Siapa Takut?

409 35 0
                                    

FLASHBACK: ON!

Lilo rasanya mau berdiam didalam ruangannya hingga enam hari kedepan. Sungguh Lilo tidak ingin melihat sosok Haris yang membuatnya uring-uringan semalam tidak bisa tidur. Membuktikan jika Lilo masih tidak mampu menghapus bayangan mantannya terdahulu, Hakim.

“Ih, bete banget sih ingat mantan mulu,” Lilo menjatuhkan kepalanya diatas meja kerjanya dan menatap datar tumpukkan kertas disampingnya. Sekilas, Lilo seperti lelah akan pekerjaan… padahal sih lelah mikirin mantan.

Karamel, are you okay?” Lilo tersentak dan dengan secepat mendongakan kepala. Didepan pintu Lilo melihat Haris yang bersender disisi pintu dengan tangan yang dimasukkan kedalam saku celana. “Tadi gue udah ketuk pintu tapi ga ada jawaban. Pas gue coba buka pintu, eh kebuka karna gak dikunci. Tau-tau liat lo frustasi aja,” Haris terkekeh dan berjalan santai memasuki ruangan Lilo.

Lilo mengatupkan bibirnya dan menelan semua pertanyaan yang belum sempat ia keluarkan, tapi sudah dijawab oleh Haris dengan lengkap. Dalam hati Lilo memuji kehebatan kadar kepekaan Haris disaat banyak lelaki diluar sana yang tidak bisa peka.

“Ada apa tiba-tiba kemari?” Lilo menyenderkan tubuhnya dikursi kerjanya yang nyaman.

“Hm, gue cuma bosan dan pengen ngobrol sama lo aja sih,” ucap Haris tersenyum tipis yang membuat Lilo mengernyitkan dahi dalam dan menatap Haris dengan tajam.

“Haris, lo disini dibayar buat kerja. Bukan malas-malasan dan seenaknya ngobrol,” Lilo menggerakkan tangannya dengan gestur mengusir. “Sana, kembali kerja lagi.”

“Gue kan seminggu doang disini. Lagian gue gak minta dibayar kok,” Haris tertawa pelan dan menatap Lilo dengan berbinar. “Kan 10 menit lagi istirahat tuh, gimana kita keluar buat jalan? Lumayan istirahat kita jadi 50 menit.” Sebutlah Haris bodoh karna mengajak manager sekaligus pendiri kafe untuk membolos. Bahkan Lilo sekarang menahan tawanya melihat tingkah Haris yang aneh dimatanya.

“Ga salah nih ngajak gue bolos?” Lilo berdiri lalu menolak pinggang dengan senyum terkulum menatap Haris yang mengerjap bingung. Dengan polos Haris menggeleng sehingga tawa Lilo pecah. “Gokil ah, jadi beneran pengen ngajak gue bolos nih?” tanya Lilo yang dibalas tatapan bingung dari Haris. Tak lama, Haris sepertinya menyadari sesuatu sehingga kini tertawa dengan cukup keras.

“Astaga, now I get it!” Haris berhasil meredakan tawanya lalu mengerling jahil kearah Lilo. “Greget banget ya gue ngajak atasan gue bolos?” ucapan itu disambut tawa dari Lilo yang pecah kembali. “Jadi, apa Ibu Manager mau ikut membolos dengan pekerja magangnya?”

Lilo tersenyum miring lalu mengangguk dengan kerlingan jahil, “Siapa takut?” setelah itu Lilo berlari kecil keluar ruangannya yang diikuti oleh Haris dibelakangnya menggeleng dan terkekeh melihat tingkah Lilo yang kekanakkan dimatanya.

→↔←

Lilo dan Haris kini sedang memakan pentol bakar ditaman kota dekat kafe. Mereka berdua memutuskan untuk bolos bekerja 10 menit, tetapi malah bingung mau kemana. Jadilah mereka sedari tadi berburu jajanan yang banyak dijual disekitar taman kota tersebut.

“Akhirnya malah kesini doang,” Lilo membuang tusuk pentolnya kedalam tong sampah didekatnya lalu mengambil setusuk pentol didalam plastik. “Gini nih kalo mau bolos tapi ga ada tujuan yang pasti,” setelah mengatakan kalimat tadi, Lilo melahap pentol bakarnya.

Haris tertawa mendengar ucapan Lilo sebelum membuang plastiknya yang sudah kosong ketong sampah. Dengan seksama Haris menatap wajah Lilo dari samping yang membuat perempuan itu agak terganggu. Haris menyipitkan matanya lalu menepuk tangan sekali dengan semangat. Lilo hanya diam tak mengerti dengan tingkah lelaki disampingnya itu.

We Are (EX) LoversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang