Part [24]

55.6K 4.2K 161
                                    

PART 24

Adrina begitu sensi. Saat keluar dari parkiran Ken tidak menariknya seperti biasa dan malah sibuk berbincang dengan Andin di depannya. Mereka tertawa bersama layaknya seorang kekasih yang sedang bermesraan. Adrina menghela napas kesal lalu berjalan mensejajarkan langkah Ken dan Andin yang tengah asik tertawa di depannya.

Adrina tambah kesal karena Andin deket-deket sama Ken. Adrina malas melihatnya dan berjalan saja dengan langkah cepat-cepat mendahului Ken dan Andin.

"Loh, loh Rin, mau kemana?" tanya Ken.

"Kelas!" ucapnya ketus.

"Aku anterin." ucap Ken.

"Gak usah aku bisa sendiri keles." ucap Adrina lalu dengan perasaan kesal luar biasa dia menambah kecepatan langkah kakinya menuju ke arah kelasnya.

Lihat? Bahkan Ken tidak mengejarnya.

Adrina malas ke kelas dan berdalih menuju ke kantin kampus. Mendingan dia minum es toh untuk mendinginkan kepalanya yang sedang panas saat ini ketimbang memikirkan suaminya itu.

Lalu sedetik kemudian pikiran buruk lagi-lagi menghinggapi kepala. Harusnya Adrina tidak meninggalkan Ken berduaan dengan Andin. Tetapi dia jengkel juga sama Ken yang terus-terusan membalas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Andin.

Ah, Adrina bahkan tidak mau mengingatnya. Ingat itu membuat hatinya tambah kesal.

"Kenape wajah lo Rin?" celetuk Nadia yang tengah duduk dengan Evan di kantin.

Adrina yang melihat Nadia di salah satu meja kantin mendadak ikut nimbrung, "Kesel gue!" ucap Adrina lalu dengan sembarangan dia mengambil gelas jus di depannya dan meminumnya sampe habis tanpa sisa dengan tiga kali teguk.

Evan melongo karena jusnya habis dengan dua kali teguk oleh Adrina, "Yah, Rin. Gue padahal baru pesen itu jus. Belum gue minum malahan. Ah, lo mah gitu banget. Seenak udel lo minum punya orang. Tinggal sama Ken lo jadi ikut kaya dia ya?" ucapnya kesal.

"Udah deh, lo beli aja lagi. Susah amat. Gue lagi panes nih." ucap Adrina kesal.

"Ya tapi gak minum jus punya gue juga Rin." ucap Evan dengan wajah melasnya.

"Ini bumil kenapa sih? Kenape lo Rin?" tanya Nadia yang merasa aneh atas perlakuan Adrina.

"Bete." ucapnya.

"Karena apa?" ucap Evan bertanya.

"Udahlah, jangan bahas itu. Males gue." ucap Adrina mengalihkan pembicaraan.

"Trus Ken mana?" tanya Nadia membuat Adrina terdiam sebentar.

"Sibuk sama gebetannya." ucap Adrina kesal membuat Evan dan Nadia mengerutkan keningnya kurang paham.

"Gebetan?!" seru mereka berdua membuat Adrina memutar bola matanya.

"HEY-HEY WUTZZ UP MAN!" teriakan itu membuat mereka yang ada di meja kantin menoleh bahkan banyak mahasiswi dan mahasiswa yang tengah duduk di kantin memperhatikan Mika.

Mika dengan cengiran jahilnya duduk di sebelah Evan, "Dimas sama Rey mana?" ucap Evan bertanya karena biasanya Mika, Rey, dan Dimas berangkat barengan. Ya iyalah, karena mereka saudara.

"Biasa, ngeceng." ucapnya enteng, "Mereka lagi godain cewek-cewek di depan kelas." ucap Mika membuat Evan berdecih sementara Adrina tidak perduli. Pikirannya terus pada Ken.

"Ken masih Andin gak ya?" batin Adrina resah.

Karena gengsi kegedean dia jadi gak mau mencari Ken untuk memastikan apakah Ken masih sama Andin atau tidak tetapi hatinya terus resah mengingat itu.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang