Part 28

235 36 28
                                    

Sudah satu mingguan lebih Zelvin mendiami Abian dan mereka selama semingguan lebih ini juga belum bertemu secara langsung. Zelvin hanya mendengar ucapan 'i love you' dari Abian setiap pagi saat berangkat dan juga pulang bekerja.

Kebetulan hari ini adalah hari libur, bukan hari Minggu melainkan tanggal merah di hari Selasa. Ketiga anak-anaknya sedang bersantai di ruang tamu sambil bermain game. Sedangkan suaminya berangkat bekerja.

"Daddy kalian udah berangkat?" tanya Zelvin. Masalahnya Zelvin tadi ketiduran, dia tak mendengar ucapan dari mulut Abian.

"Udah Pa. Kasihan Dad tatapannya kosong melulu, dia kangen sama Papa" ucap Kai. Sungguh menyedihkan sekali suaminya ini. Tetapi ia tak tau apa yang terjadi di kantor Abian semenjak ia tidak memperlihatkan dirinya di depan suaminya.

"Misalnya Papa udah ga diamin Daddy, menurut kalian gimana?" tanya Zelvin pada ketiga anaknya.

"Tergantung isi hati papa kayak gimana? Jangan karena kita rindu kehangatan keluarga, Pa. Klo papa masih belum siap, jangan dipaksa" jelas Terry. Klo dipikir-pikir Zelvin sejujurnya rindu dengan Abian, ia ingin dipeluk dicium setiap hari.

"Nanti papa pikir dulu ya" jawab Zelvin.

Zelvin berjalan menuju ke dapur, dirinya berniat mengambil es krim di kulkas. Baru saja ia masuk ke dapur, ada satu kotak bekal yang tertinggal. Biasanya juga dibawa, sepertinya tadi Abian terburu-buru jadi dirinya tak sempat membawa kotak bekal itu.

Zelvin berniat untuk ke kantor hanya untuk mengantarkan bekal milik Abian. Entah kenapa dirinya ingin? Tapi ia harus siap menelan rasa pahit jika sudah memasuki ruangan milik suaminya.

Zelvin bersiap-siap untuk menuju ke kantor Abian. Ia tak ingin merepotkan anaknya hanya untuk mengantarkan dirinya ke kantor suaminya. Zelvin juga tidak mau anak-anaknya melihat kejadian yang tidak ia inginkan saat di kantor suaminya.

"Papa berangkat ke kantor Daddy dulu ya!" ucap Zelvin. Ketiga anaknya langsung berdiri, reflek mereka keren juga ya. Klo denger papanya mau keluar udah otomatis berdiri dan menawarkan diri.

"Papa mau diantar siapa?" tanya Bryan. Padahal Zelvin tak ingin diantar oleh siapa-siapa.

"Engga usah. Kalian nikmati hari libur aja ya, papa mau ke sana sendirian" ucap Zelvin.

"Pa! Kita khawatir papa kenapa-kenapa" ucap Bryan. Haduh anaknya ini cerewet sekali.

"Papa baik-baik aja. Papa janji klo ada apa apa, papa pasti ngabarin kalian" Zelvin tersenyum sambil mengangkat kedua tangannya serta mengacungkan jari kelingkingnya.

"Oke, gpsnya jangan lupa dinyalain!" ucap Terry. Zelvin membuka hpnya kemudian menyalakan gps.

"Udah ya! Jangan cerewet melulu!" gerutu Zelvin. Ketiga anaknya memberikan ciuman dipipinya.

Zelvin berangkat menuju kantor Abian menggunakan supir pribadi, ia sempat menelpon supir yang biasanya Abian suruh untuk mengantarkan Zelvin kemanapun menggunakan mobil.

Sesampainya di kantor, entah kenapa dadanya terasa deg-deg an. Biasanya juga engga, Zelvin menarik napasnya kemudian menghembuskannya.

Zelvin berjalan memasuki kantor Abian. Seperti biasa banyak sekali yang menyapa Zelvin, menurut mereka Zelvin itu orangnya ramah sekali dan juga baik. Andai tadi Zelvin membawakan toples jajan pasti mereka akan menyerbunya.

"Istri Pak Abian cantik loh daripada si cewe yang itu"

"Hah siapa?"

"Itu loh yang kayak lonte bajunya"

"Kasihan Bu Zelvin, suaminya terus-terusan di samperin sama wanita tak tau diri"

"Pengen peluk Bu Zelvin, pasti dia kuat banget"

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang