelas X, XI, XII berdesakan di kantin sekolah mereka.

"Yee, dibilangin malah ngeyel lo!" ucap Adilo sambil meminum minumannya yang ada di atas meja kantin. Ken menatapnya sekilas dengan wajah bosan dan ia berinisiatif untuk memainkan ponselnya saja setelah ia makan--tentunya.

Sesaat Ken menurunkan ponselnya dan ia menangkap sosok yang ia kenal. Sosok itu tengah tertawa riang dan manis dengan teman-temannya yang sedang bergosip ria di dekat pancuran.

Ia memperhatikannya dengan sesama sambil tersenyum tipis--tanpa sepengetahuan Adilo yang tengah sibuk menatap gadis-gadis cantik di belakangnya. Bahkan Adilo mengeluarkan jurus gombalan buayanya yang membuat gadis-gadis itu klepek-klepek hanya dengan di gombali olehnya.

Ia tersenyum semakin lebar saat gadis yang ia tatap tengah tertawa dengan raut wajah yang sangat antusias.

"Rin, lo cantik banget kalau lagi ketawa." batin Ken. Dia memperhatikan Adrina dengan senyum-senyum seperti orang gila yang membuat Adilo akhirnya sadar bahwa sahabatnya itu sudah seperti orang kerasukan.

"Woy! Nape lo senyum-senyum gak jelas? Kesambet?" tanya Adilo membuat Ken menatapnya malas. Baru saja Ken bermimpi tentang Adrina di khayalannya tetapi sudah gugur akibat suara jelek Adilo.

Adrina adalah sahabatnya atau lebih tepatnya tetangga yang ia sukai, tetapi Adrina tidak pernah tau karena Ken tidak berani dan tidak pernah menyatakan perasaanya kepada Adrina karena takut Adrina akan mejauhinya.

"Gak, gue duluan ya. Mau bikin tugas di kelas." ucap Ken membuat Adilo yang diam dengan menatapnya sebentar lalu mengangguk. Dia ingat bahwa ada tugas Fisika di kelasnya saat ini, tetapi Adilo malas untuk mengerjakannya.

"Oke," ucap Adilo lalu Ken langsung pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ken keluar kantin dan ia sempat melirik Adrina yang menatapnya tetapi Ken tetap berjalan dengan gaya kerennya yang membuat semua cewek yang ada di dekatnya jadi menatap sang pusat objek yang terlihat sangat menarik di kalangan para siswa. Ken termasuk salah satu cowok ganteng di SMA Cendrawasih jadi tidak heran jika ia selalu menjadi pusat tatapan, apalagi untuk kaum hawa.

"Ken!" panggilan itu membuat Ken menghentikan langkahnya. Dia kenal suara itu. Suara Adrina.

"Kenapa, Na?" tanyanya saat Adrina berjalan kecil ke hadapannya.

"Mm, Adilo mana ya? Lo ada liat dia gak, Ken?" Seperti tertusuk belati tak kasap mata, Ken menghembuskan napas pendek. Sangat pendek karena jujur dia cemburu dengan Adilo yang selalu mejadi pusat incaran Adrina.

Adrina memang menyukai Adilo dan Adilo menyukai Adrina dan sekarang status mereka juga sedang berpacaran yang membuat Ken mati-matian menghindari Adrina, bahkan Ken sangat galau saat Adilo menembak Adrina di lapangan sekolah yang ramai anak-anak Cendrawasih, tetapi dia tidak menunjukkan kegalauan hatinya, karena Ken orang yang sangat tertutup meski dia anak lelaki yang begajulan. Hanya Alden--kakak tertua Adrina yang tau kalau Ken sedang galau pada saat itu dan Ken menceritakan semuanya kepada Alden.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang