pertengkaran sengit 2

528 7 2
                                    

rendy menemui ku di kelas sewaktu aku mau memakan bekalku. aku hanya menatapnya dengan tanda tanya.

"ngel, lembaran ekskul lo taruh mana?"  tanya rendy

ini orang ga salah nanya? kok nanya ke gue? emang gue seksi kesiswaan

"mana gue tau. gue kan ga ngurusin gituan" kata ku

"lho, katanya gusti, rene nyerahin ke lo?" kata rendy bingung

ku lihat rene memasuki kelas

"itu rene" kata ku

"rene, lembaran ekskul ama sapa?" tanya rendy

"sama lo ren" kata rene sambil menunjuk ku

apa sih? aku ga menerima apapun

"gue ga nerima apa-apa" kataku polos

"lho? padahal gue udah nitip temen gue buat ngasih ke lo ren" kata rene

"nitip ke siapa?" tanya ku

"ke heni" jawab rene

kok aneh sih. kenapa ga ada yang bilang apa-apa ke gue. aku langsung menutup bekalku, lalu mencari heni. rendy mengikutiku.

kenapa perasaan ku ga enak gini??

sewaktu aku sampai di depan kelas heni, aku melihat anak-anak melihat ke arahku.

disitu aku melihat heni.

"heni" kataku

"ya?" kata heni bingung

"lembaran kertas ekskul kok ga dikasih ke gue?" tanya ku.

"oh iya ren, gue kasih kak shinta" jawab heni

"lha?? kok lo kasih ke dia? kan disuruhnya kasih ke gue? kata ku

"abisnya, tadi gue dicegat sama kak shinta" kata heni tampak merasa bersalah

"jadi sekarang ama kak shinta?" tanyaku memastikan

"iya" kata heni sambil mengangguk

"ya udah" kataku sambil berlalu. tapi''

"veren" panggil heni memanggilku lagi

aku menoleh

"lo udah liat berita selembaran lo?" tanya heni takut-takut

"selembaran apa?" tanya ku bingung

"lo liat aja papan pengumuman di depan gerbang sekolah. sabar ya ren" kata heni sambil menatapku

aku langsung menuju ke depan gerbang sekolah. setengah berlari.

ada apa ini??

entah kenapa aku merasa takut. tangan ku mulai dingin.

aku melihat anak-anak melihat ku. mengawasiku.

aku khawatir. apa yang sedang terjadi??

tangan ku digenggam seseorang. rendy. aku menoleh ke rendy  dan melihatnya menatap lurus ke koridor.

tapi aku merasa dia meremas tangan ku pelan. aku merasa damai. dia menghangatkan tanganku yang sudah mulai dingin. kekhawatiran ku pun redup.

dan saat kami tiba di gerbang, aku terbelalak menatap tulisan itu.

terlihat berlembar-lembar kertas hvs. di tulis dengan tinta merah.

VEREN TIDAK PANTAS MENJADI WAKIL KETUA OSIS!

disitu ada foto muka ku dengan tinta merah dicoret besar-besar

VEREN TIDAK BECUS MENGERJAKAN TUGAS!

you are my loveWhere stories live. Discover now