Aku Mulai Ya...

2.1K 70 0
                                    

Pagi yang tenang disebuah kafe bertema maid and butler dipinggir kota yang sibuk. Para pekerja yang memakai seragam berwarna putih-biru toska nan elegan tengah bersiap-siap untuk melayani pelanggan hari ini. Seorang perempuan yang memakai seragam maid berbeda sediri, yakni berwarna biru laut juga sibuk menyiapkan makanan dan minuman disebuah meja. Gerakannya begitu lihai hingga tak menghabiskan banyak waktu untuk menghiasi meja tersebut dengan makanan yang terlihat lezat dan bertampilan manis.

"Manager, mau kedatangan pasukannya ya?" tanya seorang maid sambil menepuk bahu perempuan yang dipanggil manager itu dengan keras. Perempuan yang dipanggil Manager itu melirik kesal kearah maid dengan name tag bertuliskan 'Mika'.

"Lo ga ada sopan-sopannya sama atasan ya, Mik?" yang ditegur malah tertawa kencang dan mendorong bahu sang Manager dengan tenaga cukup kuat hingga membuat Manager tadi agak limbung.

"Elah, sok banget Manager Lilo. Udahlah gue balik kebelakang dulu ya!" Mika berlari kecil dan kembali bekerja. Perempuan bernama Lilo tadi hanya menggeleng pelan melihat kelakuan teman semasa SMA nya itu. Sebenarnya, Mika itu istri muda seorang pria kaya yang memiliki sebuah perusahaan anime yang cukup ternama. Akibat terlalu baik, Mika mau saja diajak kerja jadi koki dikafe yang Lilo dirikan ini. Lumayanlah sekalian beribadah membantu teman. Bener, gak?

"Semua sudah siap," Lilo melihat jam dinding dengan senyum lebar. "Ga lama lagi para jomblo-jomblo kesayangan bakal tiba!"

Belum 5 menit Lilo mengatai teman-temannya, lonceng tanda adanya pelanggan datang berbunyi. Lilo tersenyum lebar dan melambaikan tangan dengan semangat saat melihat dua orang perempuan yang kini dengan heboh berlari kearah Lilo. Mereka bertiga berpelukan ala teletubbies alay dan menjerit-jerit. Para pekerja hanya tersenyum tipis melihat kelakuan Manager mereka.

"ALSAAAA DITAAAA GUE KANGEEENNNNN"

"GUE JUGA AAAAAKKKKK"

"LO SEMUA MASIH BACOT KAYAK DULU YAAAA"

Teriakkan demi teriakkan mulai bergema dikafe bernuansa pastel yang manis itu. Ketiganya melepaskan pelukan dan saling bertatapan dengan wajah berseri layaknya pasangan LDR lama tidak bertemu.

"GUE LAPAR MAU MAKAN!" perempuan berwajah imut langsung menarik meja dan mengambil makanan favoritnya yang tersedia di meja penuh makanan. Lilo hanya menggeleng maklum dan duduk diseberangnya.

"Lo, ini semua gratis kan?" tanya perempuan anggun berkacamata yang dibalas anggukan oleh Lilo. Dengan semangat dan senyum tertahan, perempuan itu duduk disebelah perempuan berwajah imut yang kini sibuk memakan red velvet kesukaannya.

"Dit, apa enaknya sih red velvet dipasangkan dengan... greentea? Gue masih bingung sampe sekarang..." tanya perempuan berkacamata melirik teman disebelahnya. Perempuan berwajah imut bernama Dita itu menaruh sendok kecilnya dan menatap perempuan disampingnya dengan sedikit bete.

"Yang pasti jauh lebih enak daripada kenangan mantan tersayang," ucap Dita dengan santai dan kembali melanjutkan makannya yang tertunda. Lilo tertawa kencang mendengar hal tersebut. "Mamam tuh, Sa!" perempuan bernama Alsa itu hanya menghela nafas lelah.

Memang tidak aneh jika Dita itu suka mengaitkan suatu hal dengan mantannya. Padahal, Dita itu memiliki wajah yang imut dan manis, badannya yang mungil menambah nilai menggemaskan dan rambutnya yang sedikit keriting itu malah membuatnya seperti anak kecil diusianya yang menginjak 24 tahun ini.

"Ga jauh beda sama Lilo ya... Baper mulu ingat mantan," Alsa meraih Lemonade dan menyesapnya dengan gerakan anggun.

Diantara semuanya, memang Alsa yang paling 'wanita' banget. Perempuan bemartabat yang menjunjung tinggi kesopanan, wajah cantik dibingkai kacamata itu menambah kesan pintar lebih. Alsa adalah wanita sempurna yang herannya malah memiliki teman belingsatan dan pecicilan. Ga pintar pilih teman ternyata ya...

"HUWAAAA MAAF TELAAATTT~"

Serentak tiga orang itu menoleh kesumber teriakkan yang berada didepan pintu. Perempuan dengan keringat yang mengalir didahinya tersenyum senang dan berlari menghampiri ketiga temannya yang tengah asik makan dan ngobrol. Sontak, mereka bertiga berdiri dan menyerbu perempuan itu dengan pelukan dan jeritan. Oke, sekarang Teletubbies sudah lengkap.

