love

404 11 0
                                    

 Aku membuka mataku. Hmm.. sudah berapa lama aku tertidur?

Aku menengok ke orang di sebelahku. Rendy.

Aku bangun dari posisi tidur ku lalu menempelkan lengan tangan ku ke dahi rendy.

Hangat. Rupanya sudah tidak panas. Aku  pun menarik napas lega. Sepertinya rendy sudah tidak sakit lagi. Lebih baik aku bikin bubur untuk nya.

Aku lalu menyelimuti rendy, turun ke dapur lalu membuat bubur.

Aku ambil dari kulkas ayam dan seledri. Aku siapkan beras dan beberapa bumbu lainnya. Yaa sebenarnya membuat bubur adalah hal yang mudah.

Selagi memasak bubur aku merenung.

Lagi-lagi aku dan rendy  tidak masuk sekolah bersamaan. Teman-teman curiga ga ya kami bolos sekolah bersama-sama? Yaa memang hal yang biasa melihat kami selalu bersama-sama.

Kenapa ya hatiku dag dig dug pas tadi di kamar rendy waktu aku menimpa tubuh rendy? Padahal dari kecil kami sering berdekatan seperti itu. Aku juga khawatir sewaktu melihat rendy sakit. Padahal dulu waktu rendy sakit aku malah ketawain dia.

Dan..

Aku juga senang sewaktu aku tidur bersama dia tadi. Senang dan ingin terus memeluk lengannnya yang kokoh. Aku merasa terlingdungi...

Tiba-tiba kurasakan lengan kekar melingkari pinggangku..

“hei, udah dibilang jangan ninggalin gue juga” suara lembut rendy sedikit merajuk

Deg!

Lagi-lagi aku merasakan deg deg an yang ga ku kenali ini. Oh cmon, ada apa dengan mu jantung?

Untuk menetralkan perasaan ku, aku sibuk mengaduk-ngaduk bubur.

“oii, kok gue malah dicuekin? Sini deh” kata rendy sambil mengambil centong untuk mengaduk bubur.

“lho kok malah di ambil sih?” kataku protes.

“jawab dulu pertanyaan yang tadi”

“rendy serius deh. Nanti hangus buburnya, kan ini buat lo juga” kata ku.

Duh, ini tangan kenapa ga mau minggir sih dari pinggangku?

Tak kusangka rendy malah mengencangkan pelukannya. Lalu mengangsurkan centong ke arah ku.

“nih”

Ku ambil centong itu, mengaduk sedikit lalu mematikan kompor.

“misian dong, mau ambil piring nih. Demen banget nempel-nempel kayak prangko”

“jadi ga boleh nih?”

“gak!”

“pelit”

“biarin. Lepasin dong”

“pliss.. bentar aja kayak gini” kata rendy tiba-tiba menjadi lembut

Aku diam. Ya ampun aku deg deg an lagi. Sekarang aku berharap rendy ga mendengar detak jantung ku yang sedang berpacu cepat.

Tapi, sementara pikiran ku sibuk dengan jantungku, aku merasa nyaman. Bisa bersender di dada rendy dan mendekam nyaman di pelukannya yang hangat, aku merasa senang dan tidak ingin menganti posisi.

“angel”

“apa?”

“makasih ya”

“buat?”

Tiba-tiba rendy membalikan tubuhku. Kami berhadapan. Lalu dengan lembut dia mencium kening ku.

“makasih buat semuanya”

“semuanya?” tanya ku sementara tanganku melingkari lehernya

“iya. Lo selalu ada buat gue pas gue lagi sakit, kesel, dan selalu ada disamping gue dari dulu sampai sekarang”

Cup!

Kecup ku di pipinya

“makasih juga rendy” kataku sambil tersenyum.

Dan sore itu kami habiskan berdua. Tersenyum dan tertawa.

Dan bodohnya aku...

Aku belum menyadari perasaan ku yang sesungguhnya...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Loha haloo

Gue dateng lagi

Setelah sekian lama gue ga upload ceritanya

Bosen kan? Sepi kah?

Kan gue kemariin ga janji bisa deadline cepet hehe.. apalgi gue lagi galau dan ga bisa mikir plus ga bisa upload dengan bebas.

Thank you yang udah mau baca dari dulu sampe sini. Gue seneng banget

Juga udah yang mau vote plus coment. Itu gue perluin banget soalnya.

Hahaha

Jangan lupa koment ama vote yaaa guuys ;)

oh ya ama cerita gue yang my princess.. sori yaaaaaaaak.. belum bisa upload kaka hahaha

you are my loveWhere stories live. Discover now