Lyce's POV
Sesampainya didepan rumahku, dengan gerakan cepat, aku membuka pintu rumahku agar Harry tidak lagi kehujanan karena ia tidak memakai apa-apa selain kaos hitam dan skinny jeansnya. Jaket Harry aku gantungkan di tempat jaket dan membiarkan air yang menetes dari jaketnya tergenang ke tempat yang aku taruh dibawahnya.
Aku mengambil handuk besar dari lemari dan memberikannya pada Harry yang gemetar karena kedinginan diruang tamu. Aku menyiapkan air hangat yang aku taruh kedalam tempat kecil untuk merendam kaki Harry. Ia berusaha membuatku berhenti melakukan apa yang sedang aku lakukan, tapi aku tidak mendengarkannya. Aku berjalan ke arah dapur untuk mendapatkan kertas yang ditempel di pintu kulkas bagian atas bahwa Ayah akan pulang larut malam lagi. Ia meninggalkan uang lebih untuk aku membeli makan diluar jika aku bosan dengan makanan beku yang ia beli. Namun yang aku khawatirkan sekarang hanyalah Harry. Aku mencari coklat batang dan juga susu cair di lemari penyimpanan untuk aku buat susu coklat panas untuk diminum Harry agar tubuhnya tidak kedinginan. Aku mengambil dua bungkus coklat bubuk instan untuk aku buat menjadi minuman hangat untuk Harry. Aku memanaskan susu cair dan menuangkannya ke dalam dua buah gelas yang sudah berisi coklat bubuk dimasing-masing gelasnya.
Dulu, Ibu selalu membuat susu coklat panas disaat hujan turun dan disaat aku belajar menjelang ujian. Ayah menyadari hal itu sehingga ia selalu menyediakan coklat bubuk instan untuk aku buat disaat aku menginginkannya karena sudah dibiasakan oleh Ibu seperti itu. Mengingat Ibu selalu menjadi hal yang terberat olehku. Karena setelah mengingat Ibu, aku akan mengingat Ayah yang baru aku rasakan kehadirannya baru-baru ini.
Aku menyimpan susu coklat panas yang aku buat di meja dapur. Aku berlari kecil mencari kaos kecil Ayah untuk kupinjamkan pada Harry. Aku menemukannya ditumpukkan bawah dilemari Ayah dan bergegas memberikannya pada Harry yang masih menungguku diruang tamu.
"Ini, ganti bajunya dulu, nanti duduk di ruang tv ya." Ucapku sambil bergegas menuju dapur namun Harry menarik tanganku.
"Aku tidak apa apa, Lyce." Ucap Harry, mengerutkan dahinya.
"Syukurlah."
"Kamu juga lebih baik mengganti bajumu. Nanti aku akan memesan makanan." Ucapnya sambil beranjak berdiri untuk mengganti pakaiannya. Aku hanya mengangguk menuruti apa yang ia perintahkan padaku.
"Kamar mandinya setelah dapur." Ucapku memberitaunya yang ia balas dengan anggukan.
Saat Harry berjalan menuju kamar mandi, aku mengambil lap untuk mengeringkan kursi ruang tamu yang basah dan memindahkan air hangat untuk merendam kaki Harry ke ruang tv. Aku kembali menuju dapur untuk mengambil susu coklat yang aku buat namun tidak memerlukan waktu yang lama untuk Harry berganti pakaian dan menghampiriku didapur.
"Ini, minum biar hangat. Aku ganti baju dulu." Ucapku sambil memberikan susu coklat pada Harry yang dibalas dengan anggukan.
"Jangan lama-lama, Lyce." Ucap Harry yang aku balas dengan anggukan.
Aku berjalan ke arah kamarku dan mengganti pakaianku menjadi kaos putih yang aku rangkap dengan sweater hitam bergambar bunga daisy. Aku mengambil celana yang ada ditumpukan atas dan mempercepat diriku dalam berpakaian untuk menemani Harry dibawah.
Aku menuju dapur dan melihat susu coklat milikku sudah ditangani oleh Harry namun, aku tidak menemukannya saat sampai diruang tv. Mungkin, lebih baik untukku jika aku menunggunya disini. Ia berhak melakukan apa yang ia kehendaki.
"Hey." Sapa Harry setelah tak lama aku menunggunya, sambil berjalan ke arahku.
"Darimana?" Tanyaku.
"Berkeliling. Tidak apa-apa kan?" Tanyanya berbalik yang aku jawab dengan anggukan.
"Aku belum pesan makanan. Aku tidak tau ini dimana." Ucap Harry sambil memberikanku susu coklat milikku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited