Lyce's POV
Aku merasakan rasa sakit itu namun aku tidak tau harus melakukan apa. Aku menarik tangan Harry sehingga ia menyadari bahwa kaki kananku tidak dapat berjalan.
"Lyce! Rose!" Teriak Harry membuat Louis, Liam, dan Niall dengan cepat kembali lagi kearahku dan Harry.
Aku tidak berusaha untuk menarik kaki kananku yang digenggam dengan erat oleh kedua tangan Rose dibagian pergelangan kaki. Harry menjauhkan cutter yang dijatuhkan oleh Rose didekatnya yang masih terduduk direrumputan, mengantisipasi jika ia akan melakukan hal yang lain. Liam mencoba melepas satu persatu jari dari Rose yang melingkar dipergelangan kakiku. Louis mencoba untuk menurunkan kaos kakiku yang menutupi betis untuk melihat seberapa luka yang Rose buat. Ia memberitauku bahwa aku harus melepaskan kaos kaki dan sepatuku agar tidak menghambat pendarahan yang terjadi. Lagipula kaos kakiku sudah robek karena cutter yang dipakai oleh Rose benar-benar tajam. Rose memberontak meskipun aku yakin tenaga Liam lebih kuat darinya. Harry membantu Liam, ia menarik Rose menjauh dariku dengan menariknya dari bagian belakang tubuhnya. Ia memberontak sejadi-jadinya membawa kakiku ditangannya, membuat keadaan menjadi tidak teratur. Niall memegang kedua tanganku untuk menahanku agar tidak terjatuh. Banyak murid yang melihat kearah kami namun mereka memilih untuk mundur karena tidak ingin terlibat dengan perkelahian yang kami buat. Pada akhirnya Rose melepaskan tangannya dari kakiku setelah ia diangkat oleh Harry dengan sedikit paksaan. Ia berteriak dengan kencang, meneriakkan segala hal yang terdengar tidak terlalu jelas olehku. Dengan cepat setelah Rose melepaskan tangannya dari kakiku, Niall melingkarkan tangan kanannya pada pinggangku dan melingkarkan tangan kiriku pada bahunya, membantuku untuk berjalan. Louis berlari kecil mengejarku dan Niall yang menuju UKS untuk membantuku berjalan. Liam dan Harry mengurusi Rose yang masih memberontak, membuatnya sadar bahwa yang harusnya berteriak adalah aku bukanlah dirinya. Rose sempat menyebut namaku beberapa kali dengan suaranya yang benar-benar besar namun Louis mengingatkanku untuk menutup telingaku.
Murid-murid yang masih berada disekolah, sebagian bertanya-tanya ada apa denganku, sebagian hanya meluangkan waktu mereka untuk melihat kearahku, Niall, dan Louis yang melewati mereka dan ada pula yang membantu kami untuk memberi jalan agar kami mudah untuk sampai ke UKS. Mereka juga membantu kami membuka pintu UKS dan memanggil petugas UKS.
Aku ditempatkan tepat disaat Harry tidak sadarkan diri karena ulah Rose yang meracuni makanan Harry. Luka yang ada di bagian betisku segera ditangani oleh petugas UKS. Aku merasa sakit namun aku menyalurkannya dengan mengigit bibir bawahku bagian dalam. Tanganku menggenggam rokku dengan kuat agar aku tidak terlalu merasakan sakit. Niall dan Louis memperhatikanku dari ujung tempat tidur agar tidak mengganggu petugas UKS mengobatiku. Darah yang mengalir seperti tidak pernah berhenti karena luka yang dibuat oleh Rose inilah yang membuat persediaan kapas di UKS hampir habis.
Keadaan yang hening membuat keadaan disaat Liam dan Harry datang terdengar dengan jelas.
"Dimana Lyce?" Terdengar suara Liam yang bertanya diluar UKS.
"Bagaimana dengan Rose?" Tanya Louis saat Liam dan Harry sampai. Liam dan Harry memberikan senyum menenangkan padaku saat melihat kearahku lalu kembali pada Louis.
"Harry menyuruhnya pulang setelah Rose memintanya untuk memeluknya dan menenangkannya atau semacamnya." Jawab Liam sambil memperhatikan kakiku. Ia mengerutkan keningnya, menatap kearah Harry yang melihat kakiku dengan kerutan di keningnya.
"Parah sekali lukanya." Celetuk Liam yang aku balas dengan mengangkat bahuku.
"Tidak apa-apa, Lyce?" Tanya Harry dengan dahinya yang bertautan.
"Sakit, Haz." Jawab Louis memutarkan kedua bola matanya.
"Ia membutuhkan pelukanmu juga, Harry." Ucap Niall diiringin dengan tawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited