Gue Gak Apa-apa

431 33 0
                                    

FLASHBACK: ON!

"Karamel, ada yang mau gue bicarain sama elo."

Lilo yang sedang menandatangani kertas-kertas didepannya menoleh dengan wajah datar saat mendengar suara yang cukup familiar untuknya belakangan ini. Haris memasuki ruangan Lilo saat perempuan itu hanya mendengus pelan lalu melanjutkan kerjaannya lagi.

"Ada perlu apa?" tanya Lilo tanpa melihat Haris yang sudah berdiri didepannya, melirik sedikitpun tidak. Lilo hanya terlanjur kesal dan sakit hati kepada Haris, apalagi begitu mengetahui kalau orientasi seksual Haris ternyata tidak normal. Hal yang entah kenapa membuat Lilo sedikit tidak terima dan nyesek.

"Gue mau berhenti. Yah, walaupun masih tinggal beberapa hari lagi, tapi gue ngerasa kalo elo gak nyaman ada gue disini. Iya, kan, Karamel?" tanya Haris dengan tawa kecil diakhir kata. Lilo menggenggam pulpen ditangannya dengan erat, kepala Lilo semakin menunduk tak ingin melihat wajah lelaki yang tengah menarik kursi dan duduk didepan meja kerja perempuan itu.

"Sebelum itu, gue mau nanya satu hal dulu sama lo." Lilo mendongak pelan dan wajahnya langsung memerah begitu wajah Haris begitu dekat dengannya. Reflek Lilo memundurkan kursi kerjanya hingga terjungkal kebelakang.

GEDUBRAK!

Bunyi nyaring dan terdengar sangat menyakitkan memenuhi ruangan Lilo yang hening. Lilo mengaduh kesakitan merasakan tubuhnya nyeri karna terjungkal seperti tadi. Tak lama wajah Haris yang terlihat khawatir merundukan menatap Lilo, membuat lelaki itu terlihat seperti raksasa dimata perempuan yang tatapannya tiba-tiba kosong. Ah, semoga saja Lilo tidak terbentur terlalu keras dan hilang ingatan seperti didalam drama-drama picisan.

"Lo gak apa-apa?" tanya Haris mengulurkan tangannya. Belum sempat Lilo menerima uluran itu, karna sedetik setelah mengulurkan tangannya, Haris menarik kembali ulurannya. Haris terlihat salah tingkah dan membuang wajah kesamping dengan raut penuh rasa bersalah.

"Gue gak apa-apa," ucap Lilo berusaha berdiri. Dalam hati, Lilo merasa sakit dan sedih. Penyebabnya Lilo pun tak tau, tapi yang jelas melihat Haris yang tak bisa disentuh olehnya membuat perasaan sakit, sedih, marah, dan hal negative lainnya berkecamuk. Padahal kan, Lilo bukan siapa-siapanya. Teman juga rasanya bukan.

"M-m-maaf, Karamel. Gue pergi sekarang, ada urusan mendadak." Dengan tergesa-gesa Haris pergi menjauh meninggalkan Lilo yang menghela nafas berat dan memandang pintu yang terbuka lebar dengan sedih.

→↔←

"LILO!"

Lilo tersenyum dan melambaikan tangan pelan saat melihat sosok Zahra dimeja pojok yang melambaikan tangan heboh kearahnya. Zahra sudah memesan minuman dan telah sisa setengah. Wajar saja, Lilo telat setengah jam dari waktu janjian.

"Maaf telat, tadi ada kesalahan sedikit di kafe." Zahra hanya tersenyum maklum dan menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan Lilo barusan. "Lama banget ya nunggunya? Padahal gue yang nentuin jam ketemu, tapi malahan gue yang telat." Lilo tertawa garing dan Zahra membalasnya dengan kekehan kecil.

"Santai aja Lo, gue juga gak lama-lama banget disini." Zahra berdehem sebentar dan kini atmosfer disekitar menjadi sedikit lebih berat bagi Lilo. "Gue juga minta maaf masalah waktu di LINE." Zahra menyesap minumannya hingga tandas.

"Kok rasanya atmosfer disini serius banget, ya?" tanya Lilo berusaha mencairkan suasana. Tapi, keseriusan yang terjadi tidak berkurang sedikitpun.

"Karna ini masalahnya memang serius." Zahra menatap Lilo tajam sebelum akhirnya menghela nafas berat. "Oh iya ada yang mau gue kasih tau sama lo. Gue juga gak tau jelasnya, tapi yang gue liat belakangan ini Haris terlihat galau dan uring-uringan. Ajaibnya, tuh cowok bilang mau bersentuhan dan merasa nyaman dengan perempuan lagi." Zahra menghirup nafas dalam lalu mengeluarkan dengan kasar. "Dan semua kejadian itu terjadi semenjak Haris mengenal lo."

We Are (EX) LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang