janji

346 15 8
                                    

"aaw!"

aku meringis untuk ke sekian kalinya. febri dan stephani yang mengobatiku. baru saja aku dan rendy sampai di rumah, tak lama kemudian, mereka datang. kelihatan sekali mereka sangat mengkhawatirkanku

kondisi ku memang mengkhawatirkan.

tubuhku penuh dengan luka sayatan yang memang tak cukup dalam. tapi rasa itu sakit sekali. nyeri di semua otot tubuhku. muka ku memar.

mmm.. aku tahu aku harus membalas apa yang kak shinta lakukan padaku. tapi ya sudahlah. lebih baik aku memikirkan bagaimana keadaan ku saat ini dulu.

"aaaaw!" jeritku lagi.

"gila ya! bener - bener gila tuh cewek! dia pantesnya masuk rumah sakit jiwa tau! " omel febri dari kemarin

"iya! gatau diri banget! dia robek -robek seragam lo ren! main-main piso segala! kalo sampe tuh piso malah masuk ke dalem badan lo gimana?? is dead kan??!" stephani menyambung

pusing. pala ku sakit kalau dengar mereka ngoceh mulu dari tadi. aku tau kalau kak shinta sudah keterlaluan. tapi semuanya ini malah membuat kepalaku masih sakit.

"naah udah!!" kata febri.

"yaudah. lo semua pulang aja" kata ku sambil merebahkan diri di kasur sambil meringis

"lo sama sapa dong?? mama papa lo kan lagi di luar kota: kata stephani

"gapapa kok.. bisa sama Rendy. udah malem nih. ga baikkalian pulang malem-malem" kataku

"bener nih?"

"iya" kata ku sambil tersenyum meyakinkan

"yaudah. kita pulang dulu ya ren. byee" kata febri sambil melambaikan tangan.

aku balas melambaikan tangan dari tempat tidur ku.

tak lama kemudian kamar ku jadi sepi.

mendadak aku terisak. menangis dalam diam. ku tengkelupkan wajahku di telapak tangan.

'hiks hiks' isakan ku mulai terdengar

kejadian tadi mulai merengut ingatanku.

aku ditampar

dipukul

ditendang

dijambak

seragam ku di robek menggunakan pisau sampai menyakiti tubuhku sendiri

disiram air es

disiram air garam

badanku sakit. hatiku sakit. baru kali ini aku dipermalukan seperti itu.

tiba-tiba aku merasakan tubuh ku ditarik oleh seseorang. sapa lagi kalau bukan rendy.

dia memasukan tubuh ku ke dalam pelukannya. aku terus terisak.

"sorry ya ngel" bisik rendy kepadaku

aku balas memeluknya erat. aku tak peduli dengan sakit yang kurasakan. aku hanya ingin menenggelamkan diri ku ke dekapannya.

"sekarang lo tidur ya ngel. gue bakal ada kok tidur di samping lo juga" kata rendy sambil melepaskan pelukannya lalu mendorong diriku untuk rebahan di kasur.

setelah itu dia juga tiduran di kasur. aku berbalik ke hadapannya. lalu tidur dalam rengkuhannya.

aku memejamkan mata. lalu kurasakan tangan rendy menghapus jejak air mata di wajahku. merapikan anak rambut yang jatuh di keningku. diterus kan dengan menyentuh luka di wajahku lalu luka sayatan di sepanjang tubuhku.

you are my loveWhere stories live. Discover now