𖤛𖤛𖤛Sekitar pukul 8 pagi, suara deruman motor terdengar di luar markas Buttercup Curse. Salah satu anggota yang tadinya di luar buru-buru masuk dan memberikan info kepada anggota lainnya yang berada di dalam.
"Ada anak-anak Aurum Lionz tuh di luar," kata anggota tersebut.
Dengan setengah malas dan mata tertutup, Arkan menjawab, "Halahh, palingan juga cari ketua mereka. Kan ketuanya di sini, habis diomelin sama adiknya noh."
Anggota itu mengedikan bahu dan kembali berjalan keluar. Janu dan Starla yang melihat interaksi itu hanya bisa menggeleng-geleng.
"Gue nggak tahu kenapa Bang Arkan kepilih jadi ketua Buttercup Curse," bisik Janu kepada Starla.
Starla mengangguk setuju. "Pemalas," ucapnya.
"GARVAAA! ANGGOTA LO NOH DI DEPAN!"
"Busyettt!" Arkan memegangi dadanya karena kaget dengan teriakan Joe yang baru saja datang. Bahkan gadis bersurai merah itu belum melepas kaos tanganya.
"Hampir aja gue lempar nih galon." Bintang menggelengkan kepala dan lanjut mengangkat galon sampai ke dalam.
Kemudian dari lantai dua Garva turun dan melewati anak-anak Buttercup Curse dengan raut nelangsanya. Sehabis diomeli habis-habisan oleh adiknya yang tak lain adalah Jiraiya, Garva lanjut diberikan khotbah oleh Bobby selaku sesepuh geng.
Jangan salah paham, sebelum memilih untuk bekerja layaknya orang normal, Bobby dulunya juga pernah berpengalaman di dunia gangster dan permotoran, tapi akhirnya dia tobat setelah beberapa kali keluar-masuk penjara dan diusir dari rumah. Sekarang geng itu sudah bubar, dan Bobby sekarang bekerja sebagai kasir di toko roti. Untung sekali ada yang ingin memperkerjakan kriminal seperti dia, huh. By the way, anyway, Bobby ini sepupu Garva dan Jiraiya. Jangan heran jika sesekali Bobby sering menginap di basecamp Buttercup Curse.
"Hah? Apa mau lo pada?" Garva bertolak pinggang melihat para anggotanya yang masih menangkring di motor. Beberapa anggota sih, tidak semua.
"Kita salah paham beneran, Bos. Gimana sih lo ah." Salah satu anggota membuka suara.
Garva hanya mengangguk. "Gue minta maaf karena asal perintah. Lagian bordiran bandananya pasaran banget, aelah," katanya malas.
Joe yang bersandar pada tiang tembok sembari melipat tangan langsung melotot mendengar perkataan Garva. Tanpa babibu ia melepas sepatu ventelanya dan melemparkannya hingga mengenai belakang kepala Garva.
"Woi!" teriak Garva menatap sinis Joe. Tetapi Joe juga menatapnya tak kalah sinis.
"Apa, lo?! Kalau mau gelut ya sini! By one kita!" ujar Joe menantang.
Garva kembali menghadap depan sambil menggelengkan kepalanya heran. Netra bulatnya memandangi satu per satu anggotanya dan mengangguk.
"Turun sini. Kita maaf-maafan sama Buttercup," ajak Garva melambaikan tangannya.
Tanpa paksaan, anggota Aurum Lionz beranjak dari jok motor dan berjalan mengikuti Garva yang masuk ke dalam markas Buttercup Curse. Doakan saja agar para anggota Garva itu tidak kena damprat mulut estetik milik wakil ketua Buttercup Curse.
𖤛𖤛𖤛
"Loh? Oma, Opa? Kenapa ke sini?" Joe sedikit terkejut saat mendapati Oma dan Opa berada di depan ruangan Raksa. Keduanya tengah berdiskusi dengan Mama Evi yang merangkul pundak sempit Ano.
Ketika suara Joe menyapa, saat itulah mereka menengok ke arahnya secara bersamaan. Joe berjalan mendekat dan mencium tangan Oma dan Opa.
"Habis dari mana, Jo? Raka kamu sendirian loh. Mama ke sini sama Oma-Opa kaget pas nggak ada kamu yang jagain Raksa," celoteh Mama Evi memeluk keponakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Kosong [Choi Hyunsuk x Kawai Ruka]
RandomNOT A HORROR STORY!!! Joe adalah seorang introvert yang memiliki banyak trauma karena perlakuan tak manusiawi dari kedua orang tuanya dan juga karena kehilangan sahabat terbaiknya. Joe bisa mengubah auranya tergantung tempat yang tengah ia pijaki. M...