SELAMAT MENIKMATI ... CHAPTER INI DIKIT DAH MENTOK. BOKU BENCI JIKA MEMBUAT SEDIKIT TAPI APA BOLEH BUAT. CHAPTER BERIKUTNYA ADALAH CHAPTER SPESIAL . MUNGKIN ADA YANG MENANTI PASANGAN MESUM SAMA TSUNDERE.
MAAF KAN BOKU JIKA MAKIN GAJE DAN BIKIN KENING MENGKERUT.
SELAMAT MEMBACA.
><><><
OVER GAME >>???
" hanya melihat-lihat... Arster ada disini... hanya menyambutnya." Senyum Kira.
"As...?."
Kira tiba-tiba saja sudah berada dihadapan Sera. dan menatap tajam Sera.
"aku sudah katakan jangan memanggil nama kecil As dengan mulut jalangmu." Senyum dingin Kira. melayangkan tamparan pada Sera, namun ditangkis Sera dengan mencenangkap pergelangan tangannya dengan meremas kuat.
" dengar jalang... aku bukan dia yang tak bisa melawanmu..." dingin Sera. menyungingkan senyum mengejek. Kira membalasnya sama... lalu menghentak tangannya. Melangkah mundur.
" menarik... menarik... mereka tak bisa melawan ku Karena ada papa dibelakangku.. tapi ... ini akan jadi hal yang menarik ... jika kau melawanku karena... siapa yang bisa menentang kehendak Baron... hahaha..." Tawanya dinginnya.
Menaikkan alisnya Sera tidak tahu harus menghadapi Kira bagaimana. Yang jelas dia tidak takut dengan aura gelap yang dirasakannya pada Kira. mereka sama-sama dari kegelapan.
" pisau itu adalah hadiah untukmu ambil saja... itu pisaumu... bukan.. lain kali kulitmu akan terlepas dari dagingmu." Tawanya seolah ucapannya itu hanya sekedar ucapan saja. Berjalan kebalkon dan menghilang.
Sera menatap kepergian Kira. tamu tak diundang itu telah pergi, menghadapi manusia yang terlihat seperti iblis dari pada malaikat. Bibir Sera melengkung.
" hehehe... memang... menghadapinya memang aku... bukan kau." Tatapnya pada cermin yang ada disampingnya. Wajah dicermin terlihat sedih dan memancarkan ketakutan.
" lihat... kau saja tidak bisa menghadapinya... apa yang bisa kau lakukan demi As... selain aku... hahahaha." Tawa menghinannya pada cermin itu. Bayangan dicermin bukan lah pantulan dirinya melain diri Sera yang menunduk merasa tak berguna. Sera merasa menang dan mendengus senang. Lalu pergi dari kamar. Bayangan dicermin masih tersisa dengan mendongah menatap kamar yang kosong air matanya mengalir. Penyesalan yang datang terlambat.
' As...'
><><><><><><><><><><><
Arster tersentak dia tertidur sejenak dimeja kerjanya bersandar pada kursinya kakinya menopang meja dan tangannya terlipat dibelakang kepalannya. Dia tertidur dikantornya. Ini jarang terjadi padanya.
Matanya mengkerut saat melihat sosok yang benar-benar ingin dibunuhnya. Ayahnya dengan santai duduk disofa menyeruput kopi yang ada dijari jemarinya.
" kau sudah bangun." Santai sang ayah.
" mau apa kau kemari." Kasarnya dengan rahang mengeras.
" melihat kemajuanmu... apa tidak boleh ayah melihat perkembangan pesat anaknya." Senyumnya.
" aku bukan anak kecil... yang bodoh seperti Ferdio." Tajam Arster. Dia tertidur dan tak menyadari ayahnya masuk, ini kesalahan besarnya. Kelengahan yang difaktori focus pada satuhal dan melupakan banyak hal. Ambisi Arster untuk mendapatkan rahasia keluarga, dan keinginannya mendapatkan Sera. membuatnya terkadang lupa. Tapi sekali lagi dia diingatkan oleh kehadiran ayahnya yang tiba-tiba. Bahwa akan terjadi hal buruk sebentar lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
love game
БоевикUp ulang original story by akira yuuki 5 juni 2015. cinta itu hanya mainan dan permainan itu sangat mengasyikan . maukah kau bermain denganku akan ku buat tak berdaya dalam permainanku Sera brian hans pemuda polos yang tak tahu apapun selain ruma...