woaw

330 8 1
                                    

halo loha

widiih udah berapa lama ya gue ga nongol? hehe..

kangen ga ama rendy? haha.. di part yang akan datang, gue bakal buat yang romantis hehe.. so.. ikutin terus yaa.

follow my twitter @veren_angelia

dann.. gue buat akun baru nih.

follow @favorit_novel . *diem-diem aja yaa gue admin nyaa hehe

~~~~~~~~~~~~~~

Veren POV

Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiing!

Suara jam weker membangunkan ku. Ku bangun lalu ku matikan alarm itu. Perlahan aku mendudukan tubuhku sambil meringis. Rupanya luka saat bermain voli masih nyeri. Tapi aku tetap ingin ke sekolah. Hari ini ada ulangan matematika. Dan aku tak mau melewatkan ulangan kali ini. Sudah cukup dengan melihat nilai-nilai yang aku punya, aku bisa tahu aku lemah di pelajaran itu.

Dengan perlahan aku masuk ke kamar mandi. Setelah aku ke kamar mandi aku berpakaian di kamar. Lalu aku melihat ke arah jendela. Ke arah rumah rendy

Kemana rendy kemarin? Well.. aku tahu rendy meninggalkan ku di rumah sakit dan aku tak mencegahnya. Lalu reni datang dan menjaga ku lalu mengantarkan ku pulang. Dan setelah pulang aku tertidur pulas sehingga tak bertemu rendy lagi. Semoga saja aku bertemu dia nanti

Aku mengambil tas lalu beranjak keluar kamar. Ke arah dapur untuk sarapan

Lalu aku melihat papa, mama dan kak vega sedang bercanda dengan seseorang di meja makan.

Rendy

“veren, ayo makan, nanti kakmu telat lho. Nih rendy juga ikut makan sama kita” kata mama hangat.

“ iya ma” jawabku lalu duduk disamping mama. Diseberang rendy

“hei ngel” sapa rendy sambil tersenyum

“hei ndy” kata ku sambil tersenyum juga

 Mama mengambilkan aku roti panggang coklat kesukaan ku. Aku mulai memakannya dengan lahap

“udah baikan kamu ren?” tanya papa

“udah kok pa. Tenang aja”

“kok bisa sampai begitu sih veren? Kamu main nya ga hati-hati ya? Kalo gitu terus kamu ga usah main voli lagi deh” kata mama paranoid

“aduuh mama ga usah norak gitu deh. Veren ga papa kok. Lagian itu kemarin veren nya doang yang ga hati-hati. Nanti kalo main voli lagi, veren janji lebih hati-hati”kata ku sambil bersungut-sungut. Gila aja kalo aku ga dibolehin main voli lagi. Yaa.. meskipun izin ga boleh main voli itu tisak bisa menghentikanku.

“iya tante. Saya janji veren ga bakal kenapa-napa lagi. Karna saya udah tau penyebab kemarin kejadian di lapangan voli itu karena apa” sahut rendy tiba-tiba

Deg! Apa maksudnya rendy? Penyebab? Apa maksudnya kejadian kemarin itu di sengaja?

“iyaa.. makasih ya rendy. Kamu emang temen veren yang paling bisa di andalin” kata mama tidak sadar maksud kata rendy.

“ya udah ya tante. Kita pergi ke sekolah dulu. Ayo veren. Permisi oom, tante, kak vega” kata rendy sambil memakai tas sekolahnya

aku mengikutinya setelah mengucapkan salam ke papa, mama, dan kak vega.

“jalan kaki ya ngel” kata rendy sambil mengulurkan tangannya kepadaku. Aku pun menerima nya.

“iya”kata ku sambil mulai berjalan ke arah sekolah.

Selama perjalanan itu berlangsung hening, sampai akhirnya aku memulai pembicaraan.

“mmm.. ndy” kata ku ragu-ragu

“apa?” kata rendy tetap menatap jalanan. Tapi bisa kurasakan pegangan tanganya semakin erat

“maksud lo tadi apa?” tanya ku sambil menatap dia lekat-lekat. Ku lihat langsung wajahnya berubah kaku. Pertanda dia menyimpan kemarahan.

Selama beberapa detik rendy terdiam, aku menghentikan langkahku. Lalu menyentuh lengannya

“rendy”

Tiba-tiba rendy menoleh ke arahku. Dia menatap tajam ke arahku, mencoba meneliti apakah aku baik-baik saja

“rendy jawab dong!” sahut ku keras

“pertandingan kemarin, disengaja” kata rendy singkat

Aku tak bisa menyembunyikan keterkejutkan ku walaupun hal itu sudah ku perkirakan.  Aku langsung menatap kembali ke jalanan. Melepas genggaman  lalu mulai jalan ke sekolah lagi. Aku menolak bertatapan dengan rendy.

Disengaja?? Sapa orang yang ga punya hati yang melakukan itu pada ku dan teman-temanku?? Berani sekali dia melakukan itu. Lagipula apa salah ku dan teman-teman sampai dia berani bertidak seperti itu?

Aku terus berjalan dengan pikiran campur aduk. Rendy yang ada di belakang mengikutiku tak ku gubris sama sekali.

Aku bukan orang bodoh yang tidak menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan kejadian di lapangan. Aku tahu bahwa topser itu sengaja secara tidak langsung melukai aku dan tim ku.

Tapi.. kalo mereka memang sengaja kenapa?? Apa yang mereka inginkan? Aku pikir hanya topser itu yang sengaja.. tapi nyatanya semua nya sudah direncanakan??

Tiba-tiba rendy menarik tangan ku.

“awas ngel” kata rendy sambil membawa ku menyebrangi jalan.  Lalu setelah sampai di tengah jalan, rendy memegang bahuku.

“gue janji ama lo, gue bakal nemuin orang di balik semua ini”janji rendy

“ta.. tapi.. kenapa? Kenapa mereka ngelakuin itu rendy?” kata ku sambil menatap rendy

“gue juga ga tau tapi gue janji bakal mencari tau” kata rendy yakin.

Dan entah kenapa aku merasa sangat amat beruntung mempunyai rendy

you are my loveWhere stories live. Discover now