aku berbaring di ranjang. aku lelah. amat sangat lelah. sebenarnya aku senang, karna acara bazar amal berlangsung dengan sukses. itu bisa dilihat dari omset penjualan yang didapatkan dengan modal yang dikeluarkan
aku juga mendapat berbagai ucapan selamat, dan beberap[a memuji kesiagaan ku sewaktu bagian keamanan sempat tak terkendali
setelah aku melakukan penutupan, aku pulang. aku sengaja meminta kak vega, kaka laki-lakiku, menjemputku di sekolah. supaya aku tak pulang dengan rendy
aku menghela napas panjang.
rendy. aku masih tak bisa menemukan jawaban. kenapa rendy marah padaku.
cuma gara-gara aku berkenalan dengn ray?? hei itu sama sekali tak masuk akal! selama ini rendy tak pernah membatasi aku berteman dengan sapa saja. tapi kenapa kali ini..?
tak terasa sewaktu aku memikirkan jawaban yang tak terwajab itu, aku jatuh tertidur..
~~~~~~~~~~~~
sebelum aku pergi ke sekolah, aku sarapan dulu di meja. sewaktu aku turun, aku melihat rendy sedang ngobrol dengan keluargaku.
iiish, ngapain dia disini?? caper banget!
"tuh anaknya. ayuk veren, sarapan dulu" sahut mama
rendy menoleh ke arahku. aku melihatnya acuh tak acuh
aku duduk di sebrang rendy. tepatnya disamping mama.
mama mengolesi rotiku dengan selai coklat kesukaanku.
"veren, papa dengar dari rendy acara mu sukses di sekolah?" kata papa
"gitu deh pa" sahutku malas sambil memakan rotiku.
"papa senang kamu bisa buat acara seperti itu, papa sangat bangga padamu." kata papa bangga
"ya pa. makasih" kataku sambil menghabiskan rotiku
"aku pergi dulu ya semuanya" kataku sambil berdiri
"lho? kamu ga bareng rendy ver?" tanya mama
"ini aku juga mau pergi kok tan. permisi ya" kata rendy sambil menyampirkan tas di bahunya. dia lari mengejarku, sementara mama dan papa terlihat bingungdengan sikap ku.
"heii" kata rendy sambil menarik lenganku. untung saja kita sudah di depan rumahku
"apa?" kata ku malas
"lo masih marah sama gue?" tanya rendy
"menurut lo?" tanya ku
"jangan gitu dong jawabnya" balas rendy
aku menghela napas panjang.
"bisa lo lepas tangan lo?" kataku sambil melirik tangan rendy yang masih memegang lenganku
"ga. gue mau ngomong ama lo" kata rendy sambil menatapku lekat-lekat.
"..."
"lo masih marah ama gue?" tanya rendy
"emang gue bisa marahan lama ama lo?" tanyaku sekaligus jawabku
rendy tampak terkejut mendengar perkataanku. lalu dia tersenyum dan melepas pegangannya. aku pun berjalan kearah sekolah.
rendy menarik sepeda yang bersender di pagar rumahku lalu menyusulku.
"jadi, lo ga marah ama gue lagi nih?" tanya rendy
aku hanya diam
"lo ga marah ama gue ngel?" tanya rendy
aku berhenti dan menatap cowok di depanku ini dengan malas. bawel banget sih?!
"denger ya rendy. gue udah ga marah lagi sama lo. gue maafin lo. tapi kalo nanti lo kayak gitu lagi, marah-marah ga jelas, gue ga akam maafin lo lagi, sebelum lo kasih tau kenapa lo kayak gitu" jelasku
rendy hanya tersenyum lembut.
"so, maukan kamu menaiki tumpangan sederhanaku ini angel?" tanya rendy
tanpa berkata-kata, aku menaiki sepeda rendy dan rendy langsung ngebut ke sekolah. lalu kami tertawa bersama-sama
~~~~~~~~~~~~~~~
aku sedang membawa dokumen penting osis, ketika kak shinta, tahu-tahu datang kearahku dan sengaja menubrukku keras. alhasil, dokumen-dokumen itu jatuh berserakan.
"heh! lo jalan liat-liat dong" semburku.
"ups, sori, gue ga liat tuh ada lo." kata kak shinta santai.
aku hanya mendengus kesal.
"denger ya wakil ketua osis yang terhormat, lo ga bakal hidup tenang setelah apa yang lo lakuin ke gue" bisik kak shinta lalu pergi bersama gengnya.
aku tak peduli.
sehingga aku tak sadar, banyak kejadian rumit menantiku...
______________________________________________________
halo lohaaaa..
part ini pendek banget yaa.. tapi part yang akan datang akan seru-seru..
mungkin kalian akan melihat beberapa kesamaan cerita yang akan terjadi dengan novel yang kalian baca.
aku memang sengaja mengambil beberapa konflik, sementara dialognya aku karang sendiri.
take care
YOU ARE READING
you are my love
Teen FictionVeren, murid yang baru masuk SMA ini harus melewati berbagai tantangan persahabatan dan berbagai lainnya. Rendy, sahabatnya dari kecil, selalu melindunginya dari berbagai hal apapun. bagaimana kisah kedua remaja ini?