Lyce's POV
Seketika, jantungku berdegup begitu kencang saat berjalan di lorong menuju kelasku. Aku tidak tau apa yang akan terjadi diantara aku dan Harry saat ini. Terlalu banyak imajinasiku yang membuat diriku sendiri tenggelam dalam ketakutan. Yang aku ketahui, kekhawatiran terbesar dalam diriku adalah Harry menganggap apa yang kami lakukan kemarin itu salah. Bagaimana jika ia berpikiran seperti itu?
Kedua tanganku dingin karena rasa khawatir yang menggebu didalam diriku. Setiap hal yang aku rasakan kemarin aku rekam dengan baik didalam pikiranku. Aku tidak pernah merasa sebahagia itu hanya karena Harry memperlakukanku dengan tidak terduga seperti kemarin. Aku hanya takut hal buruk terjadi diantara kami.
Aku diam seribu bahasa saat menyadari Harry sudah tepat berada dihadapanku, berdiri didepan pintu kelas. Ia tersenyum menunjukkan lesung pipinya. Kedua matanya hanya tenggelam dalam kedua mataku, membuatku menundukkan kepalaku sambil merasakan degup jantungku yang berdetak lebih cepat dari seharusnya.
"Hey." Sapa Harry dengan suara lembutnya yang khas.
"Hey." Ucapku yang terdengar begitu pelan.
"Kamu kenapa?" Tanya Harry dengan tawanya. Ia menyentuh pipi kananku dengan tangan kanannya, membuat mataku hanya tertuju padanya.
Yang aku dengar hanya suara tawanya yang menenangkan. Ia menyelipkan rambutku pada telingaku sebelum tangan kanannya menarik tangan kiriku untuk berjalan ke tempat dudukku. Dengan keadaan kelas yang sepi, aku mengikuti setiap perlakuan Harry padaku. Aku melihat setangkai bunga mawar yang tergeletak diatas meja yang biasa aku duduki. Aku melihat kearah Harry dengan kening yang bertautan. Ia hanya memberikanku senyum simpul tanpa bersuara.
"Ini punya siapa?" Tanyaku.
"Punyamu." Jawabnya.
"Dari siapa?"
"Harry."
Aku merasakan pipiku memerah saat Harry mengucapkannya dengan wajah yang benar-benar tidak dapat aku deskripsikan. Bibirku tidak bisa menahan untuk membentuk senyuman, membuat Harry tertawa kecil.
"Terimakasih, Harry." Ucapku yang membuat senyum Harry kembali terbentuk di bibirnya.
"Tidak perlu berterimakasih." Ucap Harry sambil duduk dibangkunya yang tepat berada disampingku. Aku menggelengkan kepala, tidak terpikirkan apa yang ia lakukan saat ini benar-benar melebihi keinginanku.
"Temani aku perpustakaan, boleh?" Tanya Harry seketika membuyarkan pandanganku yang hanya tertuju pada bunga mawar yang tergeletak di mejaku.
Aku mengangguk mengiyakan. Ia berjalan menuju perpustakaan mengisyarakatkan diriku untuk mengikutinya. Disepanjang perjalanan, Harry tidak mengucapkan apapun. Ada sedikit kekhawatiran dalam diriku namun aku mencoba tidak merasakannya.
"Lyce!" Panggil seseorang membuat langkah Harry dan diriku terhenti. Aku mencari asal suara yang memanggilku dan itu berasal dari seorang laki-laki yang setengah berlari ke arahku dengan sebuah barang di tangan kirinya.
"Hey." Ucapnya membuatku menatapnya dengan kebingungan.
"Ada apa?" Tanyaku yang tidak mengetahui alasannya untuk memanggilku.
"Ini aku kembalikan novelmu yang waktu itu aku pinjam. Maaf terlalu lama untuk dipinjam, jalan ceritanya terlalu rumit."
Aku menengok ke arah Harry yang keningnya bertautan. Aku tidak tau siapa laki-laki ini hanya saja novel yang ia berikan padaku benar-benar novel milikku. Kalau tidak salah, novel itu aku simpan di lokerku karena cukup tebal dan aku belum memiliki keinginan untuk membawanya pulang. Aku menerimanya sambil mencoba memberikan senyumku yang terbaik. Setidaknya, novelku kembali dengan utuh. Namun, bagaimana bisa aku tidak menyadari novelku telah hilang dari lokerku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited