Harry's POVAku merasakan tubuhku terguncang, membuatku membuka mataku dan seketika menyipitkan mataku. Sinar matahari sore menembus kaca, membuatku tersadar bahwa sekarang waktunya untuk aku bangun meskipun aku harus menunggu beberapa saat untuk menyadari ada dimana diriku saat ini.
"Pulang yuk." Ucap Lyce saat mengetahui aku terbangun. Aku melihat ke arah tangan kami yang masih menggenggam satu sama lain.
Aku mengangguk kecil dengan senyum kecil yang terbentuk di bibirku dengan sendirinya. Lyce membantuku untuk duduk terlebih dahulu. Ia mengambilkan sepatuku dan menungguku memakai sepatu. Ia memberikan tasku namun saat aku menanyakan tasnya ia menggeleng.
"Sini aku saja yang bawa tasmu." Ucapku sambil mengangkat tas Lyce yang ada di punggungnya sambil berjalan keluar UKS.
"Kamu baru bangun dari pingsan banyak maunya." Ucap Lyce membuatku tertawa kecil dan terus mengangkat tasnya.
"Lepas tasnya, baru bangun dari pingsan dengan bawa tas calon pacar itu tidak ada hubungannya." Ucapku sambil mengacak ngacak rambut Lyce dari belakang.
Tiba tiba Lyce menghentikan dirinya, membuat kami bertabrakan. Ia membalikkan tubuhnya sehingga kami berhadapan dan berdiri meluangkan waktu untuk bertengkar. Aku hanya tersenyum menatapnya.
"Apa kamu bilang?" Tanyanya dengan wajah yang serius namun terkejut.
"Sini kan tasnya." Jawabku sambil mengeluarkan lidahku mengejeknya.
"Teruskan tadi bicara apa?" Paksanya dengan dahi yang bertautan.
"Lyce lucu sini kan tasnya." Jawabku sambil mencubit kedua pipinya karena tidak tau kenapa, aku gemas dengannya hari ini.
"Apa? Sejak kapan aku lucu? Sejak kapan kamu memanggilku lucu?" Tanyanya dengan wajah yang benar benar bingung.
"Sejak tadi. Lyce banyak tanya berisik tau tidak." Ucapku sambil mencoba melepaskan tasnya dari punggungnya.
"Jangan menyebalkan begitu Harry." Ucapnya sambil memukul lenganku bercanda. Aku tertawa dan menyadari bahwa tawaku membangunkan seseorang.
Butuh beberapa saat untuk menyadari aku melihat Rose yang membuka matanya. Aku mendengar suara rintihannya. Ia memijat dahinya yang mengerut dan menatapku dengan tatapan bingung. Aku menatapnya sampai ia sadar sepenuhnya dan mengejutkan dirinya sendiri. Aku menatap ke arah Lyce namun Lyce menunduk dan menjauhkan tatapanku dari tatapannya.
"Sedang apa kamu disini Rose?" Tanyaku memulai.
"Maafkan aku Harry, Lyce." Ucapnya dengan suara yang gemetar. Ia menekuk kakinya dan memojokkan dirinya menekan tumpukan bantal UKS.
Aku menyentuh lengan Lyce membuatnya menatapku. Aku menggerakkan kepalaku tanda bertanya apa yang Rose maksud namun Lyce membuang tatapannya dariku.
"Minta maaf untuk?" Tanyaku lagi. Sesuatu pasti telah terjadi.
"Aku yang memberikan makananmu bahan kimia. Harusnya aku berikan itu pada Lyce namun tertukar." Ucapnya dengan cepat. Saat mendengarnya aku langsung menatap Rose dengan bingung. Ia tidak salah bicara? Ia tidak gila? Maksudnya apa?
"Maksudmu apa?" Tanyaku dengan suara yang meninggi. Lyce menarik tanganku membuatku sadar bahwa itu hanya membuat Rose semakin menangis dengan kencang.
"Benar itu Lyce?" Tanyaku yang dijawab dengan anggukan kecil Lyce.
"Aku tidak bisa menerima penolakan dua kali Harry! Memangnya melihat kalin berdua itu tidak sakit? Pikir saja Harry!" Ucap Rose sambil berteriak. Aku hampir menampar Rose untuk berteriak dihadapanku namun Lyce mendorongku menjauh dari Rose dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // h.s
FanfictionHarry Styles: God knows why I fell in love with her. Queenlyce: Nothing's better than him. P.S. Edited