Part [30]

69.2K 4.9K 319
                                    

PART 30

Kepercayaan itu penting. Sebagai mana mestinya, nyatanya kepercayaan lah yang membuat kedua hati yang merekat tanpa halangan.

"Bumill mudaaa!" teriakan itu membuat Adrina yang tengah menyiram bunga di halaman rumahnya menoleh. Terkejut sebentar—lalu senyum bahagia ia pancarkan saat melihat Nadia berjalan ke arahnya. Pakaiannya seperti habis pualng dari kantor.

"Nadia, lo sama siapa ke sini?" ucap Adrina dengan rasa kangennya. Dia merasa lama tidak pernah bertemu dengan Nadia sementara Nadia tersenyum penuh misterius menatapnya.

"Samaaa, taraaaa!" teriak Nadia memebentangkan kedua tangannya ke arah kanan—tepatnya ke arah pintu gerbang rumah Ken dan Adrina.

Ada Beno, Evan, Mika, Rey, dan Dimas. Mereka semua tersenyum sambil melambaikan tangan mendekat ke Adrina. Kelima cowok itu terlihat gagah seiring berjalannya waktu.

"Rin, aduh gak pernah liat lo. Sekarang lo nambah cantik aja ya." puji Rey. Rey ini memang sangat senang memujinya.

"Ya kan lo sibuk, P'A banget sih!" gerutu Mika.

"Apa lo bilang? Lo ngatain gue P'A? Lo gak nyadar kalau lo yang P'A? Kupret?!" ujar Rey terlihat benar-benar kesal.

Beno berdecak sebal, "Udah deh, lo berdua kaya anak kecil aja berantem mulu." ujarnya melerai.

Beno sekarang memang dekat dengan teman-temannya, setelah menyelesaikan studynya di Paris. Kali ini juga dia sedang menjalin hubungan serius dengan Nadia. Beno pernah cerita akan melamar Nadia dalam waktu dekat ini ke Ken namun dia belum berani. Dia takutnya di tolak Nadia karena hubungan mereka baru seumur jagung. Adrina tau itu dari Ken yang cerita, meski Adrina mencuekannya.

"Sayang, kok aku gak di tungguin, sih?" gerutuan dari seseorang itu membuat Adrina mengernyit heran.

"Duh, Van. Pacar lo rempong amat sih. Cari gih sana." ujar Dimas terlihat sedikit kesal.

"Pacar?" beo Adrina bingung.

Senyum Evan langsung terbit melihat wajah kebingungan Adrina sekarang.

"Iya, pacar Rin. Tuh pacarnya Evan." ucap Rey menunjuk dengan tatapan matanya ke arah pintu gerbang. Keningnya berkerut dalam melihat perempuan manis yang berjalan ke arahnya.

Matanya menyipit dengan alis yang hampir tertaut karena sedang mengingat-ngingat wanita di hadapannya. Kini Evan merangkulnya dan tersenyum lebar.

"Hai, Rina ..." sapanya riang, "Masih inget aku? Aku Intan." ujar Intan memperkenalkan dirinya.

Adrina tersentak karenanya. Intan, teman semasa SMAnya dulu namun beda kelas dengan Adrina. Intan juga yang dulu pernah ia sangka sebagai pacarnya Ken padahal tidak sama sekali.

"Ohya, aku ingat,"ujarnya mulai ingat, "Yaampun Intan, kamu cantik banget sekarang. Jadi kalian pacaran?" tanya Adrina. Evan dan Intan bertatapan sekilas lalu mengangguk dan tersenyum menatap Adrina di hadapannya. Keduanya sama-sama terlihat malu-malu.

"Serius?" tanya Adrina lagi.

"Serius dong, Rin." ujar Evan dengan bangganya membuat Mika, Rey, dan Dimas mencibir bersamaan.

"Serius Rin, sampe-sampe kita di lupain. Terus nampol sama Intan aja sampe-sampe kita di kacangin. Iya kan, bro?" ujar Mika kesal.

"Yoi!" balas Rey dan Dimas serempak.

"Makanya cari pacar dong." ujar Beno.

"Wah, ngeledek ya lo! Kalau gak ada lo, Nadia pasti udah jadi milik gue sekarang." ujar Mika penuh rasa percaya diri.

KENADRINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang