Gue Gak Bakal Baper!

580 38 3
                                    

FLASHBACK: ON!

Sepanjang latihan Intan benar-benar tidak fokus, beberapa kali ia melakukan kesalahan dan membuat Pembina geram. Namun tidak bagi Senja, lelaki itu malah melihat hal itu sebagai tontonan menarik. Bagaimana wajah memerah Intan, bibir mengerucut lucu, dan ekspresi bete ketika selalu jadi sasaran hukuman push up puluhan kali.

Setelah latihan berakhir, Senja menghampiri Intan yang sedang duduk bersender meluruskan kedua kakinya dengan wajah dipenuhi keringat. "Kenapa kamu tidak bisa fokus hari ini? Banyak pikiran atau lagi sakit?"

"Mungkin kurang Aqua kak," mendengar suara yang seperti menahan tawa berasal dari Senja, dengan salah tingkah Intan berdehem dan melarat kata-katanya. "Maksud saya, mungkin saya kelelahan waktu tampil didepan Presiden waktu beberapa hari yang lalu."

"Kamu lucu banget deh, Ntan. Terus berbakat juga, ya. Pacarnya pasti bangga nih!" Sekilas Senja melihat Intan tersentak lalu menetralkan emosinya kembali dengan cepat.

"Yakali kak, pacar aja kagak punya . ha-ha-ha," Intan tertawa garing lalu menghela nafas dengan berat. "Tapi, setidaknya saya memiliki teman-teman yang bisa menemani saya daripada hanya sekedar mementingkan pacaran dan status tidak penting lainnya."

"Smooth killer words, hmm?" Senja tertawa kecil mendengar penuturan Intan yang terdengar sedikit menyentil sisi hatinya. "Aku tersindir loh, Ntan."

"Gitu, ya? Berarti Kak Senja termasuk tipe yang haus akan status pacaran?"

"Lebih tepatnya, aku selalu ingin kehadiran seseorang yang bisa kuajak berbagi segala hal. Entah itu pengalaman atau perasaan. Itu saja!"

"Wah, tipe cowok-cowok secret, nih?" Ucap Intan diiringi tawa pelan yang membuat Senja ikut tertawa bersamanya.

"Oh iya, Ntan, hari ini mau pulang bareng gak?" tanya Senja tiba-tiba yang membuat Intan menoleh dan menatapnya dengan alis bertaut. "Mau ya?"

"Bentar ya Kak," Intan berdiri dan menghadap kearah tembok yang tak jauh dar tempatnya berada. "LEO, TANIA, KELUAR DARI TEMPAT PERSEMBUNYIAN KALIAN!"

Setelah teriakkan Intan berakhir, dari arah tembok itu munculah dua kepala yang sedang menampilkan senyum lebar yang terlihat seperti ringisan. Dengan gerakkan takut-takut, dua orang berbeda gender itu berjalan menghampiri Intan yang tersenyum miring dan Senja yang menatap kedua orang itu dengan bingung.

"Udah puas ngupingnya tadi, kan? Bisa kalian jawab pertanyaan Kak Senja barusan?" ucap Intan dengan sedikit ditekan dan mata melotot mengisyaratkan mereka kurang lebih seperti, 'cepat bilang jika kalian ada urusan sama aku dan jangan biarkan aku diantar pulang olehnya!'.

Tania dan Leo saling melirik lalu tersenyum licik bersamaan. Intan yang melihat hal itu menggigit bibirnya kuat dan menyiapkan diri untuk segala hal terburuk. Terkadang, mereka berdua bisa sangat kompak walaupun sering bertengkar, batin Intan dalam hati.

"Kalau Kak Senja mau antar Intan pulang, silahkan saja, Kak! Kita berdua mah rela-rela aja. Sekalian aja Kak jemputin dia juga atau ajak jalan-jalan. Kasian dia jones," ucap Tania dengan menggebu-gebu. Senja tertawa dan mengangguk-angguk, "saya bisa memberikan info-info menarik seputar Intan kalau Kak Senja mau!"

"Tania!" seru Intan sambil menatap perempuan itu tajam. Tapi, seperti tidak terjadi apa-apa, Tania dengan lancarnya menyebutkan alamat tempat tinggal Intan beserta warna cat rumahnya.

"Terima kasih info lengkapnya, Tania."

"Sama-sama, Kak Senja!" ucap Tania bersemangat yang membuat Senja mengacak ringan rambut pendek sahabat terdekat Intan tersebut. Intan memutar mata jengah dan mencoba menjauh dari tempat itu. Tapi, Leo bergerak lebih cepat menahan lengannya.

We Are (EX) LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang