Percaya Deh Sama Gue!

469 37 0
                                    

FLASHBACK: ON!

Intan ingin sekali berlagak tidak peduli akan sikap manis bertubi-tubi yang Senja berikan padanya. Belum lagi Leo dan Tania yang malah berpihak kepada Senja dan hal itu membuat Intan merasa terkhianati. Ada satu hari, Tania mengatakan sesuatu yang membuat Intan menggetok kepalanya hingga benjol dua hari. Kira-kira seperti inilah kalimat yang diucapkan oleh Tania.

"Ini sih namanya sudah takdir, Ntan. Jika Fajar bukanlah seseorang yang pertama kali kamu lihat disaat fajar menyingsing. Mungkin, jawabannya adalah Senja yang akan menemanimu selalu hingga diumur senja kalian."

Tentu saja Intan jadi baper mendengar penuturan itu dan berakhir menyiksa Tania dengan brutal hingga perempuan itu menangis kesakitan. Ya, diam-diam Intan itu memang menghanyutkan. Seperti kejadian hari ini, entah kesambet dimana Intan mau menjenguk Senja yang tiba-tiba jatuh sakit. Padahal biasanya Intan paling anti dengan Senja dan selalu menjauhi lelaki itu kekita berusaha menggodanya.

"Tan, lo temenin gue nanti kerumah Senja, kan? Gue gatau rumahnya dimana," tanya Intan yang dibalas anggukan dari Tania yang sibuk mengkemas barang-barangnya kedalam ranselnya. "Gue heran kenapa lo bisa tau rumah Senja ya, Tan?" Pertanyaan polos yang keluar dari bibir Intan membuat Tania meringis pelan dan berjalan mendahului Intan.

"Apa itu penting, Ntan? Udah deh mending berangkat sekarang aja."

"Whatever deh," ucap Intan sekenanya lalu berjalan santai dibelakang Tania.

→↔←

"Kok gue jadi gak yakin gini, ya?" gumam Intan pelan yang enggan turun dari motor Tania. "Balik aja yok, Tan?"

"Lo apaan sih, Ntan? Udahlah kita masuk aja," ucap Tania menarik-narik tangan Intan agar mau turun dari motornya. "Percaya deh sama gue!"

"Musyrik percaya sama lo, Tan. Gue percayanya sama Tuhan yang Maha Esa aja!" seru Intan yang membuat Tania menatapnya datar lalu dengan sekali sentak menarik tangan Intan hingga perempuan itu hampir mencium tanah dibawahnya. "Jangan kasar sama gue kali, Tan. Lembut dikit gitu, bisa kali ya?"

"Gue sukanya yang kasar dan ganas! Ga suka yang lembut, soalnya gue nanti ga puas!"

"Gausah bikin ambigu gitu deh, Tan!" seru Intan kembali sambil menjitak kepala Tania didepannya hingga sang korban menjerit kesakitan.

"Lo mah tega sama gu-" ucapan Tania terputus saat ada suara kunci yang diputar dan pintu yang berderit dibuka. Spontan, Intan dan Tania menoleh kesumber suara dan tak jauh dari tempat mereka, sang tuan rumah yang tak lain adalah Senja sedang berdiri diambang pintu dengan wajah berkerut yang sedikit pucat.

"Ada apaan sih ini? berisik sekali didepan rumah orang," ucap Senja jengah. Namun ketika melihat orang yang membuat keributan adalah para anak didik sementaranya, membuat Senja tersenyum tipis dan menghilangkan wajah tak bersahabatnya beberapa saat lalu.

"Maaf Kak," ucap Tania diiringi tawa tak enak yang disusul anggukan pelan dari Intan dibelakang tubuh Tania. Senja yang menyadari keberadaan Intan disana tiba-tiba tersenyum cerah dan berjalan mendekat kearah dua perempuan itu. Ah, sepertinya Senja mendatangi Intan lebih tepatnya.

"Intan kangen sama Kakak, ya? Sampai mau repot-repot datang kesini," ucap Senja masih dengan senyumannya yang membuat Intan membuang wajah kearah lain. "Bener, kan?" senyum senja semakin lebar saat melihat wajah Intan yang merona samar.

"Ck, saya pulang saja deh sekarang," ucap Intan dengan cepat berbalik. Tapi, gerakkan Senja lebih cepat untuk menarik Intan. Entah karna tarikkan Senja yang terlalu kuat atau Intan yang tidak siap akan perlakuan itu hingga membuat tubuhnya limbung. Yang pasti karna itu sekarang Intan berada didalam dekapan Senja sekarang.

We Are (EX) LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang