PART 15
Adrina mengerutkan keningnya dalam-dalam karena Ken tidak ada di dalam kamar. Dia sudah mencari namun Ken tampak tidak terliha di mana pun. "Ken kamu dimana?" tanya Adrina, tetapi hening. Tidak ada sahutan ataupun jawaban.
"Hellowww?" tanya Adrina sambil menutup kamar mandinya. Dia memang habis dari kamar mandi dan tadi dia melihat Ken ada duduk di sofa sambil menonton televisi besar di rumah mereka.
"Ken?" suara Adrina menjadi was-was lalu ia keluar dari kamar mereka. Dia mencari-cari ke segala tempat tetapi nihil. Ken tidak ada di mana-mana.
"Ken, kamu dimana?" tanya Adrina semakin cemas karena Ken tidak ada di mana-mana.
"Hellow, Ken jangan main petak umpet deh! Gak lucu." ucap Adrina menggelegar ke seluruh rumah, tetapi Ken benar-benar tidak ada dimana-mana. Keadaan rumah kosong melompong, bagai kuburan di tengah malam.
Adrina perlahan melangkahkan kakinya untuk menuju ke sofa, tetapi tiba-tiba lampu rumah mati secara meluruh. Adrina berteriak karwna tidak bisa melihat apapun di sekitarnya dan ia berdiri dengan tubuh menegang takut. Bayangan-bayangan mistis muncul di kepalanya.
"Ken, kamu dimana... " panggil Adrina untuk kesekian kalinya, tetapi benar-benar tidak jawaban. Adrina takut sekali. Dia benar-benar takut karena keadaan rumah sangat gelap dan sepi.
"Ken, kamu dimana?! Aku takut Ken!" teriak Adrina lagi. Dia benar-benar takut. Banyak pikiran buruk yang menghinggapi kepalanya. Salah satunya adalah masalah hantu. Dia takut nanti tiba-tiba ada hantu di sini.
Adrina hanya dapat diam di tempatnya sambil memejamkan matanya. Tiba-tiba dia merasakan ada tangan yang menggenggam tangannya. Dia tetap memejamkan mata karena takut bukan main dengan seluruh badan bergetar, "Jangan takut, Na. Ini aku Ken." ucapan itu membuat Adrina membuka matanya namun keadaan sudah terang. Lampu sudah menyala di seluruh tempat, tetapi Adrina malah menoleh ke arah Ken yang tersenyum. Adrina mengembuskan napas lega lalu memeluk Ken dengan sangat erat.
"Kamu tuh kemana sih?!"
"Maaf ya, aku bikin kamu takut." ucapnya membuat Adrina mengangguk samar masih dengan sedikit isak tangisnya. "Abis dari luar. Ngobrol sama Satpam."
"Oh ya Rin."
"Apa?"
"Dansa yuk!" ajak Ken antusias.
"Dansa?" beo Adrina dengan suara serak.
"Iya," ucapnya, "Yuk. Mau nggak?" ucap Ken membawa Adrina menghadap ke arah belakang, tetapi Adrina langsung terperangah karena melihat lilin-lilin menghiasi lantai rumah mereka.
"Ken, kok---"
"Aku 'kan udah bilang kalau nyiapin ini semua buat kamu." ucap Ken menyela perkataan Adrina. Adrina menggulum senyum malu.
Ken tersenyum senang dan mengajak Adrina ke tengah-tengah lilin-lilin yang ada di ruang tengahnya yang sangat luas.
Adrina memperhatikan Ken yang berjalan ke arah meja dan menghidupkan sesuatu. Dia berjalan kembali ke arah Adrina yang memperhatikannya, "Ken, aku gak bisa dansa." ucap Adrina polos saat Ken mengulurkan tangannya di hadapan Adrina.
Ken tersenyum lembut, "Aku ajarin." ucap Ken membuat Adrina menggeleng pelan.
"Jangan deh, nanti kaki kamu jadi korban." ucap Adrina. Dia ingat saat kejadian dulu dia mengikuti prom night SMA yang berpasangan dengan Dika--teman sekelasnya.
Sewaktu itu Adrina hanya peruntungan saja mau ikut dengan Dika, karena dia tidak ada pasangan dan Dika juga ingin memanas-manasi mantan pacarnnya yang bernama Diah dulu. Jadi mereka datang bersama saat prom.
"Gak akan, ayo." ajak Ken masih setia dengan senyum lembutnya dan tatapan teduh menawannya yang membuat Adrina semakin jatuh hati. Adrina dengan ragu-ragu menerima ajakan Ken dan Ken langsung tersenyum senang melihatnya.
"Injek aja kaki aku." ucapan Ken membuat Adrina mengerutkan keningnya.
"Jangan, aku 'kan berat Ken." ucap Adrina.
"Enggak, injek aja." ucap Ken mengintruksi Adrina. Adrina mulai menginjakkan kedua kakinya di atas kedua kaki Ken.
"Sekarang liat ini," ucap Ken. Dia membawa tangan Adrina ke pundak dan tanggannya. Adrina mengamati Ken yang terlihat begitu lihai di hadapannya.
Ken menatap Adrina yang tengah mengamatinya, "Ayo kita coba." ucap Ken. Adrina mengangguk cepat, tanda bahwa dia juga sangat antusias. Sama dengan keantusiasan Ken.
Ken mengajari Adrina berdansa dengan kakinya yang membuat mereka saling tatap kembali. Tetapi tatapan ini berbeda. Tatapan ini penuh kelembutan dan seluruh cinta mereka. Selama beberapa detik mereka diam dengan saling tatap, namun tatapan itu terbuyarkan oleh lagu Ed Sheeran - Thinking Out Loud.
"Oh, aku udah ngerti kok Ken," ucap Adrina lalu mesejajarkan kakinya dengan Ken yang menampak di atas lantai.
Ken menggamit tangan Adrina yang sebelah kanan dengan erat lalu tangan kanannya memeluk pinggang Adrina dengan sangat possesif.
"Kamu cantik." ucap Ken spontan yang membuat wajah Adrina sukses memerah.
"Jangan gombal Ken." ucap Adrina menggulum senyum malu, "Lagian aku cuman pakai pakian biasa dan aku gak secantik wanita-wanita di luar sana." ucap Adrina dengan suara jenakanya yang membuat Ken tersenyum geli.
"Tetep aja aku suka." ucap Ken lalu posisi Ken sekarang seperti memeluk Adrina.
"Hah, kamu merusak suasana. Padahal udah bagus-bagusnya tadi kita romantis." ucap Ken terdengar kecewa. Adrina melepas tangan Ken dari depan tangannya dan menoleh ke belakang.
"Siapa suruh. Gombal melulu sih." ucap Adrina dengan tingkah lucunya yang membuat Ken benar-benar gemas dengannya.
"Iya-iya aku salah." ucap Ken. Keduanya saling menebar senyum saat bertatapan. Seperti ada pengikat tak kasat mata. Seperti ada magnet yang menarik mereka untuk terus begini.
"Makasi, Rin."
***
Please leave Vote dan Comment!:)
KAMU SEDANG MEMBACA
KENADRINA
Romance[Ceritanya di private. Kalau mau baca, follow dulu ya!] Dalam persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak ada yang murni. Seperti Ken dan Adrina. Ken sudah lebih dulu menyukai Adrina tapi Adrina tidak pernah tahu hal itu. Hingga keduanya harus m...