"awwwww" jeritku menahan sakit
aku sedang diobati rendy di uks. sewaktu aku menyampaikan 'ejekan' ku kepada kak shinta, aku langsung ditarik rendy di uks. aku tak sadar, palaku berdarah banyak. sampai ke seragam malah
rendy daritadi diam saja. dan aku tak tahu dia kenapa. rendy mengobati luka di kepalaku lebih hati-hati
"haduuh" ringis ku tiba-tiba.
kenapa palaku jadi pusing gini
tampaknya rendy menoleh ke arahku. dia mengguntin perban yang ada di kepalaku.
"napa?" katanya sambil menatapku
"pala gue, napa jadi sakit gini" tanya ku
rendy hanya diam menatapku. dia menghela nafas panjang. aku hanya menatapnya sambil memegangi kepalaku.
"napa lo?" tanya ku. tiba-tiba..
rendy memelukku. dia memelukku. kenapa sih dia??
perlahan aku melepaskan tanganku dari kepala lalu balas memeluknya.
dia memelukku erat. hmm.. pelukannya sangat hangat. aku sungguh nyaman.
"rendy" panggilku sambil bergerak melepas pelukannya
"jangan angel. biarin kayak gini" kata rendy menahan ku
kenapa dia? kenapa sekarang dia terlihat... lemah
aku hanya diam saja. aku membiarkan palaku di dadanya. aku mencium parfum rendy. wangi yang sangat kukenal
"gue hampir kehilangan lo ngel" kata rendy tiba-tiba
hah??
"gue ga mau itu terjadi ngel" kata rendy lagi
ini anak kok makin ga jelas??
"maksud lo ndy?" kata ku
dia lalu melepaskan pelukannya. aku menatap dia. dia tersenyum.
"lupain kata-kata gue tadi. lo ga napa-napa kan?" kata rendy
dih? aneh sangat ini anak. napa sih?
"hmmm.. udah ga apa-apa ndy" kataku.
"ya udah. ayuk kita ke kelas" kata rendy sambil mengangsurkan tangannya ke arahku.
tapi aku hanya bergeming
"napa?" tanya rendy
"gue ga mau ke kelas akh. baju gue.." kata ku sambil menatap seragamku yang amburadul itu
rendy seakan mengetahui kebimbangan ku. dia lalu membuka kancing kemejanya
"eh, lo mau apa?" kataku panik. bukannya takut rendy macem-macem, cuma kalo dia ga pake baju daleman..
"lo pake baju daleman ga ndy? gue ga mau ya liat lo mejeng badan lo di depan anak-anak di sekolah" omelku
rendy menahan senyuman. dia membuka kemejanya lalu menyampirkannya padaku
ooh.. ternyata dia memakai kaos obong putih
"nih, lo pake ini aja. gue kan masih pake kaos. nanti gue lapor ke guru piket" kata rendy sambil mengangsurkan kemejanya
"kalo lo pake kaos putih aja boleh, berarti ga usah. gue masih pake singlet kok, gue pake itu aja" kata ku sambil membuka kancing kemejaku
namun, rendy langsung menahan tanganku, lalu kembali memakaikan beberapa kancing yang sudah terbuka.
"jangan macem-macem deh. cewek lebih menarik perhatian daripada cowok" kata rendy sambil menatap ku tajam
aku hanya cemberut
"tapi kan kemeja lo gedee ndy" kata ku
"so, lo mau mamer gitu di sekolah, dada lo yang besar?" goda rendy sambil tersenyum padaku
mukaku memerah. aiih malu berat. tanpa babibu lagi aku langsung melempar bantal uks ke muka rendy
"RENDY MESUUUUUUM!!!" teriakku
sementara rendy malah kabur entah kemana
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
setelah aku berada di kelas, kelas ribut. kulihat susan, febri, dan stephani menghampiriku.
"pala lo ga apa-apa kan ren?" tanya susan
"ga apa-apa. tenang aja" kataku
"keterlaluan banget mereka ren" kata febri kesal.
aku hanya diam
"pokoknya lo harus hati-hati ren. takutnya dia bisa buat yang lebih parah dari itu" kata stephani memperingatkan
"iyaa.. makasih yaa" kata ku sambil tersenyum.
aku, tak pernah takut dengan mereka, kataku dalam hati.
hingga aku menyadari, itu bukn seberapa dari apa yang akan terjadi nanti...
___________________________________
mohom maaf lahir dan batiin readeeeers
YOU ARE READING
you are my love
Teen FictionVeren, murid yang baru masuk SMA ini harus melewati berbagai tantangan persahabatan dan berbagai lainnya. Rendy, sahabatnya dari kecil, selalu melindunginya dari berbagai hal apapun. bagaimana kisah kedua remaja ini?