Lyce's POVAku panik sejadi jadinya saat melihat bibir Harry yang tiba tiba memutih. Aku berdiri dengan cepat dan menarik kursi disampingnya hanya untuk merasakan jatuhnya Harry tepat dipundakku.
"Harry hey ini tidak lucu." Ucapku mencoba membangunkannya namun tubuhnya benar benar tidak bergerak. Tangannya yang dingin saat kusentuh membuatku percaya bahwa Harry benar benar tidak sadarkan diri. Aku membuatnya bersandar dikursi dan berpikir sejenak.
Aku pikir Harry tidak akan pernah mengalami hal seperti ini. Apa yang dia lakukan kemarin malam? Bertemu Rose lalu kerumahku. Tidak ada yang aneh. Hari ini? Selalu disampingku dan kami memakan makanan Rose. Rose.
"Rose, apa yang kamu masukkan makanan Harry?" Tanyaku berusaha untuk tidak memikirkan hal hal yang dapat aku lakukan dengan mudah hanya untuknya.
"Aku tidak memasukkan apa apa!" Jawab Rose yang aku lihat terkejut sama denganku.
"Bohong." Ucapku langsung menatap matanya.
"Pikir saja, harusnya kalau penyebabnya dari makanan buatanku, kamu tidak sadarkan diri juga!" Sentak Rose.
Tidak pikir panjang, aku menatap Rose dan Rose terdorong ke dinding kantin dengan sangat keras. Semua mata tertuju pada Rose dan aku, namun apa yang aku perdulikan? Luka yang aku buat pada Rose hanyalah lebam dengan penyembuhan beberapa lama. Kepalanya tidak terbentur dan berdarah. Aku hanya ingin menunjukkan pada Harry bahwa aku serius ingin mengurangi kebiasaanku menyakiti orang. Namun Rose keterlaluan.
"Bantu Harry, bodoh! Bukan celingak celinguk saja!" Ucapku dengan suara yang cukup keras karena orang orang yang awalnya diam saja dan berbicara dengan suara kecil dengan cepat membawa Harry ke UKS dan membantu Rose untuk berdiri.
Aku meluangkan waktuku untuk berjalan ke arah Rose yang merintih kesakitan karena punggungnya yang terbentur dinding dengan keras. Beruntung tidak ada kamera yang memantau dan juga aku tidak menyentuhnya untuk membenturkannya ke tembok. Aku tidak perduli jika mereka membicarakanku soal Rose terbentur ke dinding tanpa aku menyentuhnya sama sekali. Aku sudah melewati disebut sebagai penyihir dan sebagainya jadi aku tidak perduli untuk saat ini.
"Jangan dekat dengan Harry dulu, mengerti?" Tanyaku dengan suara yang pelan namun tegas pada Rose.
"Sampai kapan?" Tanyanya sambil mengerutkan dahi.
"Sampai urusanku denganmu selesai." Jawabku dan berlalu pergi menuju UKS.
Harry's POV
Aku membuka mata dengan pandangan yang begitu buram. Lampu yang tergantung di UKS membuatku sulit untuk melihat. Aku menutup mataku lagi beberapa saat dan membukanya dengan perlahan. Aku dapat melihat adalah orang yang aku ingin untuk aku lihat setiap saat. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena ia menunduk dengan tangannya yang menopang kepalanya dan jarinya memijat dahinya dengan pelan. Rambutnya jatuh dengan rapih disetiap sisi kepalanya. Aku tersenyum melihatnya. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini.
Aku menggerakkan tanganku yang membuatnya langsung mengangkat kepalanya dan menatapku dengan senyum kecil.
"Kamu pingsan lama sekali." Ucap Lyce dengan wajahnya yang kembali datar.
"Berapa lama?" Tanyaku memancingnya dengan senyumku.
"Lima belas menit." Jawabnya sambil melihat jam dinding di UKS.
"Tidak lama." Ucapku sambil tersenyum lebar ke arah Lyce. Aku melihatnya memutarkan kedua bola matanya.
"Untuk orang yang pingsan, lima belas menit itu lama dan anehnya kenapa kamu bisa bicara? Harusnya kamu diam dan meminta minum dan tidur lagi karena harusnya kepalamu sekarang berat." Ucap Lyce sambil mengerutkan dahinya. Aku senang saat ia bertingkah laku perduli padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited