PART 2

9.4K 453 8
                                    

Hi, I'm back! Gue bilang klo gue bakal update besok atau besok lusa, ya? Well, ini mumpung gue sempet update, haha. Here's the 2nd part. Vote before read. Enjoy :)

Well, aku tak menyangka bahwa akhirnya aku bisa menjadi salah satu mahasiswi di universitas ini. Come on guys, dulu Alexander Graham Bell juga pernah menimba ilmu di sini! How proud I am!

***

"Tampaknya kau cocok denganku dan yang lain. Aku Cara Delevingne"

Whoa, perempuan ini keren. Di universitas se-ternama ini, dengan santainya dia memakai topi terbalik dan jaket kulit seperti gang-gang motor atau apa lah, yang berbau berandalan.

"A-aku Alexander Greg. Senang bertemu denganmu"

"Ikut denganku"

Dengan spontan aku mengekor. Entah ke mana dia mengajakku tapi selama tidak ke kamar mandi tak masalah. Bukan, bukan begitu. Aku takut jika wanita ini adalah well kalian tau, lesbian.

"Alexandra, perkenalkan ini teman-temanku"

Akhirnya dia berhenti di ya, kantin yang sangat sangat luas. Kira" cukup untuk 1000 orang, atau mungkin aku terlalu berlebihan.

"Teman-temanmu? Apa kau tak suka bergaul dengan perempuan?"

Walaupun sebenernya aku sudah tau dia akan lebih suka bergaul dengan laki-laki.

"Tidak. Kau tahu mereka yah, terlalu melankolis. Haha. Baiklah, yang ada tepat di depanmu ini Louis Tomlinson, yang berambut pirang itu pacarku, Niall Horan, yang sedang menghisap rokok itu Liam Payne dan tunggu, di mana Styles?"

Untung wanita ini bukan lesbian.

"Aku tak melihatnya dari tadi. Well, nice to meet you, Sandra"

Ewww, nama itu lagi.

"Ada apa, San?"

"Tak apa. Aku hanya tak suka dipanggil Sandra"

"Jadi kau ingin dipanggil dengan nama apa? Greg?" bocah itu terkekeh. Siapa tadi namanya? Oh ya, Niall.

"Lexie. Panggil aku Lexie"

"Lexie? Tak buruk"

Tiba-tiba seorang laki-laki dengan tubuh penuh tato datang, dan aku yakin beribu-ribu persen bahwa itu yang dipanggil Styles. Dia menyenggol pundak Liam lalu menatapku sinis.

"Harry?"

"Dia siapa, Carl?"

"Aku Alex-"

"Aku bertanya pada Carl bukan padamu, brunette"

Fuck. Kenapa manusia yang satu ini? Datang terlambat lalu justru berlaku tidak sopan. Persetan denganmu, Styles!

"Hmm, ini Alexandra Greg, murid baru di kelasku. She's an American"

"Aku tak menyukai brunette yang satu ini. Dengar Lexie, lebih-"

"Dari mana kau tahu kau seharusnya memanggilku Lexie?"

Aku langsung memotong kata-katanya. Bagaimana dia tahu tentang Lexie? Apa dia tadi menguping pembicaraan kami? Mungkin saja.

"Aku mendengarnya tadi"

Benar dugaanku.

"Dengar brunette, lebih baik kau bergaul dengan gadis-gadis payah yang ada di jurusanmu. Kau tak sebanding dengan Carl ataupun kami"

Sialan. Apa kau mengerti apa yang baru saja kau katakan, Styles?

"Harry, tidak bisakah kau bersikap sedikit lebih sopan?" celetuk Louis.

Tampaknya si keparat itu tak menggubris kata-kata Louis, dan itu artinya aku yang harus pergi meninggalkan mereka, mereka semua.

"Baiklah jika itu maumu. Maaf mengganggu, tuan Styles"

Tanpa menghitung mundur dari tiga, aku langsung menyingkir dari tempat itu untuk mencari kediaman. Samar-samar aku masih mendengar suara Cara dan yang lainnya menyalahkan perbuatan keparat itu yang ti- sangat tidak sopan.

Aku melesat menuju taman, mengeluarkan ponsel dan earphone, lalu memutar acak lagu yang ada di playlist.

"Lexie, maafkan aku"

Itu seperti suara Cara. Jadi aku menurunkan volume lagu "Happy" dari Pharel Williams, lagu yang terputar saat itu.

"Ada apa, Cara?"

"Panggil saja Carl. Aku minta maaf soal perbuatan tidak sopan Harry tadi"

"Kau tak perlu minta maaf, Carl. Satu-satunya orang yang perlu minta maaf adalah Harry, bukan kau maupun ketiga temanmu yang lain itu"

"Tapi aku merasa tidak enak padamu, Lex"

"Sudahlah, aku tak apa"

***

Sialan. Hingga detik ini aku masih memikirkan soal sikap Harry yang bisa dibilang sangat kasar padaku. Aku tak tahu apa maksudnya. Apa dia menilai dari pakaianku yang terkesan payah? Keterlaluan kau, keriting!

Aku mendengar tiga ketukan keras di pintu kamarku dan otomatis aku membukanya.

"Ada apa, Liz?"

Tampaknya Liz sedang marah. Apa mungkin dia sedang pms? Apa yang kau pikirkan, Lexie???!!

"Kau yakin tak melupakan sesuatu, San?"

Tak ada yang terlupakan. Aku sudah pergi kuliah tepat waktu, membeli semua perlengkapan, bertemu si keparat itu, lalu pulang tepat waktu dan--

"Sial. Aku melupakan Alice"

"Ini London, bukan Amerika, San! Ini lingkungan yang baru bagi Alice dan bisa-bisanya kau melupakannya?"

"Aku hanya sedang ada masalah, Liz! Lagi pula Alice sudah SMA! Seharusnya dia bisa pulang sendiri, tanpa harus kujemput layaknya anak SD!"

PLAK!!

"Apa yang kau lakukan, Liz?"

"Kau keterlaluan, San! Pertama, kau memanggilku 'Liz'. Kedua, kau melupakan Alice. Dan ketiga, kau malah menyalahkannya atas kelalaianmu? Kakak macam apa kau ini, San!"

Fuck. Wanita tua ini benar-benar cerewet. Jika kau bukan kakak Ronald, sudah kubunuh kau, Liz!

TO BE CONTINUED

Maaf ya chapternya pendek. Satu hal lagi yang harus kalian tahu, gue ngetik, update, dkk ini lewat hp. So maaf klo pendek dan typo. Leave your comments, guys!

**pic of Cara Delevingne is on multimedia

All the love. C

Night Changes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang