Harry's POVAku hanya terpaku pada matanya. Tanganku dan tangannya yang masih bersentuhan membuatku percaya bahwa ada sesuatu dibalik perempuan didepanku ini. Maksudnya, aku menyukainya pada pandangan pertama. Dan siapa yang rela untuk menyia nyiakannya?
"Harry!" Panggil seseorang membuatku membuang pandanganku dari siapapun namanya.
Niall menghampiriku setengah berlari dan terengah engah. Ia berhenti dengan membungkukkan tubuhnya dan tangannya memegang atas lutut.
"Aw!" Teriak Niall.
"Ada apa?" Tanyaku.
"Keram Haz." Ucap Niall yang terjatuh dengan gerakan cepat ke lantai. Aku panik. Wajah Niall pucat dan aku tidak tau apa yang harus aku lakukan.
Tidak percaya yang terjadi, dia, perempuan yang tangannya masih ada pada tanganku menarikku dengan wajah datar, menjauhiku dari Niall.
"Dimana kelas kita?" Tanyanya.
"Niall keram dan-" Aku ingin membentaknya namun saat matanya tertuju padaku lalu kami saling menatap, aku tidak bisa berkata apa apa. Mulutku seperti dikunci.
Aku tak sadar aku terus menggenggam tanganya dan tanpa disadari menukar tangan kananku dengan tangan kiriku agar kami tetap bergandengan. Ia tidak mengeluarkan suara lagi dan mengikutiku menuju kelas.
"Itu di depan kelas kita."
Lyce's POV
Ucapnya sambil tersenyum. Aku bingung. Biasanya jika orang melihatku untuk pertama kalinya mereka akan merasa kesakitan atau ketakutan. Hanya Harry yang tidak merasa seperti itu. Aku bingung, ia juga menggenggam tanganku dengan erat. Rasanya, baru untukku. Tidak masalah selagi ia berniat untuk membantuku.
Saat memasuki kelas, masih cukup kosong. Cukup nyaman. Dengan segera aku melepaskan genggaman Harry dan duduk di pojok belakang kelas. Aku melihat Harry mengambil tasnya yang sudah tersimpan di tempat duduk dan memindahkannya di tempat duduk sebelahku.
"Tidak keberatan aku disini kan?" Tanya Harry dengan senyumnya yang memunculkan lesung pipinya. Aku mengangguk. Aku mulai menyukai sekolah ini.
Harry's POV
Mengapa aku harus terus disampingnya? Ini aneh. Aku menyadarinya namun tidak bisa menghentikannya.
Ia mengangguk dan aku melihat ia mengeluarkan novel yang cukup tebal. Aku memerhatikannya terus menerus dan aku menyimpulkan aku jatuh cinta padanya dalam waktu beberapa menit. Hebat dan aneh dalam satu waktu.
"Aku belum tau namamu." Ucapku pada intinya.
"Queenlyce. Lyce" Jawabnya.
"Nama yang bagus." Pujiku sambil tersenyum.
Saat ini aku terkejut karena ia tersenyum tipis padaku lalu fokus kembali pada novelnya. Tau apa yang ingin aku lakukan sekarang? Menaruh nama belakangku pada nama belakangnya.
Heyya! Vote and comment! -Dx
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited