perdamaian

482 8 0
                                    

Loha halooo ^ .^

Maaf agak lama update nyaa

Karna internetnya eroor.. bener-bener ga bisa kebuka padahal idenya udah numpuk, maksa keluar

Hehehe

Enjoy this story

Follow my twitter @veren_angelia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aku melangkah tergesa-gesa ke arah ruang osis. Gara-gara ngeladenin ray kutu kupret itu, aku jadi telat.

Aku membuka pintu ruang osis dengan tergesa-gesa. Kulihat semuanya sudah pada ngumpul kecuali aku. Padahal aku yang akan memimpin rapat ini.

“sorry telat” kata tu

“slow aja ren” kata salah satu anggota osis.

Kulihat rendy menatap ku dalam diam. Apakah dia sudah tahu tentang ray? Mungkin iya, kalau melihat betapa ‘gempar’ nya anak cewek.

Aku tahu apa yang ada dipikirannya. Dan jujur itu membuatku risih. Apakah dia akan menanyakanku berbagai pertanyaan? Aku tak tahu. Tapi aku dapat memastikan kalo cepat atau lambat hal itu pasti akan terjadi.

Aku mencolok flashdisk ku di laptop sekolah, membuka bahan presentasiku kali ini

Aku tak berani melihat penampilanku.

Seragamku yang tadi terlipat rapi, aku sengaja keluarkan. Blaserku sudah ku ikatkan di pinggang supaya menutupi rok ku yang sobek.

Jadi dengan seragam baju yang dikeluarkan, dasi yang menjuntai dengan asal, rok sekolahku yang sedikit di atas lutut, dan blasser yang menjuntai di pinggang, membuat ku tidak terlihat seperti wakil ketua osis. Melainkan seorang anak murid yang tidak tahu aturan berpakaian

Berbeda dengan rendy. Dia tampak cool. Apa memang setiap saat dia kelihatan cool??

Blasernya tidak dikancingkan. Lengan blaser itu dia lipat asal sampai siku. Dasinya juga sudah dia longgarkan. Hmmmm.. cool

“oke, ini rencana gue.....” lanjutku sambil menjelaskan presentasiku ke anggota osis lainnya

~~~~~~

Aku selesai mepresentasikan rencanaku. Osis pun bubar. Anggota osis lainnya pun pulang. Di ruang osis tinggal aku dan rendy. Rendy sepertinya menunggu aku beranjak pergi. Namun aku hanya diam saja sambil mencopot flashdisk ku dari laptop sekolah.

Aku malas dengan rendy. Apalagi soal kemarin, dia sama sekali tak menjelaskan apa-apa kepadaku. Aku tak masalah sebenarnya. Aku memang hanya ingin mendiamkannya saja.

you are my loveWhere stories live. Discover now