PART 1

16.4K 535 12
                                    

Haiii!!! Maaf ya lamaa banget update part 1. Maklum, barusan ngejalanin MOS. Yeay, gue udh resmi jadi anak SMA! Haha, yodah ini part 1. Semoga sukaa. Inget, vote before read. Enjoy :)

"Bagaimana perjalananmu? Apa semuanya berjalan lancar?"

Aku mengangguk tanda mengiyakan.

"Sudahlah sayang, kau tak perlu bersedih seperti itu. Orang tuamu memang sedang ada urusan yang sangat penting"

"Memangnya apa yang lebih penting dari aku dan Alice?"

Aku tahu ini soal pekerjaan, tapi aku tak mau jika aku dan Alice yg jadi korban.

Alice pun tiba-tiba muncul dengan tiga buah koper berukuran sedang yang dibawanya dari Amerika. Aku? Well, hanya sebuah ransel hitam dan sebuah koper.

"Apa yang sudah aku lewatkan?" celetuk Alice.

"Tak banyak"

"Kalian masih ingat kamar kalian kan?"

"Kurasa iya" sahut Alice yang masih bingung mengurus koper koper-nya.

Maklum, terakhir kali kami ke sini Alice masih berusia 10 dan aku 12 tahun, dan itu terjadi sekitar 7 tahun lalu. Kalian bisa menghitung sendiri berapa umur kami masing-masing sekarang.

"Kamar ini sama sekali tak berubah, Bi!"

"Memang. Aku memang sengaja tidak merenovasi kamar ini karena kupikir kalian masih menyukai desain interior-nya"

"Aku memang masih sangat menyukainya, Bi!"

Alice, please stop being childish.

"Liz, apa kau punya kamar lain?"

"Kamar lain? Apa maksudmu? Apa kau tak mau tidur denganku?"

"Bukannya tak mau, hanya saja aku sering melakukan hal-hal pribadi yang tak perlu kau ketahui"

"Aku masih punya satu kamar cadangan. Itu pun jika kau mau memakainya, Sandra"

Uh, aku benci dipanggil Sandra.

"Okay, tunjukkan padaku"

Aku mengikuti Liz yang berjalan ke kamarku dan Alice pun mengekor.

***

Aku lebih menyukai kamarku yang sekarang dibanding jika aku harus satu kamar dengan bocah kecil itu. Usia Alice memang tidak cukup jauh berbeda, tapi Alice bersikap layaknya seorang bocah 2 tahun yang setiap permintaannya harus dikabulkan.

"Sandra?"

"I'm coming"

Liz menyuruhku turun untuk menyantap makan malam bersama.

"Jadi kau akan melanjutkan kuliah di sini?"

Well, karena ada masalah jadi aku harus menunda kuliahku untuk satu tahun. Bisa dibilang, aku terlambat masuk kuliah.

"Iya. Aku sudah memiliki beberapa referensi universitas di sini dan kuharap besok kau mau menemaniku untuk melihat-lihat"

Aku mulai melahap pizza yang ada di hadapanku.

"Tentu saya, sayang. Kalian berdua sudah kuanggap seperti anak bibi sendiri"

"Bi, apa kau punya pandangan tentang high school yang bagus di kota ini? Well, tak terlalu bagus juga tak masalah. Lagipula aku hanya tinggal menyelesaikan satu tahun terakhirku sebelum akhirnya aku menyusul Sandra ke universitas!"

Cengiran itu. Aku sangat sangat membencinya. Aku sangat benci ketika dia melakukan hal hal yang aku lakukan.

***

"Sandraaaaa!!!!"

Sialan. Siapa yang membangunkanku dengan cara murahan seperti itu?"

"Siapa????!!!!" balasku sedikit membentak.

"Aliceee!!!"

Mau apa lagi anak itu. Dia benar-benar mengganggu tidurku.

"Aku masih mengantuk. Kau pergi sana. Katakan pada Liz jika aku bisa pergi sendiri!!"

"Bibi, Sandra bilang jika kita bisa..."

Bagus. Suara Alice sudah memudar dan itu artinya aku bisa melanjutkan tidurku.

"Sandra! Sandra! Sandra! Ada masalah dengan mobilnya! Kau harus memeriksanya!"

Fuck. Fuck. Fuck. Kapan bocah pengganggu itu akan berhenti?

"Aku datang"

Dengan sangat terpaksa, aku beranjak dari tempat tidurku, membuka pintu kamarku dengan membiarkan rambut panjangku tergerai berantakan.

"Kau memang cantik, Sandra. Bahkan saat bangun tidur pun kau tetap cantik"

Aku tak bisa menyembunyikan senyumanku. Alice memang selalu berhasil merayuku.

"Tak perlu basa-basi. Di mana Liz dan mobilnya?"

"Sandra, bisakah kau memanggilnya bibi?"

Aku tak mau dan aku tak bisa. Entah mengapa aku lebih nyaman memanggilnya Liz.

***

"Bagaimana menurutmu, San?"

"Aku tak suka kau bersekolah di sini. Lihat saja, muridnya sangat sangat banyak dan sangat nakal. Jika kau ingin masuk ke universitas favorit, jangan bersekolah di sini"

Alice tak membalas perkataanku. Dia hanya ternganga oleh apa yang baru saja aku katakan.

"Bi, Sandra tak suka sekolah ini. Bisa kita mencari yang lain?"

"Apa kau yakin?"

Alice mengangguk. Tumben sekali dia mau mendengar kata-kataku.

***

"Sampai jumpa, Sandra! Jangan lupa jemput aku!"

Aku kakakmu, bukan supir pribadimu, bodoh. Masa bodoh, aku langsung melajukan mobilku ke tempatku menimba ilmu selama kurang lebih 4 tahun ke depan.

"College, ready or not I'm coming!"

TO BE CONTINUED.

Maaf ya kalo chapter ini pendek. Sabar, boys nya belum muncul sekarang. Di part selanjutnya bakalan ada kok. Sebelumnya maaf kalo ntar gue update nya lama karena gue lebih memprioritaskan ff gue yg "My Destiny". Leave your comments, guys!

** pic of Emilia Clarke as Elizabeth Greg is on multimedia

All the love. C

Night Changes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang