Hi readers! Maaf update'ny lama. Baru selesai MOS, kena MOP, selesai MOP tugas udah bejibun. Maaf yaaa. So here's the 3rd part. Vote before read. Enjoy :)
"Maaf aku terlambat"
"Tak apa, San. Trix, kenalkan ini kakakku, Alexandra. San, ini Trix, teman baruku"
Apa kau bercanda Lice? Teman seperti ini? Dia tampak sangat payah memakai kaca mata tebal untuk membantu pengelihatannya.
"Hai Trix. Senang bertemu denganmu"
Well, mau tak mau aku harus memasang tampang senang.
"Mungkin lain kali kita bisa bercengkerama.. sebentar. Tapi kali ini aku dan Alice harus pulang atau mons- bibi kami akan memberi ceramah yang sangat panjang"
Trix terkekeh.
"Tentu, San. Sampai jumpa besok, Alice!"
***
Entah kenapa aku masih memikirkan sikap Harry tadi. Tidak, tidak. Bukan karena fisiknya yang menggoda, hanya saja aku tak habis pikir dengan sikapnya yang sangat menjengkelkan.
Aku memutuskan untuk menyalakan shower dan membilas tubuhku. Air di London sedikit lebih dingin, mungkin karena temperatur udara yang cukup rendah.
"Sandraaaaaaa!!!!!"
Anak itu lagi. Kenapa dia selalu datang di saat yang tidak tepat? Persetan denganmu juga, Lice!
Dengan sangat terpaksa, aku membalutkan handuk biru-ku di tubuhku lalu membuka pintu kamarku.
"Kau bercanda, San? Kau masih menggunakan handuk Doraemon itu??"
Tawanya meledak. Sialan. Aku lupa membuang handuk ini dan lebih sialnya lagi, aku tadi asal ambil handuk. Bodoh sekali kau, San!
"Mau apa kau kemari? Jika kau kemari hanya untuk meledekku, lebih baik kau pergi saja. Aku sedang tak ingin diganggu"
Dustaku menutupi rasa malu-ku.
"Maaf San, aku tak bermaksud meledekmu. Aku hanya tak bisa menahan tawa. Aku mendapat PR matematika dan kurasa aku butuh bantuanmu"
Aku menghela nafas.
"Masuklah"
Aku membantunya mengerjakan tugasnya tepat setelah aku mengenakan semua pakaianku. Dan tak lupa, aku langsung memasukkan handuk doraemon-ku ke sebuah kantung plastik lalu membuangnya ke luar jendela.
***
"Selamat pagi, Lexie"
Tunggu, aku lupa namanya. Liam? Sepertinya bukan. Tentu dia bukan Harry karena si keriting itu tak akan pernah menyapaku seperti ini. Niall? Juga bukan. Dia tidak berambut pirang. Lalu? Aku ingat.
"Selamat pagi, Louis. Ada apa?"
"Nampaknya kau melupakan namaku. Haha, baiklah aku punya cara paling ampuh untuk mengingat nama kami berlima. Teman wanitamu itu Carl, yang pirang itu Niall, yang sedikit botak itu Liam, yang keriting itu Harry"
Kalo Harry aku juga bisa mengenalinya.
"Kalau yang paling keren itu aku, Louis Tomlinson"
Tawaku meledak saat mendengar Louis menyebut dirinya keren. Seperti ini? Keren? Mungkin hanya ibumu yang berkata demikian.
"Ada apa, Lex? Aku keren, kan?"
Aku terkekeh lagi lalu mengangkat kedua bahuku.
"Kau tidak berpikir demikian, huh? Padahal semua gadis di sekolah ini akan langsung memintaku untuk meniduri mereka ketika bertemu"
"Oh benarkah?"
"Iya, sampai-sampai bebera-"
"Hai Lex. Tampaknya kau sudah punya teman baru" kata Carl yang tiba" muncul dengan melirik Louis.
"Kau mau ke mana, Carl?"
"Tentu saja"
"Aku ikut"
"Kau yakin? Jarang-jarang kau bisa mendapat quality time bersama Louis"
Carl terkekeh.
"Oh ayolah, Carl. Kami hanya berteman"
***
"Kau ikut kan nanti malam?"
"Ke mana?"
"Ada pesta di rumahku. Yah, bisa dikatakan pesta untuk menyambut anggota baru"
"Anggota baru? Siapa?"
"Tentu saja dirimu, Lex. Carl juga mendapat pesta seperti ini ketika ia baru bergabung"
"Tapi Harry tidak menyukaiku. Bagaimana aku bisa jadi anggota baru?"
"Kau tak perlu memikirkan keparat itu. Ketua gang ini adalah Niall dan akulah tangan kanannya. Sudah, tak perlu menghiraukan Harry"
Spontan aku membuat mulutku seperti huruf 'O'. Niall ketua gang? Yang benar saja! Tampang seperti dia bisa menjabat sebagai ketua gang paling terkenal di universitas ini?
"Lexie?"
Louis membuyarkan lamunanku.
"Apa kau yakin, Lou?"
Ia mengangguk.
"akan kujemput kau jam setengah 9 malam. Pastikan kau sudah siap sebelum aku datang"
***
"Selesaikan makananmu, San"
"Aku tak makan banyak, Liz. Sebentar lagi temanku akan datang menjemputku. Akan ada pesta di rumahnya"
"Pesta? Dengan siapa? Kau akan pulang jam berapa?"
Berhenti bicara atau sendok ini akan mendarat di keningmu.
"Aku juga tak tahu. Kau dan Liz tak perlu khawatir. Aku akan kembali sebelum tengah malam.. Jika bisa" aku mengecilkan volume suaraku.
"Apa San?"
***
Louis' POV
Tak salah lagi. Ini alamat yang Lexie berikan. Lagipula ciri-cirinya juga sama. Aku mengetuk pintunya tiga kali hingga seorang wanita paruh baya keluar.
"Apa ini rumah keluarga Greg?"
"Iya. Aku Elizabeth Greg, ada apa?"
Sebenarnya namamu sama sekali tak penting.
"Aku mencari-"
Sialan. Aku lupa nama asli Lexie. Ayolah Louis, kau pasti ingat. Ayo, Lou!
"Louis?"
Huh, untung Lexie datang di saat yang tepat.
"Dia temanku, Liz. Aku sudah siap. Ayo, Lou"
"Ayo cantik"
TO BE CONTINUED.
Maaf ya part'ny pendek. Udah malem, gue ngantuk. Stay tune for the next part yak! Btw, happy birthday Cara Delevingne! Lots of love, girls! Love ya.
**pic of Kylie Jenner as Alicia Greg is on multimedia
All the love. C
KAMU SEDANG MEMBACA
Night Changes ✔
Fiksi Penggemar"Apa yang sebenarnya kau inginkan, Styles? Kau menginginkan aku? Akan kuberikan diriku padamu! Tapi tolong jangan bunuh aku dengan cara ini" - Alexandra Hannah Greg WARNING This story contains sexual scenes and harassing words. If you're underage, p...