Lyce's POV
Rose tidak masuk sekolah. Harusnya aku menatap Harry namun bangku kosong milik Rose lah yang mengambil perhatianku lebih. Tidak ada yang menanyakan keberadaannya kecuali para guru yang mengajar. Aku menunggunya hari ini, lalu keesokan harinya, dan keesokan harinya namun ia tidak pernah datang juga. Perlu dipertanyakan memang mengapa aku menunggunya, mungkin karena ia baru pertama kali tidak masuk sekolah selama aku belajar disini. Itu aneh bukan?
Luka ditanganku sudah mengering namun tetap meninggalkan bekas sedangkan luka dikakiku masih jauh dari kata sembuh karena tidak tau apa yang aku lakukan, aku membuatnya berdarah lagi.
Hari berlalu tanpa Rose membuat aku dan Harry mendekatkan diri satu sama lain. Ia tetap berusaha mendekatkan dirinya padaku meskipun aku selalu memberitaunya untuk mengambil waktu sebanyak mungkin sampai ia mengingatku dengan sendirinya. Kami mengulang seluruh hal dari awal lagi. Setidaknya untuk Harry, namun aku tetap bersyukur ia masih ada bersamaku, disampingku dengan segala hal yang sudah terjadi padanya. Harry memberitauku bahwa ingatannya mulai kembali saat ia bangun tidur. Namun tidak banyak yang ia ingat. Hanya beberapa kejadian pendek yang harus ia tanyakan kepada orang yang bersangkutan. Akupun semakin dekat dengan Liam, Louis, dan Niall karena merekalah yang membantuku untuk membantu Harry mengingat hal-hal yang telah terjadi. Meskipun aku belum meminta maaf secara resmi pada mereka karena jika aku ingat kembali, perkenalanku dengan mereka tidak ada yang berawal dengan baik. Aku membuat Niall terjatuh karena rasa sakit yang ia rasakan, aku membuat Louis merasakan rasa sakit yang belum pernah ia rasakan, dan Liam, aku tidak membuat pandangan pertamaku dengannya secara baik-baik. Setidaknya mereka menerimaku meskipun aku telah melakukan hal buruk pada mereka yang tentunya aku sesali saat ini.
Sebelum Harry pergi dari rumahku, ia memberitauku bahwa hari minggu nanti ia akan kembali ke rumah sakit untuk membicarakan ingatannya dengan dokter sehingga hari seninnya ia akan memberitauku apa yang diberitaukan oleh dokter.
Hari berlalu begitu saja tanpa sekolah, yang berarti tanpa Harry. Pada hari senin, aku menengok ke dalam kelas. Melihat Harry bersama Liam dan Louis membuatku memasuki kelas dengan senyum kecil dibibirku.
"Lyce, kemari!" Seru Louis membuatku menghampiri meja Harry yang jelas disamping mejaku.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Rose kembali masuk sekolah." Jawab Liam dengan wajah datarnya.
"Benarkah?" Tanyaku berusaha untuk tidak terlalu terkejut. Aku mencari tas ditempat yang biasa Rose duduki dan benar aku menemukan tasnya namun orangnya tidak aku lihat.
"Kemana dia?" Tanyaku lagi.
"Perpustakaan." Jawab Liam lagi.
"Sejak kapan kamu menguntitnya, Liam?" Tanya Louis sambil menepuk pundak Liam, membuat aku dan Harry tenggelam dalam gurauannya.
"Aneh rasanya mendengar ia pergi ke perpustakaan." Ucapku tidak bisa menutupi keanehannya.
"Tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, memang dia bisa membaca?" Tanya Louis membuatku memukul lengannya, membuatnya memutarkan kedua bola matanya.
"Oh, Lyce." Ucap Harry menarik seluruh perhatianku pada Rose langsung pada Harry.
"Ya?" Tanyaku.
"Dokter mengatakan meskipun aku di diagnosa lupa ingatan sementara, bukan berarti seluruh hal yang aku lupakan akan aku ingat dengan cepat. Mungkin nanti kalian bisa membantuku mengingat hal-hal dengan cara pergi ke sebuah tempat dan lainnya. Aku hanya ingin memberitau kalian bahwa mungkin aku memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengingat." Jelas Harry yang aku jawab dengan senyumku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanficHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited