~

456 11 1
                                    

halo lohaa ^.^

authornya balik lagi. setelah sekian lama itu ide ngumpet ga tau kemana.. akhirnya ketemu juga ^.^

sengaja nih ga mau liat jumlah vote dan comment. sedihdotcom T.T

okee deh..

take care and enjoy this story ^.^v

follow my twitter @veren_angelia

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

aku berjalan menuju rumah. hari ini aku pulang sendiri dengan jalan kaki. rendy sedang ada rapat dengan anggota basketnya. jadi aku memutuskan pulang sendiri tanpa memberitahu rendy terlebih dahulu.

tiba-tiba hp ku bergetar..

"ya?" sapa ku di telfon

"ngel, lo dimana? kok gue cariin dari tadi ga ada sih?" sahut orang di seberang sana dengan nada khawatir.

orang itu adalah rendy. sapa lagi orang yang memanggilku dengan sebutan 'angel'

"lagi jalan pulang ke rumah rendy" jawabku sambil menghentikan langkahku

"oke. lo tunggu disana. gue jemput lo sekarang juga"

sebelum aku sempat berbicara, dia sudah memutukan telefon

dengan lunglai aku berjalan ke arah trotoar. aku duduk disana menunggu rendy.

pikiranku kemana-mana..

sesudah insiden di 'taman' itu, rendy menjadi parno, hiperbolis, atau apalah namanya itu. dia seperti tak mau aku sendiri. padahal Ray nya sendiri tidak pernah menunjukan batang hidungnya setelah pulang dari rumahku itu. aku tidak bertemu lagi dengannnya. dan itu membuat ku lega

tapi tidak dengan rendy. dia seperti ketakutan aku dekat-dekat dengan mahluk bernama ray itu. padahal ray nya sendiri tidak tau dimana. dia mengikutiku kemanapun aku pergi. aku bingung apa yang harus kulakukan. sampai kapan dia mau bersikap seperti itu

belum lagi sikap kak shinta yang sudah tidak menerorku. dan itu membuat aku merasa nyaman kembali di sekolah. tapi aku merasa keanehan yang mengganjal

aku merasa tidak nyaman dengan perasaan aneh ini. merasa semua tidak wajar

dengan ray yang menghilang entah kemana, sikap rendy yang hiperbolis, kak shinta yang...

"angeel, haloooow" kata rendy mengagetkanku

aku tersentak. ini anak gangguin orang lagi mikir aja sih

"apa??" kata ku ketus

"apa deh bengong mulu daritadi. ayo naik. lo mau sampe kapan bertelor disitu?"

aku naik ke boncengan sepedanya. dia melaju sepeda tanpa berkata ba bi bu lagi. tak lama kemudian kita sampai di rumah.

"rendy" sahutku setelah aku turun dari boncengannya

rendy tak menyahut. cuma menatap ku dengan pandangan bertanya

"lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi kepo?"

"maksud lo?"

"iya. sesudah kita ketemu ray itu, lo jadi aneh. lo jadi hiperbolis. seolah gue bakalan kenapa-napa kalo gue ga deket ama lo" sahutku kesal

rendy hanya diam di sepedanya

"lo takut gue deket ama ray?"

"..." rendy hanya diam tanpa mengalihkan pandangan matanya kepadaku.

"jawab gue. lo napa mendadak bisu gitu?"

"..."

"gue tau lo takut gue kenapa-napa. tapi plis deh ndy, ray itu ga ada disini. dia ga tau kemana. jadi jangan bersikap seolah gue masih anak kecil yang perlu lo lindungin" semburku

"..."

"lagian, gue juga bisa jaga diri kok. gue udah sma. bukan anak tk yang dulu lo belain di depan anak-anak!!" kataku lalu berlari masuk ke dalam rumah

sementara rendy masih diam termatung di depan rumah angel. tak menyangka dia bakal menerima perkataan angel yang seperti itu

you are my loveWhere stories live. Discover now