"INTAAANNNNN LO MASIH TINGGI KAYAK DULUUUU"

"INTAAANNNNN LO GA BERUBAH YAAA"

"INTAAANNNNN LO GANGGU ACARA MAKAN GUE!"

Perempuan yang dipanggil Intan melirik kearah Dita, yang dilirik hanya terkekeh dan kembali duduk dengan cepat dan memakan makanannya. Intan menarik kursi disebelah Lilo dan langsung menyambar jus stroberi dihadapannya.

"Gue bela-belain nih ga istirahat padahal libur cuma sehari. Pokoknya kalian semua harus kasih gue makanan layak penambah stamina dan hari tanpa penyesalan, ya!" setelah mengatakan perintah tadi, Intan menyandarkan tubuhnya dikursi.

Intan adalah wanita bertubuh ideal diantara semuanya. Bagaimana tidak, dari SMP hingga sekarang ia berusia 25 tahun, kerjaannya jadi paskibra melulu. Intan memiliki tubuh tinggi namun berisi seperti model, tatapan matanya setajam elang yang sering disalahartikan orang lain sebagai tatapan sinis, rambut pendeknya terlihat begitu manis membingkai wajahnya. Keseluruhan Intan begitu cantik. Sangat cantik.

"Nah, semua sudah ngumpul kan? Jadi... gue mau cerita kejadian yang menurut gue itu wow dan... gitulah!" Lilo membuka percakapan dan membuat ketiga temannya saling tatap-tatapan.

"Gini, sebenarnya gue juga pengen cerita sama kalian..." ucap Alsa sambil menumpu wajahnya dengan sebelah tangannya.

"Gue juga..." ucap Dita sebelum meminum greentea latte nya.

"Gue juga mau cerita sama kalian. Kebetulan Lilo ngajak dan kalian semua datang dan waktunya pas banget!" seru Intan sembari tersenyum dan meraih sepotong kentang goreng.

"Kita mulai cerita aja, yuk? Biar mudah diurutkan dari nama aja ya. Kita mulai dari Aditha Puteri," usul Alsa yang dibalas anggukan setuju oleh Lilo dan Intan.

"Gamau, gimana kalo dimulai dari Alsa? Terus dilanjuti sama Dita, Intan, lalu Lilo?" mendengar usulan dari Dita membuat Alsa memicingkan mata tak terima. "Kok gitu sih?"

"Loh kok marah?" tanya Dita ga terima.

"Jangan gitu sayang~ jangan gitu sayang~" Intan dan Lilo berangkulan dan menyanyikan sebuah bait lagu yang populer dimasanya. Alsa melirik kedua orang yang kini mulai asik bernyanyi. "Yaudah deh gue duluan. Dan lo berdua hentikan nyanyian sumbang kalian!" Intan dan Lilo tertawa kecil dan menghentilan nyanyian mereka.

"Ayo mulai!" Intan menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga dan menaruh perhatian penuh ke Alsa.

"Aku mulai ya..." Alsa menutup mata dan menghembuskan nafasnya dengan sedikit berat.

"Kejadian ini dimulai 1 tahun yang lalu. Dimana gue bertemu dengan seseorang bernama Michaelis yang memiliki beberapa kemiripian tertentu dengan Sebastian."

"KOK GUE JADI INGAT SUAMIKU SI SEBASTIAN MICHAELIS YAAA? AAAAKKKKKKKKK!!!!" Lilo sontak berdiri dan memukul meja didepannya dengan histeris. Ketiga temannya hanya memandang datar perempuan dihadapannya.

Lilo bisa dibilang adalah yang paling freak diantara mereka bertiga. Perempuan yang biasa dihormati sebagai Manager yang baik itu tidak lebih dari perempuan pecinta anime dan menganggap beberapa karakter adalah suaminya. Perempuan berambut gelombang dan bersuara cempreng itu juga seorang Fujoshi yang memiliki tidak sedikit koleksi percintaan antar pria. Tapi, Lilo sangat hebat menyembunyikan sifat aslinya itu didepan orang baru. Jadi jangan heran jika kesan manis diawal akan lenyap begitu saja jika kamu sudah mengenal Lilo lebih dalam.

"Kayak mana mau punya suami kalo lo aja gini, Karamello." Intan menepuk pundak Lilo pelan yang langsung ditepis Lilo. Alsa berdehem dan melanjutkan ceritanya.

"Jadi, gue bertemu Michaelis dirumah sakit tempat gue bekerja. Iya, cowok yang mengingatkan gue pada Sebastian. Mantan gue yang cuma jadiin gue pelampiasannya saat SMA dulu karna ga dapetin adek kelas tercintanya."

→↔←

Holaaaa!

Cerita ini Mora dedikasikan untuk Fadhilah, Alma, dan Qanita!!!

Ini bukan kisah nyata kok, sekali lagi Mora kasih tau... dan kalo ada yang merasa sebuah karakter itu kamu. Gimana ya... itu memang kamu(?) #kamusiapa

See you next chapter!

We Are (EX) LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang