PART 21
Ken melirik Adrina di sebelahnya. Pikirannya jauh berkelana kemana-mana karena Adrina memaksanya membeli celana pendek. Sangat pendek sampe-sampe tadi di rumah sakit Adrina menjadi objek pusat pandangan pria-pria bahkan kalau tidak ada Ken disebelahnya pasti saat ini Adrina sudah di tarik om-om untuk masuk ke dalam kamar rawat inap disana.
Demi Tuhan, Ken ingin sekali mengambil garpu dan mencolok satu-satu mata yang jelalatan memperhatikan istrinya. Tetapi Adrina biasa saja. Dia malah tanpa beban berjalan dengan lekuk tubuhnya yang manis yang membuat Ken meneguk ludah terus-menerus.
Ken memang sudah melarangnya memakai celana itu tapi Adrina kekeuh memakai celana itu sehingga Ken mengalah demi istrinya meskipun perutnya bergejolak marah.
"Ken, laper." ucap Adrina dengan suara merengek menyadarkan Ken.
"Bukannya tadi kamu baru makan ya?" tanya Ken bingung.
"Aku maunya makan lagi!" ucap Adrina sambil bersidekep.
"Yaudah, kamu mau makan apa?" ucap Ken sambil mengendarai mobilnya.
"Nasi goreng, pisang bakar, jus tomat, sama rujak mangga Ken...." ucapan Adrina dengan suara cepat yang membuat Ken menatapnya horor. Tadi Adrina sudah makan banyak sekali bahkan dua porsi nasi kuning sudah habis ludes olehnya. Tanpa sisa.
"Rujak mangganya aku mau yang pedes Ken." ucapnya lagi, "Boleh ya Ken?" ucap Adrina dengan suara seperti anak kecil. Ada binar-binar sangat ingin di kedua bola matanya yang membuat Ken tidak bisa menolaknya.
Ken tersenyum, "Yaudah kita beli dulu ya." ucap Ken membuat Adrina bersorak seperti anak lima tahun yang diberi hadiah yang membuat Ken menggeleng geli sambil melajukan mobilnya saat lampu hijau sudah menyala di jalan raya.
Setelah tiga puluh menit mereka sampai di sebuah restoran.
"Tunggu dulu, Rin. Jangan turun dulu." ucap Ken.
"Kenapa?"
"Tunggu sebentar." ucap Ken lalu mencondongkan dirinya ke arah belakang dan mengambil tas butik yang diantar pengawalnya ke ruang rawat inap karena Ken tidak mau meninggalkan Adrina lagi. Dia menebus obat dalam jangka waktu sebentar aja tadi sudah ada kejadian seperti itu bagaimana kalau dia pergi ke butik dengan waktu yang lama?
"Pake." ucap Ken menyerahkan sebuah kain pantai. Ken memang sengaja menyuruh pengawalnya kain pantai karena Adrina yang memintanya juga.
"Gak mau! Panas tau Ken!" ucap Adrina karena keadaan jalan yang panas, hujannya telah reda, "Lagian kenapa sih aku pake celana pendek? Gak mengganggu orang lain kok." ucap Adrina seenak jidatnya yang membuat Ken menghebuskan nafas panas.
"Rina, kamu jangan keras kepala deh. Pake sekarang." ucap Ken menyodorkan kain pantai ke arahnya.
"Aku gak mau Ken! Gak mau ya gak mau!"
Ken hanya bisa menghela napas panjang, "Yaudahlah, kalau kamu maunya kaya gitu. Tapi jangan salahin aku kalau di dalem nanti banyak yang liatin kamu nafsuan." ucap Ken membuat Adrina tertawa.
"Siapa juga yang nafsuan sama aku, hahaha. Ada-ada aja kamu deh." ucap Adrina disela-sela tawanya.
"Yang penting aku udah ingetin kamu aja." ucap Ken lalu menaruh kain pantai yang dia bawa di tempat semula dan turun duluan dari mobil.
"Ken tunggu dong!" teriak Adrina lalu dia melepas seat belt nya dan berjalan mengikuti Ken dari belakang. Adrina dongkol sama Ken yang jalan tanpa menunggunya.
"Ken cepet banget marahnya." batin Adrina.
"Kok sendirian sih cantik?" pertanyaan itu muncul dari gerombolan para bapak-bapak yang duduk di meja nomber empat yang membuat Adrina merinding setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENADRINA
Romance[Ceritanya di private. Kalau mau baca, follow dulu ya!] Dalam persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak ada yang murni. Seperti Ken dan Adrina. Ken sudah lebih dulu menyukai Adrina tapi Adrina tidak pernah tahu hal itu. Hingga keduanya harus m...