PART 14

4K 245 35
                                    

Attention! Baca part ini kudu online ya. Soalnya ada audio nya :)



Thanks for 1.4K+ views, 200+ votes and 100+ comments :)

Chapter ini banyak Hexie's moment nya. Yang uda taken, bayangin aja ini moment lo sama pacar lo. Yang lagi pedekate, bayangin sama calon pacar lo. Yang lagi jombs kek gue, bayangin sama bang Hazza aja yaa (?)

Jangan lupa muter lagunya :)
Live While We're Young - 1D




"Harry!! Kita sampai di Australiaaa!!!!!!!!" teriakku.

Maaf jika aku terlihat berlebihan, tapi inilah kenyataannya. Aku selalu ingin mengunjungi negeri kangguru ini dan sekarang laki-laki yang duduk di sampingku mewujudkannya!

"Aku tahu. Sudahlah Lex, kau diam saja atau aku akan menyumpal mulutmu dengan mulutku"

Pipiku memanas. Jika kami tidak sedang berada dalam taksi, mungkin aku sudah menjambak rambut keritingnya.

"Sudahlah tak perlu malu seperti itu, kau menginginkannya, kan?" godanya.

"Harry, hentikan. Kita sedang berada dalam taksi dan kau seharusnya menjaga ucapanmu"

"Kalau begitu kita akan melanjutkannya di--"

"Harry, hentikan. Aku tak suka arah pembicaraan ini" kataku mencela ucapannya.

"Tuan, kita sudah sampai" kata supir taksi itu dengan aksen Australianya yang sangat kental.

"Ini uangnya, ambil saja kembaliannya"

Harry mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya lalu memberikannya pada supir taksi itu.

"Ayo, Lex" ia menarik tanganku keluar taksi.

"Terima kasih, Pak" kataku pada supir taksi itu sembari tersenyum.

***

"Harry! Berhenti bersikap seperti anak kecil!!" teriakku berusaha menghentikan tingkah Harry yang seperti bocah tiga tahun.

Jika kau ingin tahu bagaimana tingkah Harry, coba perhatikan One Direction - Perfect Music Video. Perhatikan adegan di mana salah seorang personilnya yang berambut keriting itu bermainan di dinding koridor hotel.

Benar-benar childish.

"Harry, ini kamar kita"

"Aku tak mau masuk kamar. Aku masih ingin bermain!!!!" teriak Harry sambil berlarian di koridor hotel yang kebetulan sepi.

Untung saja seluruh kamar di hotel ini kerap suara. Jadi mereka tak akan tahu tingkah Harry dan jeritannya yang terdengar seperti anak kecil.

"Harry, cepat masuk ke kamar atau aku tidak akan membiarkanmu tidur satu kamar denganku"

"Aku bisa pesan kamar yang lain. Eits, tunggu. Aku yang memesan kamar itu, jadi kamar itu sepenuhnya adalah hakku"

Sialan, Harry benar. Jika ada orang yang tak berhak menempati kamar itu, maka itu adalah aku. Sudahlah, lupakan.

"Bantu aku mengangkat koperku"

Ia membantu mengangkat koperku lalu kami berdua masuk ke kamar bernomor 639.

"Aku mau mandi. Kau mau ikut apa tidak?" tanyanya layaknya kami berdua sudah menjadi suami-istri.

Aku menggeleng cepat.

"Cepatlah Harry, aku mau jalan-jalan"

***

"Kau mau ke mana?"

Night Changes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang